Dakwah Progresif Prespektif Alqur’an

Catatan Chalimatus Syuroyyah dkk, Mahasiswi/wa PAI FTK Uinsa.

Inilah catatan kecil kelompok kami :
1. Auliya Nabila (06030121075)
2. Chalimatus Syuroyyah (06020121039)
3. Izazul Syal Sabillah Purnama (06020121048)
4. Jelita Sahl Firdausi (06020121050)
5. Arifatun Azizah(06020121035)
6. Umrotus sholikah (06020121072)
Ke 6 mahasiswi/wa ini dibimbing langsung oleh Ust. Yahya Aziz Dosen Public Speaking FTK Uinsa, dalam tugas materi public speaking dengan meresensi buku berjudul : “Dakwah Progresif Dalam Prespektif Alqur’an”.

1. Judul Buku : Dakwah Progresif Perspektif Al-Qur’an
2. Penulis : Prof. Dr. H. Aswadi, M.Ag
3. Penerbit : Zifatama Jawara
4. Tahun : 2023
5. Kota : Sidoarjo
6. Jumlah Halaman : 162

Buku “Dakwah Progresif Perspektif Al-Qur’an” ini berisi kajian tematik yang mengikuti kerangka kerja yang ditawarkan oleh al-barmawi dalam karyanya al-Bidayat fi Tafsir al-Mawdu’iy: Dirasat Manhajiyat Mawdu’iyyah. Sedangkan, teknik penertiban ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan turunnya wahyu mengikuti pola kerja tertib nuzul surah-surah dalam al-Qur’an yang ditawarkan oleh Muhammad ‘Izzah Darwazah dalam karyanya al-Tafsir al-Hadis: al-Suwar Murattabat Hash al-Nuzul, kemudian dikonfirmasikan dengan karya Muhammad Fuad Abd al-Baqi dalam karyanya al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an untuk melihat satuan ayat makiah dan madaniahnya dengan tanpa mengabaikan tinjauan dari para mufassir lainnya.

Selain kajian tentang dakwah, buku ini juga membahas beberapa tema yang identik dengan dakwah, seperti nubuwwah, risalah dan tabligh beserta keterkaitan satu dengan lainnya dalam al-Qur’an. Dakwah progresif dalam arti tahap kemajuan dakwah adalah sangat cocok untuk tafsir tematik yang memper-hatikan tata urutan turunnya wahyu, sehingga tahap-tahap dakwahnya akan dapat diketahui tingkat perkembangan dan kemajuannya.

Buku ini terdapat 5 bab.
– Bab 1 Pendahuluan: memfokuskan perhatian pada al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang sekaligus sebagai rujukan utama dalam tulisan ini. Dengan kata lain, bagaimana al-Qur’an mengungkapkan dakwah dengan berbagai problematikanya, terutama kajian dakwah perspektif al-Qur’an sesuai dengan masa turunnya wahyu, atau dengan kata lain dapat disebut dengan istilah dakwah progresif. Dengan demikian istilah dakwah progresif dan kajian dakwah perspektif al-Qur’an secara kronologis keduanya sama-sama memiliki karakter dan tahapan-tahapan edukatif dan perbaikan secara bertahap, berjenjang, kemajuan dan berkelanjutan. Dimensi kajian ini adalah menempatkan pada metode tafsir tematik lafzi yang antara lain juga memperhatikan pada masa turunnya wahyu. Kajian ini akan menyajikan sebuah gambaran yang bersifat umum dan konprehensif mengenai hakekat dakwah menurut al-Qur’an dengan berbagai aspeknya berdasarkan tinjauan masa turunnya wahyu maupun tinjauan secara historis dan metodologis. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif.

-Bab 2 Terminologi Dakwah Dalam Al-Qur’an: pada bab ini berisi macam-macam term dakwah. Juga terdapat pengertian bahwa kata dakwah menurut al-Qur’an selain digunakan dalam arti mengajak kepada kebaikan yang pelakunya adalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman dan beramal salih. Sementara dalam bentuk ism, kata dakwah itu berarti seruan dan permohonan. Sehubungan dengan dakwah, maka beberapa kata tersebut terutama bila dilihat dari segi penggunaannya dalam konteks ayat-ayat al-Qur’an, maka tampak kesemuanya itu lebih tertuju kepada ajakan (mengajak) tentang kebaikan, terutama jika dilihat pada penggunaan ayat-ayat dakwah
dalam al-Qur’an, misalnya ayat 104 surat Ali-Imran. Al-Qurtubiy menyatakan bahwa orang yang berdakwah umumnya sama seeeti menjalankan amar makruf nahi munkar.

Selain berisi tentang term dakwah, juga ada istilah-istilah dalam al-Qur’an yang dapat diidentikkan dengan term dakwah di antaranya ialah term nubuwwah, risalah, tabligh dan dengan berbagai kata jadiannya. Term-term ini selain mengandung arti seruan, tugas para nabi dan rasul, juga mencakup makna penyampaian pesan maupun berita yang bermanfaat. Kemudian tiga terma ini akan dicari titik temu dan keterkaitannya dengan terma dakwah. Secara berurutan, nubuwwah yang terpola menjadi bentukan kata al-nabiyyu berkedukan sebagai pembawa berita dan risalah, sementara risalah yang terpola menjadi bentukan kata arsala berkedudukan sebagai aktifitas penyampaian, dan untuk kata da’wah yang terpola menjadi kata da’iyan (berkedudukan sebagai da’i maupun juru dakwah di jalan Allah dengan izin-Nya, sekaligus menjadi juru penerang yang dapat memancarkan cahaya bagi semua lapisan masyarakat sebagaimana diisyaratkan dalam QS. al- Ahzab [33/90]: 45-46. Sedangkan, untuk terma risalah terpola menjadi kata al-rasul, yang berfungsi sebagai pelaku penyampaian pesan atau amanah-amanah dari Allah Swt sebagaimana tersebut dalam QS al-Maidah [5/112]: 67; QS al-Maidah [5/112]: 92 dan QS al-Maidah [5/112]: 99.

– Bab 3 Epistemologi Dakwah Dalam Al-Qur’an: Bab ini menerangkan pelaku atau pelaksana dakwah adalah mencakup setiap muslim dari seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali baik laki-laki maupun perempuan sesuai dengan tingkat dan kadar kemampuan masing-masing, kapan dan dimanapun mereka berada sedangkan mitra atau penerima pada dasarnya adalah seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Materi dakwah pada dasarnya adalah ajaran agama islam secara keseluruhan. Metode dakwah dalam al-qur’an ada 3 yakni dengan bentuk bil hikmah, bil mauidhoh hasanah, dan bil mujadalah. Seorang dai harus menyesuaikan materi dakwahnya dengan objek yang dihadapi agar dakwahnya dapat berhasil, yang patut dikembangkan di zaman sekarang dalam bidang dakwah adalah cara penyiaran dakwah secara massal lewat berbagai media yang ada, baik berupa penerbit (buku, majalah atau surat kaba), maupun berupa penyiaran (radio, televisi, hp) .

– Bab 4 Aksiologi Dakwah : aksiologi dakwah pada dasarnya selaras dengan fungsi risalah Nabi Muhammad Saw yaitu : sebagai rahmat bagi semesta alam, khususnya bagi umat manusia dan lingkungan hidupnya. Termasuk di dalamnya adalah a). mendidik dan memperbaiki individu dan kelompok, demi tercapainya harkat dan martabat kemanusiaan secara maksimal, b). menegak luruskan keadilan di tengah-tengah masyarakat, c).merealisasikan kemaslahatan-kemaslahatan dengan jalan menciptakan hal-hal yang bermanfaat dan mencegah dari berbagai kerusakan dan penyesalan demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhiratnya.

Bab 5 Simpulan dan Implikasi : Berisi tentang pengertian dakwah, pada hakekatnya adalah merupakan seruan kepada Allah melalui para Rasul dan pengikutnya dengan jalan amar ma’ruf nahi mungkar dan membangun masyarakat secara komprehensip. Hakekat dakwah yang difokuskan pada seruan di jalan Allah, amar makruf nahi mungkar dan pembangunan masyarakat. Dalam sebuah proses, dakwah melibatkan berbagai komponen dan unsur-unsur yang satu dengan lainnya tidak
terpisah dalam seebuah sistem kesuksesan pelaksanaan dakwah. Realisasi dakwah pada umumnya mempunyai fungsi rahmah bagi alam semesta.

Kelebihan buku ini yaitu
1. Cover, judul, editing dan layout yang menarik bagi pembacanya
2. Menafsirkan pembahasan berdasarkan Al-Qur’an secara ringkas dan mudah dipahami
3. Terdapat penjabaran pada kata yang memiliki penjelasan, yang dituliskan pada foot note
4. Banyak mengutip dari kitab-kitab yang sudah masyhur sebelumnya
5. Isi dari buku ini memuat informasi yang menarik
6. Memiliki gaya bahasa memiliki ciri khas tersendiri

Kekurangan :
-Terlalu banyak kata ilmiah yang susah dimengerti, sehingga perlu melihat arti kata dari referensi lain.
-Tampilan buku bagian dalam buku kurang menarik dan cenderung monoton.
Barakallah
..