SIDOARJO – Tim Tari Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran yang menampilkan karya tari berjudul “Kedung Lulang Tanggulangin” meraih Juara 1 Lomba Tari Kreasi Tradisional Olimpiade Sekolah PGRI ke-1 di Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 7 – 10 September 2023. Menyisihkan tim tari SMP dari semua provinsi se-Indonesia.
Tim Tari Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran tersebut terdiri dari 3 orang peserta didik: Novia Mentari Puspita Pramiske (kelas IX C); Wanti Amaliah (kelas IX D); dan Osella Mackenzie Pratiwi (kelas IX E). Dengan pembina guru tari SMP PGRI 1 Buduran, Pungki Sandratari Galuh Sri Kartika Sari, sekaligus sebagai pencipta tari “Kedung Lulang Tanggulangin”.
Tim Tari SMP PGRI 1 Buduran itu mendapatkan penghargaan dari penyelenggara lomba, yang ditandatangani oleh Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd; Ketua YPLP PGRI Pusat, Prof. Dr. Supardi, US, MM, M.Pd; dan Ketua Panitia Pelaksana Olimpiade Sekolah PGRI Tingkat Nasional ke-1 Tahun 2023, H. Hasanudin, S.Pd, MM. Penghargaan tersebut meliputi penghargaan untuk sekolah dan masing-masing peserta didik yang menjadi juara.
Kesuksesan Tim Tari SMP PGRI 1 Buduran ini mendapat apresiasi dan sambutan yang luar biasa dari berbagai pihak. Di antaranya dari Ketua PGRI Kabupaten Sidoarjo, Drs. Edy Wuryanto, M.Pd, MM; Sekretaris PGRI Kabupaten Sidoarjo, Drs. Kadaryono, M,Pd; Ketua Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, Suprapto, S.Pd, M.Pd; Sekretaris Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, Drs. Umar, MM, M.Si; Bendahara Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, Dra. Pudji Suminiwati, MM; Ketua PGRI Cabang Buduran, Drs. Khadid Priyanto, S.Pd; dan Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd.
Ketua Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, Suprapto, S.Pd, M.Pd mengatakan, Tim Tari Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran tersebut berangkat ke Palembang, mewakili Provinsi Jawa Timur. “Alhamdulillah, bisa menjadi Juara 1 dari sepuluh finalis yang tampil di Palembang. Kami merasa bersyukur dan bangga, sebab sudah bisa mengantar SMP PGRI 1 Buduran meraih prestasi di tingkat nasional,”ujarnya.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd mengatakan, pihaknya sangat bersyukur sekolahnya bisa menjadi Juara 1 Tari Kreasi Tradisional Olimpiade Sekolah PGRI Tingkat Nasional ke-1. “Alhamdulilah, Allah memberi rezeki sekolah kami menjadi Juara 1. Kesuksesan Tim Tari Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran ini tentunya membuat kami senang, bangga, dan terharu,”katanya.
Disebutkan, kesuksesan Tim Tari Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran di ajang Olimpiade Sekolah PGRI tingkat nasional ke-1 tersebut tidak terlepas dari dukungan para pengurus Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, pengurus PGRI Kabupaten Sidoarjo, semua kepala sekolah PGRI di Kabupaten Sidoarjo, dan semua warga SMP PGRI 1 Buduran. “Bahkan, sebelum berangkat ke Palembang, atas saran pengawas sekolah kami, Bapak Abdul Ghofur, S.Pd, M.Pd, kami mengadakan istighotsah (doa bersama) semua warga sekolah untuk kesuksesan tim tari yang mengikuti olimpiade. Alhamdulilah, Allah SWT mengabulkan doa kami,”ujarnya.
Sebelum memberangkatkan Tim Tari Pandan Wangi ke Palembang, Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd didampingi Ketua Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Sidoarjo, Suprapto, S.Pd, M.Pd dan Sekretaris, Drs. Umar, M.M, M.Si, juga mohon doa restu dan dukungan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd. Ketika itu, juga diterima oleh Kepala Bidang Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Netti Lastiningsih, M.Pd.
Sementara itu, guru tari SMP PGRI 1 Buduran, Pungki Sandratari Galuh Sri Kartika Sari yang membina langsung Tim Tari Pandan Wangi mengatakan, sesungguhnya Tari “Kedung Lulang Tanggulangin sudah tercipta sejak bulan Mei 2023. Namun, sempat terkendala ketika menyiapkan anak-anak untuk berlatih.
Saat ditanya butuh waktu berapa lama untuk menyiapkan tim mengikuti olimpiade? Ia menjawab,”Karena padatnya kegiatan lain-lain, saya praktis menyiapkan anak-anak untuk latihan selama 1 bulan. Mungkin efektifnya hanya 1 minggu saja. Yang paling berat adalah menyiapkan mental anak pascapandemi Covid-19. Tantangan saya adalah bagaimana memotivasi mereka supaya siap untuk tampil, bertanding di lomba. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kesuksesan”.
Menurut Pungki Sandratari Galuh Sri Kartika Sari, tema yang diambil koreografer dalam karya tari ini adalah aktivitas masyarakat dalam mengolah industri kerajinan rakyat. Menggambarkan semangat dan kegigihan para pengrajin kulit di Tanggulangin setelah pandemi Covid-19. Dengan harapan bisa membantu mengenalkan kembali, mempromosikan kembali UKM di Tanggulangin. Supaya bisa mengembalikan stabilitas ekonomi masyarakat Tanggulangin, Sidoarjo.
Apa makna judul tari tersebut? Pungki menjelaskan, nama “Kedung Lulang Tanggulangin”. “Kedung” yang berarti tempat atau pusat. “Lulang” berarti kulit. Serta Tanggulangin adalah tempat dari sentra kulit itu sendiri. “Sinopsisnya: diawali dari proses pengolahan kulit mentah menjadi bahan baku pembuatan kerajian kulit. Dilanjutkan dengan pembuatan produk kerajinan kulit seperti tas dan pakaian lalu diakhiri dengan peragaan produk kerajinan kulit.
(Koesmoko, Humas SMP PGRI 1 Buduran)