Catatan :Aini Wulandari Mahasiswi PAI FTK Uinsa
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
Honorable to Mr. Yahya Aziz as the lecturer of the Public Speaking course and all my friends who were also present today. Seperti kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang” berarti kalau sudah kenal boleh disayang. Baik, izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Aini Wulandari dan saya berdiri disini untuk menyampaikan pidato yang berjudul “Teladan Akhlak Nabi Muhammad SAW”.
Sebelum saya melanjutkan pembahasan, saya mau bertanya kepada teman-teman. Apa yang dimaksud dari kata teladan?, Siapakah yang menjadi teladan umat Islam?, Dan apa yang kita teladani dari Nabi Muhammad?.
Baik, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Teladan” dapat diartikan sebagai pemberi contoh yang baik dalam segala aspek, dan pemberi contoh yang baik bagi umat Islam yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Yang dapat kita contoh dari Nabi Muhammad yaitu Akhlaknya. Apa yang dimaksud dengan akhlak?. Akhlak merupakan tingkah laku, perangai, tabiat atau kebiasaan yang dilakukan berulang kali.
Kita sebagai umat Islam tentu meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang baik sekali akhlaknya. Karena dalam diri rasul terkumpul akhlak yang mulia. Contohnya seperti sikap santun, rendah hati, lemah lembut, jujur, sabar, dan tidak sombong. Hal tersebut tentu dibuktikan dalam al-Quran surat al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasul yaitu suri tauladan yang baik bagimu”.
Salah satu akhlak yang dapat kita contohi dari Nabi Muhammad SAW adalah sabar. Beliau sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang datang. Beliau tidak pernah mengeluh dan selalu berserah diri kepada Allah SWT. Seperti pada salah satu kisah rasullullah ketika beliau masih hidup, beliau pergi kepasar dan bertemu dengan kakek tua buta yang sedang mengemis. Dimana pada saat itu kakek tersebut berteriak mengumpat “hai pemuda-pemudi, jika kamu bertemu Muhammad kamu harus menjahuinya karena dia itu seorang penjahat, seorang tukang sihir, tukang zina” dan berbagai umpatan-umpatan lainnya dikatakan.
Ketika Nabi Muhammmad mendengar hal tersebut, beliau hanya tersenyum dan bertanya kepada kakek tua tersebut, “kek, apakah kakek sudah makan?” dan si kakek pun menjawab “belum”. Kemudian nabi Muhammad berkata lagi, “ini ada sepotong roti untuk kakek, makanlah kek”. Dan yang dilakukan rasul tidak hanya memberi makan saja, tetapi sekaligus menyuapinya, bahkan hal tersebut dilakukan setiap hari, sampai beliau wafat.
Dan kemudian setelah rasulullah meninggal, kegiatan tersebut dilakukan oleh sahabatnya yakni Abu Bakar r.a. Tetapi dengan melihat kelakuan dari sang kakek, Abu Bakar tidak merasa sabar dan menyuapi kakek tersebut dengan kasar. Lalu kakek tersebut berkata “Siapa kau?, kemana orang yang biasa memberiku makan?”, kemudian Abu Bakar menjawab, “beliau sudah wafat kek, dan apakah engkau tahu siapa yang biasanya memberimu makan?” si kakek pun menjawab, “tidak, memang siapa dia?”.
Abu Bakar menjawab “Dialah Muhammad, orang yang selalu engkau bicarakan dan engkau lemparkan umpatan-umpatan”. Ketika mendengar hal tersebut, si kakek pun menangis tersedu-sedu dan akhirnya mengucapkan kalimat syahadat.
Dari kisah tersebut, jelaslah bahwa nabi Muhammad SAW mempunyai akhlak atau suri tauladan yang mulia, bahkan ketika beliau di dholimi oleh orang lain, beliau membalasnya dengan kebaikan. Meski mencontoh akhlak nabi Muhammad SAW itu susah, tapi marilah kita bersama-sama sedikit demi sedikit mencoba mencontoh akhlak beliau.
Sebelum saya menutup pidato pada kesempatan ini, marilah kita saling mendo’akan, Semoga kita bisa meniru akhlak nabi Muhammad dengan cara mengenalnya dan rajin bersholawat kepada Nabi Muhammad. Akhir kata, Kesepian tanpa kekasih, sekian terimakasih. Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq Tsumma Tssumma Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.