Bubuk Kopi Merek Paguru Branding Produk Kopi Lokal Kalibaru Unggul Pasar Nasional

Banyuwangi, 7 Agustus 2023
Komunitas pemuda pencita kopi Kalibaru menjadi pelopor dalam mengangkat derajad kopi lokal ke pasaran nasional. Caranya? Satu di antara aktivis pencinta kopi di Kecamatan Kalibaru adalah seorang guru di SD Negeri 4 Kalibarukulon.

Namanya Yanto Mujiono, A.Ma.Pd.  Guru yang masih berstatus sebagai tenaga honorer (GTT) itu di luar jam dinasnya dengan kreatif dimanfaatkan untuk berbisnis sekaligus mengembangkan visi sosial ekonomi berbasis produk petani kebun  kopi lokal. “… kami tidak semata-mata bisnis. Ada yang lebih penting dari itu yaitu mengedukasi para petani kopi di Kalibaru, tuturnya”.

Materi apakah yang akan dijadikan bahan mengedukasi petani kopi? Ternyata komunitas yang dipelopori oleh pemuda-pemuda Kalibaru itu berambisi untuk mengangkat derajad petani kopi Kalibaru tidak hanya an-sich menghasilkan panenan kopi melainkan bisa menumbuhkan jiwa enterprenuer.

Ini yang menarik perhatian Mbah Guru Rifai –aktivis PGRI- bahwa nasib petani harus diurus dan dibangkitkan oleh petani itu sendiri. Selama ini, ujar pensiunan Kasek SMA itu, petani masih berfikir tradsional dan menyerah dengan nasibnya di tangan tengkulak, sehingga lambat pertumbuhan ekonominya.

Sementara tengkulaknya justru lebih sukses memasarkan hasil petani pekebun tanpa harus susah-susah.

Harapan para peduli itu, hasil panenan kopi itu sebelum dijual mentah (kopi ose), oleh petani pekebun dikelola dulu menjadi kopi bubuk siap saji dengan rasa khas kopi lokal Kalibaru.

Harganya bisa sepuluh kali lipat. Per hari ini harga kopi gelondong ose (lepas kulit) antara Rp 30.000,00 s.d. Rp 40.000,00. per kilo gramnya.

Tetapi jika diproses dengan teknologi fermentasi dalam bentuk bubuk siap saji bisa per kilo gramnya mencapai harga pasar Rp 400.000,00 bahkan bisa nembus harga yang fantastis hingga lebih Rp 1.000.000, 00.

Selama ini produk kopi Kalibaru sudah terkenal tetapi belum (optimal) memiliki branding yang khas sehingga bisa menembus pasar nasional. Upaya teman-teman aktivis kopi ini dengan sabar mengajak para petani pekebun itu untuk bersabar menahan hasil panennya. Dan tidak menjualnya dalam bentuk mentah.

Namun, pengakuan Pak guru Antok -panggilan akrabnya pria asli Kalibaru itu- “tidak mudah untuk mengubah mindset para petani pekebun. Perlu waktu dan kesabaran”, jelasnya.

Ada dua jenis hasil karya kreatif Pak Antok. Dengan peralatan dan teknologi pendukungnya yang sederhana itu, bubuk kopi fermentasinya dikemas dengan merk Robusta Fermented Paguru Coffee dan Robusta Waine Fermented Coffee.

Kedua produk kopi bubuk siap saji yang dikemas 100 gr per bungkus ini merupakan home industri yang sudah memiliki legalitas halal, nomor register dari Dinkes dan Dinas Pedagangan.

Artinya produk Pak Anto ini tergolongan bahan minuman yang bisa diperdagangkan secara bebas di tempat-tempat terbuka. Tampaknya jenis kopi produk Paguru ini sangat relevan dengan upaya pemerintah untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

Ada tokoh-tokoh pemuda kreatif yang peduli terhadap petani pekebun kopi di antaranya ada nama Tatang seorang seniman perupa yang cukup kondang di Banyuwangi. Dia juga memiliki kedai Rumah Kopi, yang dihias dengan beberapa karya lukisannya.

Kemudian ada tokoh pemuda asal Kalibaru Manis M. Shodik, pebisnis sekaligus ownernya X-baru Coffee.  Ada juga seorang aktivis sekaligus tokoh pemuda yang multitallent akrab dipanggil Sahabat Imam ini juga semangat dalam ikut serta membranding produk kopi Kalibaru menjadi produk unggulan masyarakat Kecamatan Kalibaru. Kalibaru identik dengan kopinya.
MGR, Jurnalis Menaramadinah. com