Penderita Penyakit Menahun Makin Meningkat, Perlu Manajemen Keperawatan Yang Tepat

 

Jember, 11 Mei 2023-Jumlah penderita penyakit kronis atau menahun seperti hipertensi, diabetes melitus, kanker, jantung dan sejenisnya makin meningkat di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu buktinya menurut data Kemenkes RI tahun 2020 diperkirakan 10,9 persen dari jumlah populasi dewasa di Indonesia menderita diabetes melitus. Fenomena ini tentunya turut mengubah manajemen keperawatan, pasalnya penyakit kronis tersebut memerlukan asuhan keperawatan seumur hidup.

Guna membahas masalah ini, Fakultas Keperawatan Universitas Jember menggelar rangkaian kegiatan 5th International AgroNursing Conference (IANC) 2023. Kegiatan dimulai dengan pemaparan dari lima pembicara utama dari Australia, Inggris, Thailand, Taiwan dan tuan rumah Indonesia di Gedung Auditorium (11/5). Selain menghadirkan lima pakar keperawatan, panitia juga telah menerima 51 karya ilmiah dan enam poster ilmiah yang akan dipaparkan dan didiskusikan selama dua hari ke depan. Rangkaian kegiatan 5th IANC 2023 dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Jember.

Menurut ketua panitia kegiatan, Rhondianto, tema manajemen keperawatan penyakit kronis dipilih mengingat fenomena penyakit menahun juga sudah melanda Indonesia. Seiring dengan makin baiknya layanan kesehatan dan taraf hidup masyarakat membuat usia harapan hidup warga Indonesia juga makin panjang. Namun, gaya hidup yang tak sehat, perubahan iklim, tingkat stres, polusi lingkungan serta faktor lainnya meningkatkan jumlah penderita penyakit menahun.

“Dahulu perawat dihadapkan pada penyakit menular, berbahaya namun setelah sumber penyakitnya ditemukan maka tugasnya selesai. Kini tantangan perawat berbeda dengan adanya penyakit kronis yang memerlukan asuhan keperawatan seumur hidup. Tentu perlu kerjasama segenap pemangku kepentingan di bidang kesehatan karena tidak mungkin perawat bisa memberikan asuhan keperawatan selamanya. Maka perlu manajemen keperawatan yang tepat untuk menghadapi penyakit kronis, agar kesehatan penderita penyakit kronis tetap terjaga,” urai Rondhianto.

Salah satu usulan manajemen keperawatan penyakit kronis disampaikan oleh Caleb Ferguson, pengajar di School of Nursing University of Wollongong Australia. Menurutnya, dari riset yang ada maka beban keuangan dari hilangnya tahun-tahun produktif akibat penyakit kronis di Australia diperkirakan akan meningkat dari 12,6 milyar dollar Australia pada tahun 2015 menjadi 20,5 milyar dollar Australia pada tahun 2030. Dan jika tidak ada langkah promotif dan preventif maka kerugiannya akan lebih besar lagi.

“Salah satu strategi manajemen keperawatan yang bisa diterapkan dalam menghadapi penyakit kronik adalah dengan memanfaatkan kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Misalnya saja dengan pemanfaatan _home based virtual care_ yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan perawat dari rumah. Jam tangan dan telepon pintar yang dilengkapi aplikasi kesehatan, serta alat bantu kesehatan seperti kasur pintar atau toilet pintar. Tentu saja dengan membangun sistem _big data_ yang memuat data kesehatan pasien sehingga tenaga kesehatan bisa memprediksi kondisi kesehatan pasien,” ungkap Caleb Ferguson yang paparannya diberi judul _Recalibrating Chronic Care For The Digital Revolution_.

Sementara itu pemateri lainnya adalah Asri Maharani dari Manchester Metropolitan University Inggris, Chi Yin kao dari National Cheng Kung University Taiwan, Wasana Ruaisungnoen dari Khon Kaen University Thailand dan pembicara dari FKep Universitas Jember Muhammad Zulfatul A’la.

Sementara itu Dekan FKep Universitas Jember, Lantin Sulistyorini menambahkan, pihaknya rutin menggelar seminar keperawatan level nasional dan internasional setiap tahun secara berseling. Tujuannya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi dosen dan mahasiswa, saling bertukar pengalaman sekaligus menjalin kerjasama dan merintis penelitian. Untuk diketahui, FKep Universitas Jember telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi asal para pemateri.

“Rangkaian kegiatan IANC ke lima tahun ini akan berlanjut hingga hari Selasa tanggal 16 Mei nanti. Selain tampil di seminar, para pemateri akan memberikan kuliah umum, mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat wilayah suku Tengger di Desa Wonokitri Pasuruan. Dan melihat dari dekat mahasiswa FKep yang berpraktik di dua rumah sakit di Bali. Kegiatan seminar internasional juga dalam rangka menegaskan kembali komitmen kami dalam mengembangkan agronursing,” tutur Lantin Sulistyorini. (iim)