Catatan Drs. Husnu Mufid, M.PdI Sejarawan Surabaya.
Keberadaan sejarah nujum Cakramanggilingan akan terulang terus dimana kekuasaan akan tetap bertahan dan akan turun. Gara gara penguasa menaikan harga BBM ketika rakyat dalam kondisi ekonominya terpuruk.
Hal tersebut bisa dilihat dalam sejarah politik. Katakanlah Bung Karno menaikkan harga BBM saat kondisi ekonomi rakyat ambruk ditahun 1964. Tidak lama kemudian kekuasaannya lengser dan dilengserkan rakyatnya. Padahal beliaunya pendiri bangsa.
Begitupula Pak Harto menaikkan harga BBM ketika saat ekonomi rakyat lemah ditahun 1997. Tidak lama kemudian tahun 1098 dituruunkan oleh rakyatnya. Padahal beliau bergelar Jenderal Besar dan Bapak Pembangunan.
Demikian Ibu Megawati Sukarno Putri berkali kali menaikkan harga BBM dalam kondisi ekonomi rakyat ambruk. Akhirnya tidak terpilih lagi dalam pencalonannya kembali. Padahal sudang menggandeng KH. Hayim Muzadi Ketua PBNU. Dimana punya umat sangat banyak. Tapi tidak mampu menjadikan dirinya menjadi presiden.
Kini Presiden Jokowi yang didukung PDIP menaikkan harga BBM kembali disaat ekonomi rakyat belum membaik. Padahal demo di Jakarta dilakukan HMI, Ojol dan buruh yang meminta kenaikan harga BBM tidak dinaikan.
Darisini sajarah Cakramanggilingan akan membuktikan dan bicara. Kemungkinan besar nantinya PDIP akan tidak berkuasa lagi. Sejarah akan tetap berulang. Rupanya pemerintah Presiden Jokowi tidak belajar sejarah akan tumbangnya kekuasaan. Ini hanya mengingatkan saja.