Acara Dewan Kesenian Jember kemarin, Sabtu, 18 Juni 2022 bertajuk Jelajah Purba

 

Jember-menaramadinah.com-Sebagai upaya mengenalkan gua-gua yang pernah dihuni manusia purba di kawasan Jember Selatan kepada generasi muda, Dewan Kesenian Jember (DeKaJe) bekerjasama dengan Pemdes Lojejer, Majelis Sholawat Al-Ghofilin, NiraEntas FIB UNEJ, Pusakajaya-UNEJ, dan Daya-Jember menggelar “Jelajah Gua Watangan”, 18/06/22.

Acara yang diikuti 80 peserta ini mengambil start di kawasan hutan jati Maelang, Sebanen, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember. Peserta yang terdiri atas mahasiswa, pelajar SMA, dan karang taruna mulai berkumpul pada jam 08.30 WIB dan berangkat pada jam 10.00 WIB.

Dalam sambutannya, Kades Lojejer, M. Sholeh, menyampaikan apresiasi mendalam kepada panitia bersama yang dengan semangat gotong-royong mampu menyelenggarakan acara ini. Ia berharap acara ini bisa berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.

“Sebagai bagian dari even Krida Sinatria Bhumi Watangan, Jelajah Gua ini sangat khas karena bisa mengangkat potensi kepurbakalaan di Lojejer. Harapan saya mewakili Pemdes Lojejer, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan dan bisa dikembangkan menjadi rintisan wisata,” ucapnya sebelum melepas para peserta bersama Muspika Wuluhan.

Lebih jauh lagi ia berharap agar DeKaJe dan para akademisi UNEJ berkenan mendampingi para pemuda Lojejer untuk mendesain wisata minat khusus, jelajah gua dan hutan. Kerjasama ini bisa menjadi kekuatan bersama untuk mengusahakan aktivitas wisata yang melibatkan warga masyarakat, sehingga mereka bisa belajar sekaligus mendapatkan manfaat.

Sementara, Eko Suwargono, Ketua Umum DeKaJe menjelaskan acara ini bertujuan memperkenalkan gua-gua peninggalan zaman purba ribuan tahun lalu kepada generasi muda dan masyarakat Jember.

“Kawasan Watangan ini seharusnya bisa menjadi dasar untuk melihat perkembangan masyarakat dan budaya Jember. Selain itu, wilayah yang sangat tua ini diharapkan bisa menginspirasi kreasi budaya dan rintisan wisata berbasis komunitas yang sebenarnya,” tutur Eko.

Meskipun harus menempuh jarak 4 – 5 km dengan perjuangan, para peserta merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena merasakan sensasi penjelajahan gua purba dan ekosistem hutan. Mereka mengunjungi Gua Lowo, Gua Semedi, Gua Macan, dan Gua Maelang.

Kelompok mahasiswa dari Prodi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Pertanian Universitas Jember mengungkapkan bahwa even ini sangat menyenangkan dan penting karena menjadikan mereka mengetahu potensi purbakala yang ada di Watangan.

Selain itu, mereka jadi tahu posisi penting Watangan sebagai benteng alam selatan Jember. Mereka juga berharap agar kawasan selatan Jember, dari Watangan hingga Silo tidak ditambang karena bisa membahayakan lingkungan, masyarakat, dan budaya.

Setelah mengikuti jelajah, para peserta diwajibkan untuk mengunggah foto dan caption yang menarik di media sosial. Dewan juri akan memilih tiga pemenang berdasarkan foto dan caption yang sesuai dengan tema ekologis dan budaya. Adapun para pemenang akan diumumkan pada malam puncak Krida Sinatria Bhumi Watangan pada 25 Juni 2022 di Balai Desa Lojejer, Wuluhan. (EM)