
Kediri-Menara Madinah.Com Rabu Pahing, 15 Juni 2022 Cita-cita anak PKH, bisa kuliah sampai tingkat doktoral. Inilah Sri Niken Ambarwati, anak PKH yang sudah ber kuliah dan mendapatkan KIP-K, kemarin sore berkesempatan di kunjungi Korkab PKH Kabupaten Kediri, Bahrudin, S.T dan didampingi SDM PKH, Nur Habib, S.Pd, M.Pd.I dan Drs. Suparman.
Sri Niken Ambarwati adalah anak yang baik, dan aktif di kegiatan kemasyarakatan. Saat menerima kunjungan Korkab dia mengutarakan cita-cita dan keinginannya untuk belajar sampai tingkat doktoral. Hal ini juga dibenarkan oleh Yatini, ibundanya Niken. “Dekne niku sering sanjang bilih kepingin belajar utawi kuliah ngantos tutuk” ungkapnya dengan Bahasa Jawa yang medhok atau khas Jawa banget.
Dalam kunjungan yang singkat ini Korkab Udin memotivasi Niken dengan berbagai cerita dan pengalaman nya dahulu waktu kuliah, kepada Niken Dia mengatakan bahwa sekarang ini untuk kuliah cukup banyak peluang apalagi anak PKH, bisa mendapatkan KIP-K, sehingga bisa membantu meringankan biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua.
“Waktu saya kuliah dahulu untuk mendapatkan beasiswa sangat ketat persaingannya” ungkapnya dengan mata berbinar mengenang masa kuliah di Universitas Negeri Jember.
Dalam obrolan yang mengasikkan itu Niken menuturkan bahwa IP lebih dari 3, 50, dan menurut Udin, jika bisa meningkatkan sampai 4, 00 kesempatan menjadi dosen cukup terbuka, artinya Niken sangat mungkin menjadi doktor.Lebih lanjut Korkab menyampaikan apa yang diucapkan Bung Karno yang mashur; ‘Gantungkan cita-cita mu setinggi bintang di langit’
Disela-sela obrolan itu Drs. Suparman Pendamping PKH di Desa Jerukgulung dan Desa Mlancu, yang sering biasa bersinergi dengan Pendamping lain nya di Kecamatan Kandangan terutama dengan Nur Habib, menambahkan cerita yang unik juga serta bisa menambah inspirasi, yaitu penting nya berkawan dan berteman dengan siapapun termasuk anak-anak yang dalam tanda petik nakal. “Berkawan dengan mereka tidak jadi soal, ambil sisi positif nya” ungkap Suparman.
Dia juga menyarankan agar Niken juga mau belajar menulis, dimulai dari hal yang sangat sederhana dari sekitar kita, misalnya Desa Jlumbang dari dulu sampai sekarang. Contoh kecilnya dulu jalan utama Desa Jlumbang itu seperti apa? Gali cerita dari orang tua, mungkin Ibu dan Bapak tahu, kumpulkan beberapa cerita dari orang-orang tua tentu ada hal-hal yang unik dan menarik, kemudian bisa menjadi jalan yang sudah beraspal sekarang ini. Tulisan-tulisan itu bisa berbentuk macam-macam pilih yang menarik, antara lain cerita, atau bahkan puisi atau lagu, sehingga membuat orang penasaran tentang Desa Jlumbang, kok sampai bisa di-puisi-kan, sehingga mereka yang penasaran itu akhirnya mau berkunjung. Dari kunjungan tersebut bisa membuat apa yang tidak ada di Desa Jlumbang menjadi ada.
Kalau Niken bisa menulis seperti itu dan berdampak positif maka hal itu juga sebuah bantuan kepada Desa yang cukup berarti.
“Nah untuk belajar menulis, mintalah bimbing Pendamping PKH, yaitu Pak Habib” pungkas Suparman dengan gaya nya yang khas seorang pemain peran yang handal. Sementara itu Nur Habib, yang menikmati ‘kolak kacang hijau’ juga menyatakan siap membimbing Anak-anak PKH dalam bidang jurnalistik.
Setelah menerima berbagai masukan dan saran dari kunjungan yang mengesankan itu Niken menyampaikan hal-hal antara lain sebagai berikut;
Selalu berusaha untuk memperbanyak teman dan silaturahmi,biarpun teman nakal suatu saat kita pun membutuhkannya
[15/6 19.57] Nur Habib: Selalu berusaha membuka wawasan agar bisa membantu pemajuan desa, walaupun tidak selalu dengan material,tapi dengan tulisan, tinggal menunggu waktu saja.
Dalam kehidupan ini jadilah pemain jangan jadi penonton. Tidak cukup hanya dengan bercita-cita dan berandai-andai harus ada upaya dan kegiatan yang kongkrit agar bisa terwujud nya hal tersebut.
“Mohon doanya agar saya tidak hanya di S1,kalo bisa S2 dan bahkan S3.dan berusaha mendapatkan beasiswa” pinta Niken dengan suara lirihnya yang terdengar jelas.
Mendengar ungkapan Niken yang luar biasa tersebut serentah terucap; “Amin, amin, amin” dari semua yang mendengarkan.
Nur Habib, mengabarkan.
