Prof. Suparman Terpilih Secara Aklamasi Ketua SUMBUD

 

Tulungagung-menaramadinah.com-Setelah vakum selama 2 tahun (2020-2021) karena masa pandemi Covid-19, akhirnya SUMBUD (Sumbaga Budaya) mengadakan pertemuan kali pertama Minggu (4/6) di rumah Pak Suwarto Ngantru.

Wawan Susetya duduk bersebelahan dengan Ki Lamidi, sesepuh Veteran.

Kebanyakan anggota SUMBUD memang para pensiunan guru ASN dan pegawai Dikbud yang peduli terhadap khasanah budaya Jawa sebagaimana yang digagas pendirinya alm. Ema Kusmadi, mantan Kasi Kebudayaan Dikbud Tulungagung. SUMBUD didirikan tanggal 2 Mei 2000 bersamaan dengan hari pendidikan nasional.

Pangarsa (ketua) SUMBUD, Prof. Suparman ketika memberikan sambutan.

Meski kebanyakan anggota SUMBUD telah purna tugas (pensiun dari dinas), namun bukan berarti mereka tak mau berkarya terutama dalam upaya melestarikan budaya Jawa yang adiluhung. Dan, anggota SUMBUD pun lintas agama dan kepercayaan kepada Tuhan YME. Wawan Susetya, jurnalis Menara Madinah melaporkan dari Tulungagung.

Beberapa tokoh telah menjadi pangarsa (ketua) SUMBUD, di antaranya alm. Bapak Ema Kusmadi yang terkenal membuat nama pendapa Kab. Tulungagung yaitu “Kongas Arum Kusumaning Bangsa”.

Setelah Bapak Ema Kusmadi wafat, kepemimpinan SUMBUD dilanjutkan Bapak Sudjinal hingga beliau wafat tanggal 5 Desember 2019. Pangarsa ketiga SUMBUD yaitu Bapak Subandi yang kemudian juga wafat tahun 2020.

Kepemimpinan SUMBUD kemudian dilanjutkan Prof. Suparman, guru besar ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya yang pemilihannya dilakukan hari Minggu tanggal 4 Juni 2022 beserta kepengurusan lengkap.

Sesuai dengan visi misi SUMBUD melestarikan dan nguri-uri khasanah budaya Jawa, maka setiap pertemuannya selalu dhudhuk-dhudhuk dan dhudhah-dhudhah khasanah budaya Jawa, seperti menelaah kandungan dalam Serat Wedhatama karya Sri Mangkunegara IV, Serat Wulangreh karya Sri Pakubuwono IV (Raja Surakarta) dan sebagainya.

Sementara, tempat pertemuan dilaksanakan secara bergiliran di rumah anggota SUMBUD sambil bersilaturahmi.
Pada masa kepemimpinan alm. Bapak Sudjinal, bersamaan dengan hari jadi SUMBUD biasanya ditampilkan panembrama (melagukan tembang Jawa secara koor) yang dilakukan oleh para anggota dengan diiringi gamelan di Sasana Budaya Ngesthi Laras yang dipimpinnya.

Kini, setelah tiga orang pangarsa (ketua) SUMBUD menghadap Ilahi, kepemimpinan yang baru dinahkodai Prof. Suparman yang akan melanjutkan perjuangan pendiri (Bapak Ema Kusmadi) dan para pangarsa sebelumnya (Bapak Sudjinal dan Bapak Subandi). (WN)