Catatan Mujiono MJ Sastrawan dan Dramawan Kediri.
Dari Kami Yang Di Pinggiran Jalan,
4 APRIL, DI 2 RAMADHAN.
Panas api dari kesombongan Dajjal, entah sebab apa tiba-tiba reda di gemuruh jalanan yang pengap ini.
Berpuluh sopir taksi, ojol dan para pengendara yang terjebak macet pun, tak lagi umbar amarah dan sumpah serapah. Entah sebab apa. Padahal baru sehari saat pertalite tiba-tiba langka, dan pertamax menjulang harganya jalanan yang penuh sesak itu bagai medan pertempuran amarah.
Kutuk serapah tak terkendali.
“Minyak goreng belum teratasi, kini kau permainkan BBM pula !” Kemarin, dengan nada kesal umpat sopir taksi. Entah pada siapa.
Tapi hari ini, di dua hari Ramadhan, di tempat yang sama. Lebih macet dari yang kemarin….Panas pun tak jauh berbeda….Amarah itu entah kenapa tak ada lagi.
Angin berhembus lembut di antara suara klakson dan mesin kota yang tetap bergemuruh………..Nah, selamat menjalankan ibadah puasa, saudaraku……mencegah amarah, menahan nafsu adalah hakekat kenapa kita berpuasa. Semoga hidup ini penuh berkah. Aamiin ……!