Isra’ Mi’raj 1443 H Smankar, Tumbuhkan Spirit Siswa Tuntut Ilmu & Keteladanan Nabi SAW

Lamongan-Menaramadinah.com. Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW menyimpan banyak hikmah dan ibrah bagi orang-orang yang berakal sehat. Isra’ adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina.

Sedangkan Mi’raj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Dan perjalanan itu berlangsung hanya semalam.

Karena keagungan mu’jizat ini, ada nilai-nilai pendidikan yang patut untuk direnungkan dan diaplikasikan.

Di SMA Negeri 1 Karangbinangun (Smankar) misalnya, terus menggaungkan cinta Rasulullah SAW ini dengan menyelenggarakan pengajian Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H, pada hari Jumat, 11 Maret 2022, pukul 07.00-12.00 WIB di Auditorium SMA Negeri 1 Karangbinangun dengan menghadirkan salah satu kiai ternama Lamongan, Drs. KH. Hasyim Jaelani, MA.

Kegiatan religi ini merupakan agenda rutin OSIS SMA Negeri 1 Karangbinangun untuk menambah wawasan siswa/siswi dalam keagamaan, menjalin silaturahmi antar warga sekolah, melaksanakan program kerja tahunan OSIS, agar bisa membanggakan dan mengharumkan nama baik sekolah.

Kepala SMA Negeri 1 Karangbinangun, Drs. H. Ali Nurdin, M. Pd dalam sambutannya, selain mengapresiasi kegiatan OSIS Smankar ini juga menguraikan makna peringatan Isra’ Mi’raj itu bisa dijadikan momentum perubahan atau hijrah menuju kebaikan bagi umat Islam.

“Dengan selalu memperingati Isra’ Mi’raj ini menandakan cinta kita pada Rasulullah, bisa mencontoh keteladanan Nabi dengan menjalankan salat, seperti dalam perjalanan agung beliau dan menerima ajaran salat dari Alkah SWT” tuturnya.

Sedangkan sesuai tema kegiatan religi di Smankar, yakni “Semangat Isra Mi’raj untuk Menguatkan Ketaqwaan dan Keimanan serta Persaudaraan di Lingkungan sekolah,” H. Ali Nurdin menyebut urgensi dari hal tersebut agar seluruh warga Smankar (guru, karyawan, dan siswa, red) di sekolah yang dipimpinya makin religius, iman, taqwa dan makin kuat dalam jalinan silaturahminya.

Dari pantauan Menaramadinah.com, puluhan siswa sangat antusias mendengarkan tausyiah agama KH. Hasyim Jaelani, MA yang mengkaitkan hakikat dan hikmah Isra Mi’raj sebagai peristiwa yang luar biasa yang harus bisa diambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Harapannya, bisa menumbuhkan semangat siswa mengikuti hijrahnya Nabi Muhammad SAW untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Tidak hanya tausyiah agama dari Kiai yang juga Rois Syuriah DPC PKB Lamongan saja, kegiatan ini semakin gayeng dengan hadirnya kreativitas siswa seperti penampilan Seni Hadrah Al Banjari SHOUTUL MUHIBBIN Smankar yang diasuh oleh Ustad Emha Ainun Najib, SM, S. Pd, (Gus Najib) ini melantumkan salawat, dan lagu-lagu bernuansa Islami.

Dalam beberapa referensi yang dicuplik MM, bahwa Isra’ Mi’raj memang mengandung pendidikan ibadah. Hal ini tentu saja tentang pentingnya mendirikan salat. Sebab salat adalah hadiah dari Allah SWT di malam Isra’ Mi’raj itu. Ibadah salat adalah Mi’rajnya orang-orang mukmin. Isra’ Mi’raj adalah evaluasi ibadah salat kita.

Misalnya, apakah salat kita sudah benar, sesuai syarat, rukun dan adabnya? Apakah kita sudah istiqamah mendirikan salat secara berjama’ah? Apakah keluarga kita sudah mendirikan salat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab terkait salat yang kita laksanakan.

Bahwa Allah SWT memerintahkan kita sekeluarga mendirikan salat dan bersabar dalam mendirikannya (QS Thaha:132). Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan para orangtua agar memperhatikan masalah salat sejak dini. Orangtua wajib mendidik anak-anaknya untuk mendirikan salat sejak usia tujuh tahun. Bahkan orangtua diizinkan mendidik anaknya dengan pukulan jika mereka meninggalkan shalat ketika sudah berusia sepuluh tahun (HR Abu Daud).

Buah yang diharapkan dari ibadah salat ini adalah akhlak yang baik. Sebab Allah SWT menyatakan bahwa salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (QS al-Ankabut:45). Banyak akhlak yang mulia di dalam salat. Di dalam salat kita dididik untuk menjadi orang yang cinta kebersihan, memakai pakaian yang beradab, disiplin waktu, siap memimpin dan dipimpin, rendah hati, menjaga persatuan, menebarkan kedamaian (salâm) kepada sesama dan sebagainya. Akhlak-akhlak mulia seperti ini hanya akan muncul dari orang-orang yang telah mendirikan shalat dengan benar, istiqamah dan ikhlas.

Peristiwa Isra’ Mi’raj juga memberi isyarat pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam harus meningkatkan semangat menuntut ilmu-ilmu yang fardhu ‘ain dan fardhu kifâyah. Ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu umum. Sebab bangkitnya peradaban harus didahului bangkitnya tradisi ilmu.
*DANAR SP*