Asal Usul Suku Dayak Kalimantan dan Kerajaan Majapahit

Catatan Drs. Husnu Mufid, M PdI Sejarawan Dan Pemred menaramadinah.com

Suku Dayak saat ini lagi viral. Karena menuntut Edy Mulyadi mantan Caleg PKS untuk di hukum secara adat. Darimanakah asal usul mereka itu.

Suku Dayak yang kita kenal saat ini adalah keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di China Selatan tepatnya di Sungai Yang Tse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan.

Mereka datang ke Kalimantan berkelompok  menyeberang ke semenanjung Malaysia. Kemudian menyeberang ke bagian Utara Pulau Kalimantan pada abad ke-11 M.

Mereka terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub-etnis kecil. Mereka menyebar di seluruh pedalaman Pulau Kalimantan. Menamakan diri berdasarkan nama sungai, pahlawan, atau nama alam.

Contohnya, Suku Dayak yang suka mengembara menamakan diri dengan nama Iban, asal kata dari ivan dalam bahasa kayan, ivan artinya pengembara.

Sedangkan  suku Dayak yang tinggal dipinggir sungai bernama  Batang Lupar yang diambil dari nama sungai Batang Lupar. Letaknya di daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.

Setelah menetap cukup lama di Kalimantan,  suku Dayak membangun sebuah kerajaan bernama Nansarunai Usak Jawa. Sebuah kerajaan yang besar dan terkenal.

Kebesaran kerajaan Suku Dayak menjadi perhatian Gajah Mada untuk melakukan penyerangan. Patih Majapahit itu berhasil mengalahkan Suku Dayak dan meratakan kerajaan Nansarunai Usak Jawa.  Terjadi antara tahun 1309-1386.

Penyerangan Gajah Mada dari kerajaan Majapahit ini membuat suku Dayak terpencar-pencar di seluruh wilayah pedalaman Kalimantan baik yang hidup di wilayah Indonesia maupun yang tinggal di Sabah Sarak, Malaysia. Mereka hidup menyebar menelusuri sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan sampai saat ini.

Di Kalimantan Selatan misalnya, Suku Dayak banyak bermukim di sekitar daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Meski Dayak terbagi menjadi beberapa sub-etnis, mereka memiliki satu senjata khas yang sama, yakni mandau.

Sebagai catatan, dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu, seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara. Suku Dayak percaya, ketika seseorang tewas karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau. Inilah yang membuat mandau akan semakin sakti.

Kini Suku Dayak mengalami kemajuan yang cukup pesat. Daerahnya maju dan akan dijadikan sebagai Ibu Kota Nusantara. Sumber Daya Manusia siap mendukung pindahnya ibukota Indonesia.