Oleh : Yahya Aziz.
Kematian pasti terjadi, tetapi Allah SWT memberi ruang kebebasan untuk memilih jalan ke arah kematian, itulah WISUDA KEHIDUPAN sesungguhnya.
Jika Anda sarjana, ada perayaan wisuda dengan pakaian toga, itulah WISUDA KEHIDUPAN JASMANI.
Adapun seorang yang beriman mengakhiri hidup dengan bibir basah mengucapkan kalimat “ALLAH”, itulah WISUDA KEHIDUPAN ROHANI.
Bagi orang mukmin, kematian itu wisuda dan METAMORFOSIS untuk memasuki kehidupan baru yang indah, damai sejuk, teduh, dan membahagiakan.
Kata orang bijak KEMATIAN adalah :
1. Kematian bukan akhir segalanya, ada kehidupan setelah kematian.
2. Kematian adalah pintu gerbang dan tahapan perjalanan selanjutnya setelah kehidupan fana di dunia ini.
3. Kematianlah yang sesungguhnya disebut sebagai kehidupan yang nyata, hal ini dikarenakan kehidupan sejati itulah KEHIDUPAN YANG KEKAL ABADI.
4. Kematian adalah babak baru kehidupan di dunia ini. Sebab hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, penuh kedustaan, kedengkian, saling fitnah dan tubuh jasad pasti hancur dan punah.
Firman Allah surat Ar Rahman 55:(26-27) ;
“Kullu man alaiha faan, Wayabqo wajhu robbika dzul jalaliwal ikroom”
“Semua yang ada di bumi akan hancur binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal”
Bila di dunia kehidupan terasa indah, dalam kematian pun jauh lebih baik dan indah.
Karena di sana dalam kehidupan ALAM KEMATIAN tidak ada persoalan ruang – waktu, tidak ada urusan fisik dan penampilan, tidak ada kedustaan. Yang ada hanyalah KESEJATIAN RASA.
Dalam literatur agama, WISUDA KEHIDUPAN hanya 2 :
1. HUSNUL KHATIMAH/kematian dengan mengakhiri hidup dengan kebaikan, mengakhiri hidup dengan amal saleh.
2. SUU’UL KHATIMAH/mengakhiri hidup dengan kemaksiatan dan keburukan.
Tinggal Anda memilih, dan kami yakin Anda semua mengakhiri dengan INDEKS PRESTASI ….. HUSNUL KHATIMAH…Amin ya rabbal alamin….!
(Foto diatas KH Imam Khambali dan KH. Syukron berdoa di atas makam ayah kami di desa Kalirong Tarokan Kediri 24 Februari 2021 dan meninggal nya ayah kami di rumah sakit Islam Wonokromo Surabaya pada hari Senin 22 Februari 2021 pukul 09.30)
“Penulis buku Taubatnya Peselingkuh dan Menara Madinah com”