
Penulis: H. Moh. Faizin, M.Pd.I., Rachmad Hidayat
Dalam setahun ini, 2021, telah banyak kejadian yang bertubi-tubi datang menjadi ujian dan cobaan bagi segenap umat manusia, khususnya umat Islam di Indonesia. Sebagaimana sesuai dengan pesan agama, jika seorang muslim tertimpa musibah maka muslim lain merasakan sakitnya. Mengapa demikian? Karena kuatnya ukhuwah islamiyah, kita seperti bangunan gedung yang elemen satu dengan lainnya saling menguatkan.
Berbagai ujian dan cobaan telah datang, penulis memetik tiga buah nilai dari berbagai nilai yang dapat dipetik di tahun yang masih dalam sekat wabah virus di seluruh dunia. Diantaranya sebagai berikut.
- Qana’ah
Telah banyak kejadian di alam sekitar. Manusia sebagai makhluk sosial merasakan segala pemberian Tuhan Yang Maha Esa, namun sedikit yang menyadari pentingnya bersyukur atas segala anugerah dan pemeberian. Pandanglah siapa yang memberi nikmat, bukan seberapa besar nikmat yang telah diberikan, niscaya kita akan tersenyum melihat pemberian sang Khaliq kepada makhluk-Nya, rida terhadap segala pemberian-Nya. sebagaimana sabda Rasulullah saw.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi kecukupan rezeki, dan bersifat qanaah pada Allah atas segala yang diberikan kepadanya”
Pertanyaannya, bagaimana cara kita bersifat qanaah, rida, dan ikhlas atas segala pemberian Allah? Teringat hadis Rasulullah saw. yang berbunyi
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah pada orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat orang yang diatas kalian, maka hal tersebut supaya kalian tidak meremahkan nikmat Allah kepada kalian”
Jangan risaukan bila teman-teman kita menang dalam hal dunia, kalahkan dia dalam urusan akhirat.
- Meraih Taufik dan Manisnya Taat
Allah dalam al-Quran berfirman pada QS. Muhammad ayat 7
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, bila kamu menolong agama Allah niscaya A;;ah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
Allah akan menolong sesiap yang dikehendakinya, terlebih pada orang-orang yang beramal sesuai dengan koridor syariat yang dibawa oleh sang kekasih, Rasulullah saw., ia akan dicintai dan diridai oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa siapa saja yang dilimpahi cinta Allah, Allah akan menyampaikan kepada seluruh penduduk langit untuk mencintainya. Saat penduduk langit telah mencintai, tak akan ada hijab antara ia dengan derasnya anugerah Allah.
Sebagai seorang mahasiswa, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, memakmurkan masjid, adalah perkara-perkara yang mulia. Ia mencintai agama dengan menghidupkan sunnah-sunnah rasul-Nya, dan melanggengkan kebiasaan-kebiasaan aslaf. Perjalanannya adalah jihad, kasih sayang manusia adalah hal yang pantas diterima, kebahagiaan hidup adalah warna hidupnya. Sebagaimana dalam riwayat Imam Bukhari bahwa ada tiga orang yang dapat menemukan taufik, hidayah, hingga manisnya sebuah ketaatan dan ibadah. Diantaranya adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang mencintai seseorang karena kecintaannya pada Allah, kebencian pada sifat kufur layaknya kebencian masuk ke neraka.
- Menjaga Alam
Kita banyak mendengar, melihat, merasakan berbagai bencana alam yang datang silih berganti, mulai dari banjir, gempa, hingga gunung meletus. Marilah kita intropeksi diri kita masing-masing.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali”
Ayat tersebut jelas sekali menjelaskan mengenai hablun minal alam, hubungan keterkaitan yang besar antara alam sekitar dengan agama. Agama berkontribusi pada kelangsungan lingkungan hidup dan ekosistem didalamnya. Manusia sebagai khalifah fil-ardh harus mampu menjaganya, jadikan sebagai prinsip alasan mengapa ia ditempatkan di bumi-Nya, yaitu memakmurkan bumi dengan sifat rahmat, kasih sayang Allah Swt.
Hendaklah kita sadar, sebagai khalifah adalah pengayom, penyelamat, pemimpin, serta pemberi teladan dari segala mafsadat yang akan berdampak pada maslahat umat manusia.
Dalam setahun ini, 2021, telah banyak kejadian yang bertubi-tubi datang menjadi ujian dan cobaan bagi segenap umat manusia, khususnya umat Islam di Indonesia. Sebagaimana sesuai dengan pesan agama, jika seorang muslim tertimpa musibah maka muslim lain merasakan sakitnya. Mengapa demikian? Karena kuatnya ukhuwah islamiyah, kita seperti bangunan gedung yang elemen satu dengan lainnya saling menguatkan.
Berbagai ujian dan cobaan telah datang, penulis memetik tiga buah nilai dari berbagai nilai yang dapat dipetik di tahun yang masih dalam sekat wabah virus di seluruh dunia. Diantaranya sebagai berikut.
- Qana’ah
Telah banyak kejadian di alam sekitar. Manusia sebagai makhluk sosial merasakan segala pemberian Tuhan Yang Maha Esa, namun sedikit yang menyadari pentingnya bersyukur atas segala anugerah dan pemeberian. Pandanglah siapa yang memberi nikmat, bukan seberapa besar nikmat yang telah diberikan, niscaya kita akan tersenyum melihat pemberian sang Khaliq kepada makhluk-Nya, rida terhadap segala pemberian-Nya. sebagaimana sabda Rasulullah saw.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi kecukupan rezeki, dan bersifat qanaah pada Allah atas segala yang diberikan kepadanya”
Pertanyaannya, bagaimana cara kita bersifat qanaah, rida, dan ikhlas atas segala pemberian Allah? Teringat hadis Rasulullah saw. yang berbunyi
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah pada orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat orang yang diatas kalian, maka hal tersebut supaya kalian tidak meremahkan nikmat Allah kepada kalian”
Jangan risaukan bila teman-teman kita menang dalam hal dunia, kalahkan dia dalam urusan akhirat.
- Meraih Taufik dan Manisnya Taat
Allah dalam al-Quran berfirman pada QS. Muhammad ayat 7
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, bila kamu menolong agama Allah niscaya A;;ah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
Allah akan menolong sesiap yang dikehendakinya, terlebih pada orang-orang yang beramal sesuai dengan koridor syariat yang dibawa oleh sang kekasih, Rasulullah saw., ia akan dicintai dan diridai oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa siapa saja yang dilimpahi cinta Allah, Allah akan menyampaikan kepada seluruh penduduk langit untuk mencintainya. Saat penduduk langit telah mencintai, tak akan ada hijab antara ia dengan derasnya anugerah Allah.
Sebagai seorang mahasiswa, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, memakmurkan masjid, adalah perkara-perkara yang mulia. Ia mencintai agama dengan menghidupkan sunnah-sunnah rasul-Nya, dan melanggengkan kebiasaan-kebiasaan aslaf. Perjalanannya adalah jihad, kasih sayang manusia adalah hal yang pantas diterima, kebahagiaan hidup adalah warna hidupnya. Sebagaimana dalam riwayat Imam Bukhari bahwa ada tiga orang yang dapat menemukan taufik, hidayah, hingga manisnya sebuah ketaatan dan ibadah. Diantaranya adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang mencintai seseorang karena kecintaannya pada Allah, kebencian pada sifat kufur layaknya kebencian masuk ke neraka.
- Menjaga Alam
Kita banyak mendengar, melihat, merasakan berbagai bencana alam yang datang silih berganti, mulai dari banjir, gempa, hingga gunung meletus. Marilah kita intropeksi diri kita masing-masing.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali”
Ayat tersebut jelas sekali menjelaskan mengenai hablun minal alam, hubungan keterkaitan yang besar antara alam sekitar dengan agama. Agama berkontribusi pada kelangsungan lingkungan hidup dan ekosistem didalamnya. Manusia sebagai khalifah fil-ardh harus mampu menjaganya, jadikan sebagai prinsip alasan mengapa ia ditempatkan di bumi-Nya, yaitu memakmurkan bumi dengan sifat rahmat, kasih sayang Allah Swt.
Hendaklah kita sadar, sebagai khalifah adalah pengayom, penyelamat, pemimpin, serta pemberi teladan dari segala mafsadat yang akan berdampak pada maslahat umat manusia.