Kediri-menaramadinah.com-Membaca sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw, adalah salah satu amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Para Ulama, para Kiyai Nahdlatul Ulama, dalam menjalankan perintah bersholawat ini dengan menggunakan budaya masyarakat yang sudah ada, salah satunya adalah budaya kumpul-kumpul orang jawa misalnya, pernikahan, kelahiran, khitanan, syukuran, perayaan, bahkan kematian, selalu ada kumpul-kumpul.
Kebiasaan-kebiasaan itu begitu membudaya dan sampai saat ini riel masih ada dan lestari dengan variasinya yang lagi terkenal adalah istilah ‘syukuran’.
Kebiasaan ngumpul orang Jawa tersebut sampai menjadi melegenda menjadi istilah ‘mangan, gak mangan nek kumpul’ ini artinya orang Jawa senang berkumpul sekali.
Nah para ulama dan kiyai leluhur NU menjadikan sarana kumpul itu untuk melaksanakan perintah besholawat tersebut dengan nama yang bermacam- macam, misalnya jamiyah diba’, jamiyah barjanji, dan sekarang muncul baru, group sholawat rebana, dan majelis sholawat.
Dari semua kelompok yang intinya semua melakukan sholat tersebut sudah ada dibentuk oleh masyarakat secara mandiri. NU secara keorganisasian mendukung, mendorong dan memfasilitasi banom nya untuk menjadikan kegiatan sholawatan menjadi salah satu bagian program resmi organisasi.
Tentu hal ini juga dilaksanakan olek PAC FATAYAT NU Kepung, seperti hari ini yang lagi menyenggarakan Kombinasi Dibaiyah, yang mendapatkan sambutan yang cukup besar dari para anggotanya.
Semoga kita senantiasa istikomah bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Nur Habib.