Semua Langka Pasti Ada Pertanggung Jawabannya.

Oleh : Moh Agus Slamet, SE, MM Wapemred menaramadinah.com.

Rasa risi dan berusaha mencari cari langkah pembenaran apa yang di pakai,ketika mendapati informasi yang masuk di telinganya terkait keberanian korupsi, pemanfaatan jabatan sampai komitmen yang di ingkari terus menghantui pemikiran dan nalar sehatnya untuk sangat sulit mencari dalil pembenaran yang di pakai untuk lepas dari jeratan pertanggung jawaban, baik saat di dunia maupun di kemudian hari kelak.

 

Kebutuhan makan minum sehari hanya butuh 3 kali dalam sehari, kebutuhan papan, seluas apapun yang di miliki ketika istirahat hanya memerlukan keluasan tidak lebih seukuran 4 x 6 meter plus kebutuhan sandangpun serasa cukup 13 stel pakaian lengkap amat sangat di rasakan lebih dari cukup.

Tabiat korupsi, ingkar janji plus pemanfaatan jabatan untuk menumpuk harta kekayaan sangat di rasa naif kalau hal tersebut benar benar di jalankan.

Faktor menyiapkan bekal untuk anak,cucu sampai cicit agar tidak kekurangan kebutuhan rasanya sangat tidak menghargai kehadiran Tuhan,yang sudah menyiapkan rezeki untuk semua hambanya.

Bagi umat beragama pastilah percaya akan pertanggung jawaban di akherat kelak tentang perolehan hartanya bersumber dari hasil yang bagaimana cara mendapatkannya pasti akan di tanyakan kelak.

Belum lagi ketika pencarian rezeki tidak benar dan di ketahui sesama umat,sangsi sosial pasti akan menunggunya tanpa harus menunggu pertanggung jawaban di akherat kelak.

Rumus dan alasan pembenaran apa lagi yang di pakai bagi pelaku tindak kejahatan rasanya belum bisa di dapatkan sampai detik ini, baginya untuk bisa mencari celah pembenaran untuk menghalalkan langkah tersebut.