Raker Komisi X DPR RI Menyoal Rendahnya Vaksin bagi Tenaga Pendidik dan Efek Negatif PJJ.

Jakarta, menaramadinah.com-Sangat memprihatinkan layak diungkapkan terkait pemberian Vaksin terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).

Kenapa demikian?, Sampai dengan 18 Agustus 2021, jumlah mereka yang sudah menjalani vaksin 1 dan vaksin 2 masih jauh dari yang diharapkan.

“Padahal, peran dan posisi mereka sebagai garda depan dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Bagaimana SDM Indonesia ke Depan salah satunya sangat tergantung dan ditentukan oleh peran serta posisi mereka para tenaga pendidik. “Ungkap H. Muhamad Nur Purnamasidi Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Komisi X dalam Rapat Kerja Dengan Kemendikbudristek RI, Senin 23 Agustus 2021 di Ruang Rapat Komisi X.
Data Kemendikbud RI disebutkan Vaksin Dosis 1 sebanyak 3,04 Juta (54%) dari 5,6 juta. Sedang Vaksin Dosis 2 baru 35%.

Data tersebut mencerminkan belum adanya kebijakan prioritas bagi PTK untuk mendapatkan vaksin. Karena itu diperlukan langkah langkah ekstraordinary dari berbagai pihak agar PTK segera mendapatkan layanan vaksis secara lebih massif lagi. Ungkap Bang Pur.

Pada sisi yang lain, sudah satu tahun lebih Pandemi Covid 19 dan beberapa fakta di lapangan tidak sedikit anak putus sekolah dikarenakan “terpaksa” untuk bekerja membantu keuangan keluarga. Tentu fakta ini harus menjadi lampu kuning bagi dunia pendidikan kita.

Lebih lanjut, politisi Dapil Jatim IV Jember Lumajang ini menyoal perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Hal itu berakibat pada kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari tingkat sosial-ekonomi yang berbeda.

Implikasi lebih jauh, pemerataan akses pendidikan untuk semua akan semakin terbuka lebar, pendidikan menjadi “barang mahal.” Program Indonesia Pintar (PIP) pun implementasinya harus lebih dioptimalkan lagi. Pembagian Quota internet untuk siswa melakukan PJJ juga masih ditemui berbagai kendala.

Efect lainya, dengan PJJ terdapat peningkatan resiko untuk pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan dan bahkan kehamilan remaja. Berbagai side efect tersebut harus menjadi perhatian kita bersama.” Pungkasnya. Om Lyan.