Hj. Nurchayati : Ibuku Keramat Hidupku

Oleh : Siti Qosidah.

0

Tahun 2020 tahun istimewa untukku dan keluarga, tahun penuh perjuangan dan keprihatinan yang begitu dalam, uji kesabaran yang bertubi tubi, dari sisi ekonomi munculnya wabah corona yang membuat mandegnya pemasukan…
setelah bulan februari akhir mendatangkan dagangan dengan jutaan modal, total menjadi lumpuh karena sekolah tutup saat itu dan harus taat dengan aturan pemerintah…lokdown. Kesehatan menurun drastis juga di tahun ini, sejak Allah menitipkan pabrik gula padaku tahun 2016 baru tahun sekarang yang menakutkanku…mulai 18 Agustus 2020 harus menjalaninya dengan kesabaran…bagaimana tidak? Kadar gula luar biasa tinggi, kolesterol tinggi sampai tidak terdeteksi…Allahu Ya Rohman Ya Rohiim…tubuh rasanya sakit semua, di pegang saja luar biasa sakit…belum pernah sesakit ini Ya Robb..semakin hari semakin seksi saja ragaku…kadang membuatku takut akan kondisi ini, takut kehilangan…takut karena belum menjadi orang yang bisa membahagiakan emakku…takut ini dan itu…keinginan untuk nabung lewat yang lain harus mengalami rugi yang luar biasa, ajur tenan kata orang jawa…jangankan balik modal…Allah hanya memberi kesempatan cukup untuk biaya pendidikan buah hatiku (permata hatiku yang pertama)…ku ucap syukur karena masih di beri kelancaran untuk urusan yang satu itu. Selama sakit kemanapun selalu di kawal, kadang diantar suami kadang diantar anak keduaku. Nopember awal izin dari suami turun, boleh naik sepeda sendiri kalau ke kantor, semangat bangkit mulai tumbuh, kutata ulang niatku, kuharap ada keajaiban datang, masyaallah ternyata Allah masih merindukan tangisku, di penghujung bulan Nopember pun ujian masih datang… ibarat kalau anak sekolah ada PAT (Penilaian Akhir Tahun) di keluargaku juga ada UHAT (Ujian Hidup Akhir Tahun) ibuku tercinta, ratu hidupku…stok pahala melimpahku…ladang pahalaku…tempatku bersimpuh yang paling nyaman di dunia…mengalami kecelakaan…bagai di sambar petir di siang hari…pinggang mendadak sakit airmata tumpah dengan sendirinya…bayangan kelam mertua laki laki ku yang juga kecelakaan dengan memakai sepeda pancal…membuat semakin sesak nafasku…perjalanan Bondowoso Sidoarjo hanya di tempuh hitungan jam tidak nyampai angka 3, itupun seperti lama banget nyampainya, Allahku…sesampainya di rumah ibu, masih ku ucap syukur padaMu…Alhamdulillah Gusti, hambamu yang hina ini masih Panjenengan beri kesempatan untuk bisa sedikit merawat ratu hidupku, walaupun tidak bisa setiap hari, karena ada kewajiban yang lain, kewajiban sebagai abdi negara…abdi masyarakat…karena tidak setiap hari diriku bisa menemani dan merawatnya,
hanya 2 hari saja di akhir pekan…kugunakan waktu sebaik mungkin bersama beliau, hambamu masih yakin kondisi yang kurang baik ini semua pasti berakhir dan berganti dengan senyuman manis…dengan kekuatan yang Panjenengan pinjamkan padaku, dengan kesabaran yang Panjenengan berikan padaku dan dengan kasih sayang Panjenengan untukku…hamba mengharap lulusnya UJIAN HIDUP AKHIR TAHUN yang ku alami…dan mendapat predikat abdi sejati. Aamiin Ya Robbal Aalamiin.
Bulan Desember masih tetap riwa riwi Bondowoso – Sidoarjo, ada kemajuan yang signifikan pada kondisi kesehatan ratu hidupku, ibuku mulai bisa belajar duduk, walau kakinya masih sulit untuk napak dengan benar..
Ooh ibu, kau perempuan hebat di jiwaku, kau menyayangiku tanpa batas, bersedia mendampingiku disemua cerita hidupku. Ibu, aku bangga terlahir dari rahimmu, kau anugerah terbesar untukku, kau pelipur lara jiwaku. Ibu,ketika kupandang wajahmu saat tidur, kutemukan sinar penuh keridloan, sinar penuh keihlasan, sinar yang penuh dengan kasih sayang. Ibu, semua yang kuraih sekarang tak kan pernah ada tanpa ihlas dan pengorbananmu yang luar biasa hebat.
Awal tahun 2021, ada senyum manis menghiasi bibirmu ibu, saat aku bilang dan mempersembahkan hadiah piagam penghargaanku untukmu, piagam satya lencana dari Presiden Joko Widodo dan juga piagam penghargaan sebagai penulis dari kantorku tempatku bekerja. Ya Robb, semua karena izinMu, semua karena pertolonganMU, semua karena ridloMu Gusti, hambamu sangat bersyukur, hambamu bisa membuat ibuku tersenyum di awal tahun.
#Alumni FTK UINSA angkatan 1993 Pembaca Setia Menara Madinah. com#