
SUNAN PRAPEN berkuasa antara tahun 1548 sampai 1605 M. Saat dipimpin Sunan Prapen lah Giri Kedaton mengalami kejayaan setalah Raja Giri I / Sunan Giri Prabu Satmata yg terkenal ajaran ilmu tata negara, ilmu kanuragan, ilmu kebatinan (tasawuf/filsafat) dan ilmu peperangan. Berikut ini laporan Gilang Adiwidya jurnalis citizen menaramadinah.com
Sebagai Raja Giri ke IV Sunan Prapen bin Sunan Dalem Bin Sunan Giri sangatlah dekat dgn ilmu Karomah kakeknya yg mengalir pada Tubuhnya.
Pada Masa Sunan Prapen ,Giri Kedaton Kondang sebagai tempat belajar agama namun menjadi daerah yang mempunyai pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan politik bahkan telah meramalkan akan Muncul kerajaan Mataram islam dan Giri kedaton akan Tunduk didalamnya.
Dan dimasa raja Sunan Dalem ayah sunan Prapen pernah membuat Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit yang terakhir memerintahkan Patih Maudara untuk menyerang Giri Kedaton, karena pimpinannya yaitu Sunan Dalem tidak mau menyatakan takluk kepada Majapahit hingga runtuhnya majapahit di th 1.527 M
Berdasarkan Babad Tanah Jawi dan Serat Centhini, ribuan pasukan Majapahit yang dipimpin Patih Maudara yang menyerang Giri Kedaton pasa masa Giri II sunan Dalem 1506 – 1.546 ( Ayah Sunan Prapen) akhirnya mampu menguasai hampir sebagian wilayah Giri Kedaton, dan banyak menewaskan para santri yang ada.
Seluruh bangunan di kawasan Giri semuanya dibakar habis, Giri Kedaton menjadi lautan api. Harta benda dijarah, kaum wanitanya diperkosa.
Sunan Dalem beserta sunan Prapen Muda dan pengikutnya mundur ke makam Sunan Giri. Kemudian di Kompleks Makam tersebut Dan berdoa kepada Allah SWT. Selesai berdoa kemudian memerintahkan juru kunci membuka pintu kayu jati di kompleks makam kemudian keluarlah ribuan tawon atau lebah beracun.
Ribuan tawon tersebut terbang ke angkasa, bergumpalan bagaikan awan hitam yang menyerang barisan pasukan Majapahit yang sedang bersenang-senang karena kemenangannya.
Para prajurit Majapahit lari pontang-panting seluruh tubuhnya menjadi lebam karena sengatan lebah beracun, banyak korban yang tewas. Melihat keadaan yang tidak terkendali, sebagian prajurit lebih baik mencari selamat, lari masuk hutan.
Namun barisan lebah yang semakin banyak itu mengikuti larinya rombongan Patih Maudara hingga sampai di Kerajaan Majapahit. Lebah beracun itu kemudian menyerang ke dalam istana, geger seluruh penghuni yang ada di dalamnya.
Menyaksikan hal ini, Prabu Brawijaya V ( 1.478 – 1.527 )kemudian menengadahkan tangannya ke langit, dan bersumpah, tidak akan mengganggu para santri dan Sunan Giri II , kecuali yang sudah terjadi.
( ini Menjadi Kunci Spiritual dan Supranatural bila Trah Giri menghadapi ilmu Sihir & Kesaktian dari Trah Majapahit)
Setelah selesai sang Prabu mengucapkan sumpahnya, seluruh barisan lebah beracun, berbalik arah melesat ke udara, dan terbang ke arah barat laut. Langitpun menjadi cerah.
Hal inilah yang membuat akhirnya Brawijaya V membiarkan Giri Kedaton menjadi daerah bebas di luar kekuasaannya.
(Asebab Lebah/ Tawon tidak boleh dibunuh oleh Trah Giri)
Bahkan kewibawaan dan karomah Raja Giri Kedaton sangat mumpuni seperti Sunan Giri I beserta Sunan Kalijaga memberikan restu kepada Raden Patah untuk berkuasa di Demak Bintoro menggantikan kekuasaan Majapahit
Dan kiprahnya sangat menurun ke Sunan Prapen yang kemudian melantik Hadiwijaya (Jaka Tingkir)
1.549- 1582 M menjadi sultan di Pajang menggantikan kekuasaan Kesultanan Demak Bintoro di tanah Jawa.
Bahkan Sunan prapen juga memberi restu Panembahan Senopati menjadi raja penguasa Tanah Jawa (Kesultanan Mataram) yang menggantikan kekuasaan Pajang ( 1.548 s/d 1.601 M)
Sunan Prapen juga menjadi juru damai peperangan antara Panembahan Senopati dengan Jayalengkara Bupati Surabaya pada 1588 karena penolakan para bupati Jawa Timur tersebut terhadap kekuasaan Mataram.
Sejak saat itulah Sunan Prapen karena karomah dan kewibawaanya hampir selalu menjadi pelantik atau pemberi restu kepada raja Islam yang naik tahta di Pulau Jawa yang menjadi kerajaan bawahan Mataram maupun sejumlah kesultanan di wilayah Indonesia Timur.
Konon sejumlah raja Islam di wilayah Indonesia Timur seperti di Pulau Kalimantan, Lombok dan Maluku juga diberikan restu oleh Sunan Prapen saat pelantikannya.
Sehingga petinggi VOC saat itu menyatakan kalau Sunan Prapen bertindak seperti Paus penguasa Tahta Suci Vatikan yang juga memberikan restu dan berkah kepada raja-raja di Eropa.
Sunan Prapen juga seorang pujangga besar di masanya. Dia lah yang menggubah kitab Asrar dan kemudian digunakan sebagai dasar menyusun Jangka Jayabaya. Selain itu, Sunan Prapen juga dikenal sebagai mpu atau pembuat keris. Karyanya yang terkenal di bidang pembuatan keris adalah keris Angun-angun.
Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M. Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400 meter di sebelah barat Makam Sunan Giri, dalam sebuah cungkup berarsitektur unik dengan ukiran bernilai seni tinggi tak lain berasal Dari Gebyok makam Sunan Giri I.
Umar Efendi
Menarahmadinah.com