
Oleh : Yahya Aziz.
Selama belajar di KMI dan sempat kuliah satu tahun (1992-1993) di IPD ( sekarang UNIDA ) PMDG, nasehat almarhum KH Abdullah Syukri, KH Imam Badri, KH Shoiman Luqman Hakim, KH. Sutaji Tajuddin yang selalu teringat adalah : Orang besar versi Pak Zarkasyi adalah bukan orang yang jadi presiden, menteri, DPR, tetapi orang besar versi beliau adalah bila ada alumni yang mau berjuang mengajar ngaji di pelosok desa.
Bagaimana bentuk apresiasi ( penghargaan ) almarhum KH Imam Zarkasyi terhadap alumni PMDG yang berjuang menjadi GURU NGAJI di langgar atau madrasah pelosok desa ?
Bentuk apresiasi KH Imam Zarkasyi terhadap alumni PMDG yang berjuang menjadi GURU NGAJI, ini saya ketahui setelah saya membaca buku yang berjudul :
“Pengalaman Spiritual Alumni 2 Zaman Bersama Trimurti Dan Sesepuh Gontor”
Dikisahkan oleh Hadi Mujiono alumni 1985, bahwa guru ngaji nya yang bernama Ustadz Abdul Hafid (juga alumni PMDG) yang mengabdikan dirinya sebagai GURU NGAJI di pelosok desa di Lamongan Jawa Timur.
Ketika itu beliau bertanya : pengalaman apa yang paling terkesan selama belajar di pesantren Gontor ?
Ustadz Abdul Hafid memberi jawaban kurang lebih :
“Banyak yang terkesan, tapi yang berkesan justru ketika saya jadi alumni, mengabdikan diri menjadi guru ngaji madrasah dan datang kembali ke gontor dan guru guru di sana. Sambutan almarhum KH Imam Zarkasyi terhadap saya itu terekam abadi di hati sanubari yang dalam”
Saya diterima bersama dengan dua orang alumni, sebutlah si A dan si B, Pak Kyai Zarkasyi mempersilahkan kami duduk, setelah berbasa basi, Pak Kyai Zarkasyi bertanya : kamu semua sekarang jadi apa ?
” Si A menjawab saya berdagang Pak Kyai. Dan si B agak malu-malu menjawab, saya jadi Pegawai Negri Sipil Pak Kyai. Sementara saya menjawab, saya guru ngaji madrasah Pak Kyai”
Sesudah mendengar jawaban kami, Pak Zar meninggalkan kami sejenak dan masuk ke dalam rumah nya. Tak lama kemudian beliau membawa nampan berisi 3 gelas yang terbuat dari kaca. Kami agak heran karena dari warna nya, isi nya pasti beda beda.
Lalu Pak Kyai Zarkasyi meletakkan masing-masing gelas dengan warna yang berbeda kepada kami semua. Kami hanya terdiam menunggu sambil menduga duga apa makna semua ini.
Setelah Pak Kyai Zarkasyi mempersilahkan kami minum, barulah Pak Kyai Zarkasyi memberi penjelasan :
KALIAN SEMUA MURID MURIDKU, MINUMAN INI SAYA BERIKAN SEBAGAI BENTUK APRESIASI BUAT KAMU SEMUA
“Buat kamu si A saya berikan TEH, sebagai pedagang dan pengusaha, kamu sudah terbiasa makan dan minum yang enak”
“Untuk kamu si B saya suguhkan kamu KOPI, hidupmu tidak senikmat si A, karena menjadi pegawai negeri sipil bukanlah tujuan kami mendidik mu”
“Yang paling membahagiakan saya di antara kalian adalah kamu Abdul Hafid. Sengaja saya hidangkan kamu SUSU untukmu. Kamu hanya seorang GURU NGAJI MADRASAH, karena itu saya bangga padamu. Kamu mengamalkan ilmu ilmu yang kau dapatkan di pesantren. Minuman SUSU adalah lambang penghormatan saya buat mu” (hal 29-32)
MENGAJAR TOTALITAS : itu KAROMAH Pak Kyai Zarkasyi
Inilah pendapat dari KH Wasiq Abdurrozaq alumni 1985 muballigh kondang pulau Masalembu Madura salah satu KAROMAH Pak Kyai Zarkasyi adalah konsep MENGAJAR TOTALITAS di kelas dengan baik dan sempurna. Hal itu juga saya melihat sendiri selama jadi santri.
Mengajar, mendidik, menempa santri dengan sungguh-sungguh (totalitas).
Kami melihat sendiri bagaimana cara guru guru gontor ketika mengajar. KELAS KOSONG HARAM, begitu kata almarhum KH Imam Badri direktur KMI era 1985-1999.
Bagaimana cara guru guru gontor mengajar ?…
1. Membuat I’DAD TADRIS dalam bahasa sekarang ya persiapan mengajar ( RPP )
2. Melaporkan i’dad tadries untuk dikoreksi dan meminta tanda tangan persetujuan.
3. Yang dikoreksi adalah kerapihan guru dalam mengajar, cara guru mengajar guru di kelas, bahasa pengantar nya.
4. Direktur KMI selalu mengkontrol dan memantau proses belajar mengajar mulai dari pukul 07.00-12.30.
Mengajar dengan sungguh-sungguh totalitas itulah KAROMAH Pak Kyai Zarkasyi.
Yang menarik lagi konsep kurikulum KMI yang berdiri sejak 1936 sampai sekarang, tahun ajaran barunya dimulai bulan syawwal bertahan sampai sekarang. Tidak mengikuti konsep kurikulum di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan dan Kementerian Agama yang selalu berubah ubah setiap ganti Mentri.
Gontor punya konsep kurikulum mandiri yang tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun. Kurikulum ini sampai sekarang menjadi rujukan lembaga pendidikan pesantren muallimin dan diakui oleh pemerintah. Puncaknya pada bulan September 2019 lalu, ketika RANCANGAN UNDANG-UNDANG Pesantren disahkan menjadi UU nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. ( hal 116 )
Pelajaran kehidupan dari kisah nyata ini :
1. Mengajar ngaji itu adalah anugerah panggilan jiwa untuk mengamalkan ilmu.
2. Apapun profesi kita sebagai alumni pesantren, jangan sampai lupa untuk mengajar.
3. Menjadi guru tidak hanya di kelas, musholla tetapi memberi teladan kepada siapa pun kepada sesama.
4. Nilai perjuangan alumni pesantren adalah memberi manfaat bagi masyarakat, agama dan negara.
5. Gerakan ayo belajar ke Pesantren merupakan solusi praktis dalam menjaga moral anak bangsa. Apalagi 10 bulan ini banyak anak yang tidak bisa masuk karena pandemi CAVID 19 CORONA.
Barakallah…Wa Allahu A’lam Bissowab…..
# Guru Ngaji Majlis ta’lim Miftahul Jannah & penulis tetap menara Madinah com & buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan Indonesia #