Serah Terima Pasukan Ghoib Kerajaan Mataram dari Sunan Amangkurat kepada Raja Caruban Nagari Trah Padjajaran

SERAH TERIMA “PASUKAN GHAIB KERAJAAN MATARAM” DARI SUNAN AMANGKURAT KEPADA RAJA CARUBAN NAGARI, berikut ini laporan H. SUJAYA Jurnalis Citizen menaramadinah.com.


Sri Raksabuana Kusuma (Kiageng Macan Putih) Drs. H.PC. Muhammad Muslim MP (Raja Caruban Nagari Ke-8) dengan mengenakan busana adat Keraton Jasko warna putih dan celana warna hitam dengan selendang batik Cirebonan dan menggenggam keris pusaka Sabuk Inten luk-9, didampingi oleh Senopati Aryamangkurat pada hari Ahad tanggal 16 Oktober 2016, saat melakukan tour ziarah ke makam pasarean Sunan Amangkurat Raja Mataram dengan gelar Raja Sultan Amamgkurat-1, yang mana beliau adalah ayah mertua dari Pangeran Abdul Karim Raja Caruban Nagari Ke-7 dengan gelar Raja Panembahan Ratu-2 (Panembahan Girilaya) yang makamnya berlokasi di Tegal Arum Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah Indonesia.
Dalam acara tour ziarah ke makam pasarean Sunan Amangkurat (Sultan Amangkurat-1) ini kami Raja Caruban Nagari mendoakan arwah para leluhur Kerajaan Mataram khususnya untuk Sunan Amangkurat dan dalam acara tour ziarah ini juga Raja Caruban Nagari memohon doa restu kehadapan beliau atas dibangkitkannya kembali Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran yang telah sengaja dihilangkan sejak tahun 1667 M. dimasa penjajahan Belanda akibat politik kolonial Belanda yang mengadu domba antara Sunan Amangkurat (Raja Mataram) dengan Pangeran Abdul Karim (Raja Caruban Nagari Ke-7), yang mengakibakan dipecahnya Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) menjadi tiga Kesultanan yaitu: Kesultanan Kasepuhan, Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kacirbonan.
Kemudian sistem Pemerintahan Kerajaan (Monarky) dirubah menjadi sitem Pemerintahan Keresidenan sebagai Pemerintahan Kolonial Belanda dibawah Wilayah kekuasaan Batavia yang sekarang disebut Jakarta, maka sejak saat itu Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran lambat laun mulai dilupakan oleh Masyarakat Cirebon dibawah kekuasaan kolonial Belanda, karena sejak saat itu juga Keraton Pakungwati dikuasai oleh Kesultanan Kasepuhan dan diganti namanya menjadi Keraton Kasepuhan Cirebon.
Dan pada saat Raja Caruban Nagari memohon doa restu dihadapan Sunan Amangkurat (Sultan Amangkurat-1) Raja Mataram atas dibangkitkannya kembali Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran kami berdua saling berpelukan dan menangis bersama, karena beliau sangat menyesali atas terjadinya tragedi di tahun 1667 M. dimasa Penjajahan Belanda antara ayah mertua dengan putra menantu akibat politik De Vide Et Impera (politik adu domba) dari kolonial Belanda dan atas penyesalan yang pernah dilakukan oleh Sunan Amangkurat (Raja Mataram) terhadap Kerjaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon, maka beliau menyerahkan seluruh pasukan ghaib Kerajaan Mataram untuk ikut memperkuat Kerajaan Caruban Nagari (Keraton Pakungwati) Cirebon Trah Padjadjaran dan tunduk dibawah perintah Raja Caruban Nagari, pada foto dibawah ini didalam Makan Pasarean Sunan Amangkurat ada banyak penampakan pasukan ghaib dalam bentuk bayangan putih yang tertangkap kamera menyambut baik kehadiran Raja Caruban Nagari.
Demikianlah ulasan sejarah ini semoga dapat bermanfaat untuk kita semua terutama untuk Masyarakat Cirebon agar anak cucu kita selalu mengenang sejarah peradaban para leluhurnya dan kita jangan sekali- kali melupakan sejarah “JAS MERAH”, terimakasi selamat berjuang Salam… satu nagari MERDEKA…!!!