Gus Baha Cendekiawan Rakyat Melawan Hegemoni

 

Fenomena Gus Baha cukup riuh. Saya sangat suka. Ada oase. Segar penuh harapan. Menerangi juga hangat. Nakal, cerdas, jenaka, solutif, berani dan jujur apa adanya. Khas cendekiawan kampung.

Entah sejak kapan keilmuan hanya diklaim perguruan tinggi semacam collage, universitas, akademi atau institut— lalu hanya mereka yang berhak mengeluarkan ijazah. Melakukan sertifikasi. Menentukan lulus dan tidak lulus. Ilmu terpenjara dalam sebuah birokrasi dan keangkuhan buku-buku di rak perpustakaan. Yang ditumpuk untuk meraih banyak gelar dan pujian.

Sejak kapan lembaga Pendidikan berubah menjadi yang paling absah merumuskan masa depan—menentukan benar salah, baik dan buruk. Meniadakan atau mengadakan.

Pendidikan menjadi sangat angkuh. Kaku dan rigid. Mengira padanya terdapat segala yang dibutuhkan. Tapi Ironisnya ilmu kedokteran yang mahal dan dibanggakan itu nyatanya tak cukup mampu dan kebingungan melawan kofid-19. Ilmu ekonomi juga tak kunjung berhasil mewujudkan hidup lebih baik. Bukankah ini indikator kegagalan ? Pun dengan ilmu-ilmu yang lain. Sama. Tak mampu mengurai masalah kemanusian, bahkan menjadi beban, tulis Bertrand Russel.

Gus Baha bukan hanya menguasai bahasa, metodologi, brrbagaj ilmu alat atau literatur berlimpah. Tapi juga punya perspektif yang luas. Karakter yang kokoh. Dan padanan lain semisal. Simbol Ilmuwan rakyat yang lahir dan besar dari rahim didikan rakyat. Ini yang membedakan Gus Baha dengan ilmuwan lain yang bergelar.

Gus Baha tak perlu gelar. Tak perlu tunduk pada aturan baku para akademisi yang kaku berbelit dan boros kata karena ditindas footnote dan jurnal scopus. Pikiran-pikiran Gus Baha mudah dimengerti, gampang di dapat dan relevan dengan kehidupan.
.
Credit: nurbaniyusuf

Adakah disini muhibbin nya gus baha?
Mari saling berbagi pengalaman dan alasan, kenapa kalian suka mengikuti kajian nya,..
Kalo saya pribadi: selain kualitas keilmuan dan sanad keilmuan nya beliau bener2 mempuni, kualitas penyampaian nya dg segala sudut pandang trhadap sebuah permasalahan yg dibahas sangat mencerahkan ditengah venomena pendai yg hanya berbekal motivasi amar makruf nahi mungkar tanpa di bekali ilmu yg bersanad dg refrensi pengetahuan yg luas, alias ngaji alqurna terjemahan dg bersanad ke mbah google.

Salam seduluran..

Husnu Mufid