Untuk Apa Berumah Tangga Jika Mirip Bara Api Dalam Sekam

*Oleh : Gus Muhammad Basis (GMB) alias Gus Muhammad (GM)–0838 4040 7500/0812 2572 3484.*

*Misi, visi dan tujuan* berumah tangga adalah *sakinah, mawaddah wa rahmah (samawa).* Lain kata, dalam rumah tangga tercipta rasa *tenang, ayem dan kasih sayang tulus.*

Percuma berumah tangga jika di dalamnya masih ada, antara lain : *curiga-mencurigai, kurang ciptakan saling percaya, ada upaya saling mengekang, geledah-menggeledah (dompet, hp, laptop, tas, saku celana, jumlah atau saldo rekening atau ATM & sejenisnya), selalu menanyakan di mana keberadaan pasangan dengan per sekian menit meng-WA (lagi di mana, dengan siapa, apa yang dikerjakan, akan ke mana saja, pulang jam berapa, coba sharelok-lah dan sejenisnya), selalu berprasangka buruk, suka “atur ini atur itu”, pasangan datang dari luar pasangan cuek-bebek, di rumah berpakaian semau perut sendiri (berpakaian bau, sobek2, badan bau bawang bombay atau bawang putih atau bawang merah atau bau terasi campur laos mau busuk) sementara jika akan keluar dandan sepol2nya (berbedak tebal yang tebal bedaknya melebihi bedak topeng monyet di lampu merah, bergincu merah banget sehingga bibirnya kayak bibir kura2, ketiak disemprot minyak wangi hampir seliter, berpakaian kayak pengantin dan sejenisnya), di rumah sulit banget berwajah sumringah atau nyaman-enak dilihat pasangan, selalu menuntut nafkah berbentuk uang atau benda2 duniawi pada pasangan suami, kurang rutin ucapkan terima kasih pada pasangan, kurang bersyukur pada Allah atas Allah telah memberinya pasangan tsb, pasangan salah sedikit langsung mencak2 bin melotot2, pelit jiddan (banget) ke pasangan, suasana rumah hingar-bingar melulu (karena menu hariannya adalah ribut bin berantem melulu), kurang saling mengayomi, kasar pada pasangan, tidur tidak seranjang atau sekamar walau dalam satu rumah dan lain2 yang sejenis.*

Orang saling mencintai *tak perlu bicara dengan keras, cukup berbisik saja, pasangan akan dengarkan. Sebab, bicaranya dengan hati dan mendengarkannya juga dengan hati !.*

Pasangan *tak perlu teriak2* minta dibikinkan kopi atau teh atau sarimi. *Jika ada cinta bin hubb alias mahabbah di pasangan, maka, pasangan akan tahu apa2 yang diinginkan pasangan, cukup dengan batin !.*

Benar memang jika *cemburu adalah bumbu, adalah penyedap. Ibarat masakan, akan ledhèr alias pias-rasa jika tanpa bumbu penyedap. Cemburu ibarat garam atau mecin (penyedap rasa) di masakan.*

Namun, jika *cemburu tsb over penempatan, maka, cemburu tsb adalah asli racun pembunuh !.* Sama saja dengan jika masakan kelebihan garam atau mecin/penyedap, maka, siapa yang akan doyan masakan tsb ?. Kucing yang lapar karena 5 hari tak makan-pun, tak akan doyan masakan tsb.

Pasangan yang *cemburu berlebihan, mengekang berlebihan (possessive) atau over-protektif, sesungguhnya, pasangan tsb TIDAK SEDANG MENABUR CINTA BIN HUBB KE PASANGANNYA, MELAINKAN IA SEDANG MEMBUNUH PELAN2 PASANGANNYA !.*

Untuk apa pula berumah tangga, tapi masih kayak di atas ?. Rumah tangga tsb *BUKAN media penangkaran pahala atau samawa di dunia, melainkan, persis seperti bara api dalam sekam, bahkan asli sebagai media “merasakan neraka sebelum masuk neraka !”.*

Wallaahu a’lam.

*UNTUK KEBAIKAN BARENG2, TULISAN INI BISA DI-SHARE KE MANA-MANAPUN : SUAMI, ISTRI, MERTUA, SAHABAT, SAUDARA, GRUP2 WA, NOMOR2 LAIN, FB, IG, TELEGRAM, DLL.*