
Oleh : Anwar Rachman
Menurut saya, melaksanakan ibadah puasa yang paling nikmat itu ya di Indonesia, tidak ada duanya didunia ini, lalu apa alasannya ?
Pertama, iklim atau cuacanya sangat mendukung, Indonesia tdk pernah panas yang ekstrem sampai diatas 53 derajat dan juga tidak pernah dingin sampai 1-2 derajat. Bayangkan bagaimana kita berpuasa di Al Jazair Afrika Utara yang panasnya bisa mencapai 59 derajat atau di Kazachtan Rusia yang dinginnya bisa minus 40 derajat celsius, perlu perjuangan berat untuk menjalankan ibadah puasa disana.
Kedua, mau ibadah model apa saja ada dan kita bebas mengekpresikan cara beragama kita, mau sholat taraweh 20 rakaat model NU silahkan, mau 8 rakaat model Muhamadiyah silahkan, mau model LDII, wahabi , syiah, sunny silahkan. Mau taraweh tidak pake pengeras suara silahkan, mau suaranya dikeraskan pake 5 TOA diatas menara silahkan, negara tidak pernah melarang. Kalau kita taraweh di Swiss Eropa, jangan harap kita bisa pake pengeras suara keras, tetangga lapor Polisi, bisa2 kita diseret ke meja hijau.
Ketiga, Gampang cari makanan untuk buka puasa. Diluar negeri, terutama negara-negara Barat, mau cari makan untuk buka puasa susah, selain diragukan kehalalannya, juga sangat mahal harganya. Sekali makan untuk makanan sederhana, kita perlu merogok kantong minimal 300 rb, di Hongkong bakwan sayur atau ote2 harganya 20 rb perbiji. Di Indonesia, makanan murah dan mudah didapat, dengan uang 5 ribu rupiah, kita sudah bisa berbuka dengan nasi pecel dan teh manis. di Indonesia, buah-buahan banyak jenisnya dan murah, ada : salak, jeruk, manggis , sawo, pisang, pepaya, rambutan dll. dengan uang 5 ribu kita sudah mendapatkan buah segar. Kalau mau buka gratis tersedia banyak tempat, ikut saja jamaah sholat maghrib di Masjid , pasti dapat makan /minum untuk buka puasa gratis,
Keempat, durasi puasa di Indonesia tidak terlalu panjang yakni hanya 13 jam, bayangkan kalau kita berpuasa di Eropa, bukanya jam 22.00 malam, imsyak jam 03.00 dini hari, selesai buka taraweh udah imsyak yakni waktu malamnya pendek dan lebih lama waktu siangnya. Di Indonesia kita bisa tidur lelap dulu. Untuk diketahui, bahwa setiap negara di berbagai belakang dunia, durasi puasanya berbeda-beda, sebagai contoh:
– Nuuk, Greenland: 20 jam
– Berlin, Jerman: 19 jam
– Ottawa, Kanada: 17 jam
– Nur-Sultan, Kazakhstan: 18,5 jam
– Zurich, Swiss: 18 jam
– Paris, Prancis: 17 jam
– Beijing, Cina: 16,5 jam
– Washington, DC, AS: 16 jam
– Ankara, Turki: 16,5 jam
– Tokyo, Jepang: 16 jam
– Teheran, Iran: 16 jam
– Kairo, Mesir: 15,5 jam
– Hong Kong: 15 jam
– Riyadh, Arab Saudi: 15 jam
– Addis Ababa, Ethiopia: 14 jam
– Kuala Lumpur, Malaysia: 13,5 jam
– Jakarta, Indonesia: 13 jam
– Brasilia, Brasil: 12,5 jam
– Wellington, Selandia Baru: 11,5 jam
– Cape Town, Afrika Selatan: 11,5 jam
– Canberra, Australia: 11,5 jam
– Santiago, Chili: 11,5 jam
Di Indonesia durasi puasa yang pendek tersebut yakni hanya 13 jam itupun masih minta diskon 50 % yang dikenal dengan puasa bedug yakni jam 12.00 siang udah berbuka lantas berpuasa lagi sampai maghrib. ha..ha..
Nikmat mana lagi yang kau dustakan hidup di Indonesia…