Nostalgia Kampus I T S (2)

Oleh : Yahya Aziz
Lama tidak mengajar di kampus ITS, justru Allah mempertemukan kami dengan salah satu dosen hebat ITS Dr. Soedarso. Istri beliau juga salah satu dosen di Universitas Trunojoyo Madura.
Pasangan suami istri ini tinggal di Perumahan Ketintang PTT, sejak dulu kami menjadi imam dan khotib tetap shalat tarawih di Masjid Subulussalam wilayah Ketintang ptt.
Ketika kami jadi imam dan penceramah tarawih di Subulussalam itulah pak darso ikut mendengarkan nya…. Setelah shalat tarawih bersalam salaman, beliau ingat kami, kami juga ingat beliau…. Maka terjadilah hubungan persaudaraan yang luar biasa, karena lama tidak berjumpa.
Sejak tahun 2009 kami sudah tidak mengajar di kampus ITS, saya bersyukur pengganti saya jauh lebih baik yaitu Dr. Choirul Mahfud beliau murid kami bahasa arab FTK Uinsa. Beliau diterima di ITS sebagai dosen tetap pada tahun 2013, beliau juga penulis buku MULTIKULTURALISME. Alhamdulillah ya Allah murid kami jauh lebih baik dari kami.
Dari pak Soe Darso jnilah kami tahu perkembangan jurusan. Yang dulu bernama MKU, berubah SOSHUM (.sosial humaniora) dan terakhir menjadi Jurusan Studi Pembangunan ITS.
beliaulah salah satu konseptor perubahan dari jurusan SOSHUM menjadi Studi pembangunan, agar jurusan ini lebih mandiri. Di luar negeri sudah ada jurusan development studies dan banyak peminatnya.
Di perguruan tinggi umum Indonesia program studi pembangunan S1 belum ada. Dan nampaknya kampus ITS ingin memulainya.
Kata pak darso membangun pondasi awal ini sangat berat sekali, tapi kalau berhasil akan menjadi rujukan perguruan tinggi umum seluruh Indonesia. Dan akan banyak studi banding ke ITS….


selamat pak Darso dan kawan kawan jurusan SOSHUM its semoga berhasil…. Barakallah…
Y A : penulis buku Taubatnya Peselingkuh dan Para Kyai Pejuang Kemerdekaan