
PAKUHAJI, TANGERANG – Ulama jadi rebutan pada tahun politik. Itu sudah sangat wajar, karena ulama banyak pengikutnya atau jama’ahnya. Demikian dikatakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, KH Hasan Basri.
Setiap menghadapi tahun politik, baik pemilihan kepala daerah maupun pemilihan presiden dan wakil presiden, legislatif, DPD sampai pemilihan kepala desa, ulama selalu dijadikan panutan atau dijadikan sandaran politik.
“Saya kira hal yang wajar kalau ulama selalu jadi rebutan politik, karena ulama banyak pengikutnya atau jamaahnya,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pakuhaji KH.Hasan Basri kepada wartawan Jum’at (12/4).
Dikatakannya, pada dasarnya politik tahun ini adalah politik yang sangat mengerikan. Sudah banyak di antara para ulama saling menghujat dan saling menghinakan tanpa alasan agama yang jelas. Padahal hakekat ulama adalah warosatul anbiya, pembawa rahmat bagi seluruh alam, tapi kenyataannya orang orang yang mengatasnamakan ulama tadi ketika berda’wah kadang suka menghujat di panggung-panggung agama. Bahkan mereka tidak jarang menanamkan kebencian kepada para jamaah terhadap kelompok Islam lainnya.
“Pada hakekat ulama itu warosatul anbiya (pewaris para nabi) dan juga pembawa rahmat bagi manusia, serta penyejuk bagi manusia dimuka bumi, kalau hal ini terus dibiarkan tanpa ada yang membatasi, maka kedepan akhlaq dan moral bangsa ini akan hancur,” tegasnya.
Lebih lanjut lagi, Islam yang dulu dan Islam yang sekarang sebetulnya tidak ada bedanya. Dari dahulu sampai sekarang patokan orang Islam itu adalah Alqur’an, Alhadis, ijma dan qiyas. Hanya saja sekarang ini pembawa patokan Islam tersebut atau para penda’wahnya atau yang disebut ulama, ketika berda’wahnya lebih menonjolkan ilmu pengetahuannya dari pada menonjolkan akhlaqnya. Sehingga, dalam berda’wahnya masih terdorong dengan ego dan nafsunya.
“Penda’wah sekarang itu lebih kepada pengetahuan ketimbang akhlak, dan bimbingan agar jama’ah bisa menjaga moralnya dalam kehidupan sehari-hari,” tukasnya.
Ia juga menghimbau kepada warga pakuhaji khususnya dan umumnya bangsa Indonesia untuk datang ke TPS pada tanggal 17 April 2019, gunakan hak pilih. “Mari pemilihan umum ini Kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa, pemilu yang damai, jurdil, aman dan sejuk,” ajaknya.
Ayatullah Chumaini
koresponden MM.com