Belum hilang dalam ingatan kita tentang tragedi First Travel yg merugikan ribuan jamaah umroh dengan total kerugian Miliaran rupiah. Kini muncul lagi travel yang tidak mau bertanggung jawab memulangkan jamaahnya. Sebanyak 42 jamaah umroh yang diberangkatkan Travel Panglima Ekspres Surabaya saat ini terkatung-katung nasibnya karena belum mengantongi tiket pulang kembali ke tanah air. Sementara pemerintah Saudi memberi deadline hingga tanggal 15 Maret semua jamaah umroh harus meninggalkan Mekkah dan Madinah.
Atas kejadian yang tidak mengenakkan itu, mereka melapor ke Duta Besar Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Salah seorang perwakilan jamaah, Nur Ainiyah mengambil inisiatif melaporkan travel yang beralamat di Surabaya itu, karena sudah tidak ada jalan lain untuk kembali ke tanah air.
“Kami memilih melaporkan Travel Panglima Ekspres karena sudah tidak ada jalan lain. Permohonan kami agar disediakan tiket sesuai jadwal kepulangan tidak digubris,” kata Nur Ainiyah.
Sementara itu, koordinator jamaah Fahmi dalam keterangannya pada media mengatakan, sebanyak 42 jamaah yang diberangkatkan Travel Panglima Ekspres itu, semula tidak ada masalah. Dengan menggunakan Masakapai Air Asia mereka berangkat menuju Madinah. Akan tetapi dua hari kemudian Travel Panglima Ekspres melalui Muhibbin Billah menyampaikan bahwa kepulangan jamaah akan dipercepat.
Kesepakatan awal, pihak travel akan memulangkan para jamaah pada tanggal 14 Maret, namun secara sepihak pemulangan dipercepat tanggal 7 Maret, dengan alasan penerbangan terakhir masakapai Air Asia Jeddah-Jakarta terakhir tanggal 7 Maret.
Menurut pria yang biasa dipanggil Gus Fahmi ini, seharusnya Panglima Ekspres mencarikan maskapai pengganti agar kepulangan jamaah tetap sesuai jadwal dan kesepakatan.
“Mestinya Pak Muhibbin bukan meminta kami pulang tanggal 7 Maret, akan tetapi dia mencarikan maskapai pengganti agar kami tetap pulang tanggal 14 Maret. Karena kejadian seperti itu juga terjadi pada jamaah travel lain dan travel lain tersebut langsung mencarikan penerbangan pengganti,” tambahnya.
Fahmi berharap Travel Panglima Ekspres bertanggung jawab memulangkan 42 jamaah tersebut. Jika tidak para jamaah terancam terkatung-katung di Jeddah. Sementara bekal, menurut Fahmi sudah semakin menipis.
“Kami tidak punya cara lain kecuali bergantung pada travel untuk memulangkan kami. Jika tidak kami akan mendatangi kantor konsul Jenderal RI di Jeddah untuk mendapatkan perlindungan karena mulai hari ini, kami sudah harus meninggalkan Mekkah,” pungkas Fahmi.
Firman Syah Ali
Jurnalis Citizen