Pusat Riset Pilkada Jatim JTV dan ITS: Sosok Anti Korupsi Menjadi Pilihan Utama

 

SURABAYA (12 MARET 2020) –menaramadinah.com- Pusat Riset Pilkada JTV kembali menyelenggarakan survei pada 1-10 Maret 2020. Survei kali ini untuk mengukur permasalahan yang dianggap penting, sosok yang diinginkan, sekaligus tingkat pengenalan (popularitas) dan keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang siap berkompetisi dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo 2020.
Riset ini menggunakan sumber data seluruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu terakhir 2019 di Kabupaten Sidoarjo sejumlah 1.397.570. Dari populasi tersebut, dipilih 360 dengan metode stratified random sampling dengan margin of error +- 5,01  5 %.; menggunakan derajat kepercayaan 95%.
PREFERENSI PEMILIH
Kepala Pusat Riset Pilkada JTV Machmud Suhermono menjelaskan, Sidoarjo memiliki karakteristik unik dibanding daerah-daerah lain yang menyelenggarakan Pilkada di Jawa Timur. “Secara geografis, warga Sidoarjo memiliki sedikit banyak kesamaan preferensi dengan warga Surabaya,” ungkapnya pada momen jumpa pers di kantor JTV Kamis sore (12/3). Namun, pada saat yang sama, basis kultural dan dinamika politik 3 bulan terakhir membuat Sidoarjo berbeda total dengan Surabaya.
Dugaan Machmud tersebut terkonfirmasi dalam data temuan survei tim Riset Pilkada JTV-ITS. Kriteria sosok pemimpin yang didambakan warga Sidoarjo tidak banyak berbeda dengan kriteria pemimpin yang didambakan warga Surabaya. “Jujur ternyata menjadi preferensi yang juga didambakan warga Sidoarjo. Hanya, di warga Sidoarjo, jujur ditekankan pada sikap tidak korupsi,” tegas Tenaga Ahli Tim Survei Pilkada JTV-ITS Agnes Tuti Rumiati. Periset yang akrab dipanggil Tuti itu tidak bisa memastikan apakah itu dampak dari aksi operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Sidoarjo Saiful Illah yang diberitakan gencar oleh media. “Temuan survei, karakter tidak korupsi dianggap paling penting warga Sidoarjo, itu karena faktor apa, kami belum ada riset untuk itu,” tambah Pakar Statistika ITS tersebut.

Kriteria Sosok Pemimpin Kabupaten Sidoarjo
Jujur dan tidak korupsi Mampu mengatasi masalah Ekonomi Mampu mengatasi masalah… Mampu mengatasi masalah… Mampu mengatasi masalah… Mampu mengatasi masalah Sosial Tepati Janji dan bertanggung jawab Ketegasan, Berani mengambil sikap
Memiliki wawasan luas Berpengalaman dalam pemerintahan Memiliki jaringan nasional dan…
Suka blusukan Mampu mempopulerkan wisata Kota Intelektualitas (pendidikan formal… Ketokohan (merupakan Tokoh…
Religius (alim) Dari agama tertentu Gender (harus laki-laki) Dari kalangan profesional Dari Partai atau anggota ormas… Penampilan fisik (harus…
Permasalahan Utama Warga
4.63 4.61 4.58 4.55 4.35 4.55
4.10 4.33
3.86 4.01
3.80 3.78 3.52 3.71
3.09 3.30 3.48
3.00 2.99 2.772.95
Selain kriteria pemimpin kabupaten Sidoarjo yang didambakan, Riset Pilkada JTV-ITS juga memotret permasalahan yang dianggap penting oleh warga Sidoarjo. Temuan survei ini diharapkan menjadi acuan bakal calon dalam menawarkan program-programnya ke masyarakat. “Di survei awal ini, kami sebetulnya sangat peduli dengan temuan permasalahan yang dianggap penting warga ini. Dengan mengidentifikasi lebih awal permasalahan, maka Pilkada bisa menghasilkan pemimpin yang solutif,” jelas Sutikno, kepala tim survei ITS.
Dari survei Pusat Riset Pilkada ITS ditemukan delapan masalah yang dikategorikan berat oleh warga Sidoarjo. Permasalahan yang dianggap paling berat ada di kategori pendidikan yakni ketersediaan sekolah. “Yang dimaksud ketersediaan sekolah di sini adalah jarak sekolah yang jauh dan kurangnya sekolah di tingkat pendidikan SMP dan SMA,” jelas Agnes Tuti. Setelah ketersediaan sekolah, secara berturut-turut, masalah yang dianggap penting warga Sidoarjo adalah kerusakan jalan dan kemacetan.”Survei kami lengkap, data jalan-jalan mana yang rusak dan titik macet mana saja yang

dikeluhkan warga juga kami catat,” tambah mantan Sekretaris ITS tersebut. Selengkapnya, permasalahan yang dianggap penting warga Sidoarjo adalah sebagai berikut :
Permasalahan Di Masyarakat Yang Dianggap Kategori Berat
1.79
1.87
Ketersediaan sekolah
Kerusakan jalan
1.98
2.28
2.35
2.31
2.34
2.50
Kemacetan
HIV/AIDS
Wabah virus/penyakit luar negeri
Minimnya angkutan publik
Peluang kerja terbatas
pelayanan kesehatan
PEND. SARANA SARANA KES. KES. TRANS. EKO. LAYANAN
Popularitas Dan Elektabilitas
Tingkat partisipasi pencalonan di Sidoarjo cukup tinggi. Dari puluhan figur-figur yang selama ini sudah mengenalkan diri ke publik melalui media, Pusat Riset Pilkada JTV-ITS mencatat ada ada sembilan nama yang muncul dalam survei bakal calon bupati Sidoarjo. Nama-nama tersebut dengan tingkat keterkenalan (popularitas) dan keterpilihan (elektabilitas) adalah sebagai berikut.

Tingkat Keterkenalan (Popularitas) Bacalon Pilbup Sidoarjo 2020
BAKAL CALON BUPATI Mengenal Tidak Kenal Nur Ahmad Syaifudin (Cak Nur) 50,56% 49,44% Ahmad Muhdlor Ali / Gus Muhdlor 49,17% 50,83% Kelana Aprilianto / Mas Kelana 26,94% 73,06% Bambang Haryo Soekartono / BHS 25,35% 74,65% Ahmad Amir Aslichin / Mas Iin 14,17% 85,83% Bahrul Amig / Mas Amig 10,56% 89,44% Sulamul Hadi Nurmawan (Gus Wawan) 9,72% 90,28% Khoirul Anam 3,61% 96,39% Agung Sudiyono 3,61% 96,39%
Menurut kepala Tim Riset Pilkada ITS Sutikno, posisi sedang menjabat (incumbent)
terbukti efektif mengangkat keterkenalan bakal calon. Di Sidoarjo, hal itu dinikmati bacalon Nur Ahmad Syaifudin. Mantan wakil bupati dan kini bupati Sidoarjo ini mencatat popularitas tertinggi.
Popularitas bacalon yang akrab dipanggil Cak Nur itu bersaing ketat dengan Ahmad Muhdlor Ali. Putra pengasuh pondok pesantren Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mencatat popularitas 49,17 persen, selisih sekitar 1 persen di bawah Cak Nur yang mencatat popularitas 50,57 persen. Popularitas keduanya jauh meninggalkan bacalon lain yakni Kelana Aprilianto (Mas kelana), Bambang Haryo Soekartono (BHS), dan Achmad Amir Aslichin (mas Iin).
Berbeda dengan popularitas, saat ditanyakan apakah akan memilih figur yang dikenal tersebut jika mencalonkan diri sebagai bupati (elektabilitas) ? terjadi perubahan pilihan di kalangan pemilih. “Itu

terjadi karena responden yang kenal belum tentu memilih, sebaliknya yang memilih pasti sudah kenal baik,” jelas Sutikno.
Tingkat Keterpilihan (Elektabilitas) Bacalon Pilbup Sidoarjo 2020
BAKAL CALON BUPATI Memilih Tidak memilih Belum Tahu Ahmad Muhdlor Ali / Gus Muhdlor 15,88% 21,73% 62,40% Nur Ahmad Syaifudin (Cak Nur) 7,22% 24,72% 68,06% Sulamul Hadi Nurmawan (Gus Wawan) 3,47% 34,03% 62,50% Bambang Haryo Soekartono / BHS 3,06% 27,30% 69,64% Ahmad amir aslichin / Mas Iin 1,65% 52,07% 46,28% Bahrul Amig / Mas Amig 0,56% 27,02% 72,42% Kelana Aprilianto / Mas Kelana 0,56% 28,41% 71,03% Khoirul Anam 0,28% 28,13% 71,59% Agung Sudiyono 0,00% 26,26% 73,74%
Jika di popularitas, Cak Nur dan Gus Muhdlor bersaing ketat, maka di tingkat keterpilihan (elektabilitas), Gus Muhdlor memimpin signifikan dengan elektabilitas 15,88 persen. Sedangkan elektabilitas Cak Nur, mencapai separuhnya yakni 7,22 persen. Bacalon lain masih perlu bekerja lebih keras lagi karena tingkat elektabilitas di kisaran 3 persen hingga 1 persen, yakni mantan Ketua DPRD Sidoarjo Salamul Hadi Nurmawan (Gus Wawan), Politisi Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS), dan Putra mantan Bupati Saiful Illah, Achmad Amir Aslichin (mas Iin). “Sebagai survei awal, persentase elektabilitas ini masih terlalu. Machmud Suhermono Jurnalis Citizen