Surabaya-menaramadinah.com’-Balai Diklat Keagamaan Surabaya telah sukses menggelar Diklat Teknis Substantif Guru Madrasah Diniyah (Madin) pada 24-29/2. Diklat ini merupakan kali pertama digelar di Kota dengan julukan Kota Santri dan Kota Wali, Gresik. Diikuti 35 orang Guru Madin se-Kab. Gresik diklat dibuka oleh Kepala Sub. Bag. Tata Usaha Kankemenag. Kab. Gresik, mewakili Kepala Kemenag yang berhalangan katena dinas luar.
PDi hari pertama sampai ketiga, setelah Membangun Komitmen, para peserta diberikan bekal wawasan materi Analisis SKL-SK- KD dan Indikator Madin oleh Widyaiswara Dr. H. Sholehuddin. Dalam materi ini mereka juga diberikan tugas menyusun sampai menghasilkan produk berupa dokumen Kurikulum Madin tiap lembaga.
Di hari kedua, Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Dr. H. Mucahammad Toha berkesempatan memberikan support dan wawasan keagamaan. Menurutnya tugas guru mad in adalah memberikan pencerahan secara cerdas dan bijak. Agama menurutnya tidak bisa dibenturkan dengan budaya, dan sebaliknya. Tetapi keduanya bisa bersinergis untuk memberikan rasa.
Di hari ketiga diskusi hangat tatakala masuk materi Analis Materi Esensial Madin. Sholehuddin yang juga putra daerah Gresik asli Menganti itu mengurai esensi Alquran, aqidah, akhlaq, fikih dan tarikh. Menurutnya memahami agama tidak saja ditinjau dari sisi Nash, teologi, dan deologi, tapi juga antropologi. Maka sisi kemanusiaan tidak bisa ditinggalkan untuk menghindari konflik kemanusiaan.
Selain itu, di hari ke tiga, juga dibekali model model pembelajaran madin. Selama ini madin mengenal metode sorogan, bandongan, dan wetonan, kali ini Ia mengenalkan metode mengaktifkan siswa, seperti make a match, snowball throwing, talking stik. Mereka sempat mempraktikkan metode Puzzle dan Sort Card untuk materi pembelajaran Alquran.
Di hari keempat hingga keenam mereka menerima materi media dan penilaian dari Siti Zubaidah. Di akhir sesi mereka praktik pembelajaran madin. Mereka merasa ini pengalaman yang luar biasa. Beberapa peserta sudah ada menyatakan berkeinginan melakukan diseminasi di wilayah kecamatannyan.
Yang unik dan mungkin kali pertama dalam sejarah diklat, ketika penutupan, para peserta secara swadana menyiapkan tumpeng sebaga ungkapan rasa syukur. Memang, seperti dinyatakan kasi pontren, Abd. Ghofar, pada saat memberikan materi, bahwa kegiatan ini merupakan langka, selama ini belum ada diklat semacam ini. ia mengucapkan terima kasih kepada Balai Diklat yang telah memberi jatah diklat Guru Madin.
Hal itu juga diamini oleh para peserta seperti, Khamdani. Peserta dari Madin Lumpur itu mengaku bahwa ini pengalaman luar biasa, “Saya merasakan manfaat yang luar biasa banyaknya”, tutur warga GKB itu.
Sholehuddin Jurnalis Citizen