Muhammad Arifun: PENJARING PERKUTUT LOKAL ALAM DI BUMI WALI KAB. GRESIK

Gresik, MenaraMadinah.Com-Desa mawa cara Negara mawa tata. Lain lubuk lain ikannya. Nasib orang berbeda beda. Itulah peribahasa. Itu pula wujud kemaha sempurnaan dan keadilan Alloh SWT menciptakan alam jagad raya dan isinya.

Kali ini jurnalis MenaraMadinah.Com terkesima dengan nasib seorang anak bangsa. Namanya Mas Muhammad Arifun. Dia berprofesi unik, sebagai Specialis Penjaring Burung Perkutut Lokal Alam. Wilayah kerjanya di daerah Gresik, tentu di kawasan lahan pertanian tanaman padi dan ladang sayur sebagai lokasi penjaringan perkutut .

Trenyuh mendengar kisahnya. Pria muda ini sudah beristri dan punya 1 anak. Muhammad Arifun lulusan SMK dan sempat kuliah di Universitas Qomaruddin Gresik, namun gagal di semester pertama . Persoalan finansial , membuatnya mengadu nasib di negeri Jiran Malaysia. Kerja keras di negeri orang rupanya harus diterima dengan sabar, walau rintangan Cobaan selalu menghadang.

Tahun 2017 mas Muhammad Arifun pulang ke Gresik. Dari sinilah awalnya dia berkenalan dengan satwa legendaris piaraan para raja Jawa , bernama Burung Perkutut .

Dia piara seekor perkutut jantan usia tua, sudah 20 tahun warisan Bapaknya.
Berniat ingin mencarikan jodoh bagi perkutut yang jomblo itu, Arifun pergi ke penjual burung di pasar. Dapatlah seekor burung perkutut betina. Berjodoh lah rupanya.

Muhammad Arifun mulai bergaul dengan komunitas penggemar perkutut. Terbersit dipikirannya, bagaimana kalo dirinya ikut menjaring dan menjadi pemasok perkutut. Karena di daerah Gresik, ternyata endemik Perkutut Lokal masih banyak jumlahnya. Ratusan bahkan mungkin ribuan ekor, tersebar di seantero persawahan dan ladang di wilayah Kabupaten Gresik Jawa Timur ini.

Profesi Penjaring Perkutut Lokal Alam tidaklah enak. Pahit getir pak’ keluhnya. Banyak yang mencibir lewat medsos, dianggap sebagai perusak ekosistem , tidak manusiawi dan cemoohan lainnya. Sedih rasanya pak, mereka mudah menghakimi , tapi tidak mau tahu masalah kami” keluh M Arifun pada media.

Muhammad Arifun punya alasan yang masuk akal. Nasib orang memang berbeda. Lagian, di Gresik jumlah perkutut lokal alam masih sangat banyak. Tidak akan habis, sehari saja bisa menjaring 50, 100 bahkan 200 ekor. Kan tidak semua terjaring, banyak yang masih beterbangan beranak pinak di alam ” , kilahnya. Lagian perkutut disini termasuk burung yang cepat berkembang biak. Itupun bukan satu satunya alasan. Jika dirinya mampu secara finansial, tak ingin menjaring burung lokal alam . Saya maunya punya modal, baru ikut ternak Perkutut Bangkok saja “, katanya.

Sumber media ini menyebutkan, pasaran burung perkutut lokal alam Gresik menjangkau seluruh tanah air. Muhammad Arifun contohnya, biasa memasok Agen Penjual di kios kios pasar burung yang ada di Jabar ( Jakarta, Bogor ,Tangerang,Bandung), JawaTengah ( Semarang,Solo,Tegal,Sragen ,Yogja,Kroya Pekalongan), serta Jawa Timur sendiri ( Surabaya, Kediri, Banyuwangi dan Tuban).

Pengiriman perkutut antar kota tersebut melalui jalur Kereta dan Bus. Antar komunitas pedagang perkutut sudah biasa saling komunikasi lewat WA. Begitu transfer duit, burung segera dipaket lewat Kereta “, tandasnya.

Pengalaman mistis tentang Perkutut Lokal.
Muhammad Arifun menceritakan, dirinya pernah mengalami kejadian mistis, melalui mimpi. Dirinya didatangi makhluk besar menyeramkan , mirip Gerandong atau Leak seperti dalam film horor itu.
Kami ditarik dari dalam rumah , diluar rumah pun menunggu puluhan Gerandong jahat. Namun selamatnya, dalam mimpi kami berontak menyebut nama Alloh, akhirnya mereka kocar kacir gagal menangkap saya”, kisah Arifun.

Pedih pilu sukaduka dalam.hidup memang selalu ada. Itulah romantika hidup manusia. Seorang Muhammad Arifun, Penjaring Burung Perkutut Lokal Alam di Bumi para Wali, Kabupaten Gresik.

Bagaimanapun juga, keseimbangan alam perlu dijaga. Agar bumi tetap berkah, warisan budaya memelihara perkutut lokal tetap terlestarikan. Yang di alam pun masih berkembang biak. Agar Anak cucu kita masih bisa mendengarkan Anggungannya Perkutut. Klauketekuung kuuuung..kungg!!!

( Samsul Hadi/MenaraMadinah.Com).