KH. Muhammad Shiddiq Legenda Jember Dari Lasem Jawa Tengah

 

 

KH MUHAMMAD SHIDDIQ  lahir di Lasem Jawa Tengah. Beliau pernah berguru ke Ulama nusantara seperti Syaikh Kholil Bangkalan dan juga ke ulama timur tengah seperti syaikh syhatha pengarang kitab i’anah tholibin hingga beliau meriwayatkan hadits Nabi dari syaikh syhatha dan di tulis oleh syaikh yasin al fadani dalam kitab al-arbaun al-buldaniyah.

Setelah selesai belajar, beliau mendirikan Pesantren di Lasem dan berumah tangga. Dari istri Lasem yang bernama Nyai Masmunah, beliau memiliki beberapa putra;
1. Kiai Manshur yang melahirkan putera bernama kiai ali Manshur; Pencipta shalawat badar.
2. Nyai Raihanah yang memiliki putera KH Abdul Hamid Pasuruan.
3.KH Ahmad Qushairi pendiri pondok ashidiqi banyuwangi dan juga memiliki putri Nyai Nafisah yang bersuamikan KH Abdul Hamid.
4. KH Mahmud yang memiliki putera Kiai Hamid Wijaya, Ketua Anshor pertama dan juga seorang putera bernama KH Shodiq Mahmud, pendiri dan ketua pertama IAIN Jember.

Suatu malam beliau bermimpi, melihat Rasulullah, tangan kanan Rasul memegang tasbih menghadap ke timur, tangan kiri Rasul memegang bakul nasi menghadap ke barat. KH shidiq mengartikan, kalau ingin akhirat pergilah ke timur, kalau ingin dunia pergilah ke barat. Maka dari mimpi itu beliau pergi ke timur hingga berhenti di kota jember. Di kota ini beliau mendirikan pesantren As-Shiddiqi putera (ASTRA). Di kota jember ini pula beliau menikah dengan seorang perempuan yang bernama Nyai Maryam dan menghasilkan putra putri ;

1. KH Mahfud Shiddiq; Ketua PBNU zaman jepang yang dipenjara bersama KH Hasyim Asyari. Sekeluar dari penjara, beliau sakit sakitan karena siksaan jepang hingga meninggal sebelum berumur 40 tahun lalu digantikan oleh KH Wahid Hasyim.
2. KH Abdul Halim, pendiri pondok ashidiqi putri Talangsari.
3. Nyai Zainab Shidiq, pendiri pondok putri Nyai zainab shidiq di Talangsari.
4.KH Abdullah; Ketua PWNU Jawa Timur.
5. KH Ahmad Shidiq; Rais ‘Am PBNU. Rais A’am yang menerima dan memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi Negara.

Selain itu beliau menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Nyai Mardhiyah dan memiliki putri;
1. Nyai zulaikhoh, istri KH Dhafir Salam pendiri pondok al Fattah dan rais syuriah jember, pada zaman beliau menjadi rais syuriah beliau mendirikan Universitas Islam Jember.

Saya menulis ini semua, bukan karena rasa bangga dan senang akan sejarah beliau, namun saya menulis ini semua karena ingin mengikuti firman Allah
فاقصص القصص لعلهم يتفكرون
“Dan ceritakanlah tentang cerita-cerita, semoga saja mereka mau memikirkannya”.

Saya menulis ini semua juga karena rasa rindu dan kangen saya kepada beliau. Beliau yang telah wafat namun saya tidak pernah tahu wajah beliau, kebetulan beliau wafat tidak meninggalkan satu foto pun akan wajah beliau. Pernah beliau berfoto untuk paspor haji dengan kapal laut untuk haji, namun setelah itu, beliau membakar sendiri foto beliau. Beliau membakar foto tersebut karena tidak ingin dikenal dan dikenang orang. Beliau lebih memilih ‘berdua’ dengan Allah hingga akhir hayatnya. Saya menulis ini semua pun juga karena rasa rindu dan kangen saya dengan sifat zuhud beliau, sebagaimana ketika beliau menimba air sumur, beliau menemukan emas batangan lalu beliau mengembalikan emas batangan itu ke sumur kembali sambil berdoa “Ya Allah, bukan emas yang saya inginkan, saya hanya berharap semoga saya memiliki putra putri yang baik Ya Allah”.

Ingin rasanya bisa meneladani beliau, tapi terasa berat rasanya, apalagi sejarah beliau yang tidak berkenan memiliki foto dan emas, sedangkan saya, foto mulai TK sampai sekarang pun masih komplit semua.

Mahur Billah

Jurnalis Citizen