Aliansi Masyarakat Sultra berkomitmen Gaungkan Penolakan Terhadap Paham Radikal

Kendari, Menarahmadinah.com (20/12) Aliansi Masyarakat Sultra (AMS) berkomitmen gaungkan penolakan terhadap berkembangnya paham radikal dan intoleran di Sultra. Ams terdiri enam organisasi kepemudaan antaranya Persatuan Masyarakat Tolaki (PMT) Sultra, Poros Muda Sultra, LPPK Sultra, Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formasi), LBPH dan Hippma Konsel bertempat di salah satu kedai kopi di kota Kendari.

Ketua PMT Sultra, Supriyadin menjelaskan, bahwa organisasi yang dipimpinnya mengutuk keras dan menolak berkembangnya paham radikal di bumi anoa. Sebab, radikal dan intoperan merupakan paham yang berbahaya dan sedang menyusupi persatuan dan kesatuan bangsa.

“Terkadang kepentingan pribadi kemudian dibawah-bawah ke ranah organisasi dan kelompok lainnya. Ini yang harus disadari dan diantisipasi sejak dini,” ungkapnya yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Sultra.

Dia juga menambahkan, radikal bisa berakibat pada pembunuhan karakter. Karena sistem kerja para penyebar radikalisme ini menyerang sistem pemerintahan dan bernegara yang saat ini sudah baik.

Olehnya itu, pihaknya mendorong program Kementerian Agama RI yang membatasi lahirnya organisasi-organisasi, terutama yang berkedok agama.

“Program kami ini akan berkelanjutan. Ke depannya, berbagai agenda sosialisasi dalam memerangi berkembangnya paham tersebut akan terus kita galakan,” tambahnya.

Senada dengan itu Ketua Formasi Sultra, Saiman mengatakan, kata radikal sudah dipahami di kalangan masyarakat, sebagai paham yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Olehnya itu, menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam memerangi radikalisme.

“Radikalisme ini jelas sangat berbahaya dan membawa dampak negatif terhadap ideologi Pancasila. Untuk itu, kami menolak keras hadirnya paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila,” ucapnya.

Menurut dia, radiklisme akan merusak tatanan bernegara, karena bisa memasuki setiap aspek kehidupan rakyat Indonesia. Bahkan, terkadang masuk di skema keagamaan dan pelosok pendidikan.

“Tata bernegara yang baik harus terus dibudayakan. Jangan coba-coba mengikuti paham-paham yang berbauh radikal,” tegasnya.

Sebagai masyarakat, lanjutnya, harus lebih dini melakukan pencegahan tekait potensi berkembangnya paham radikal, karena sudah nampak terlihat potensi masuknya paham tersebut.

“Kedepannya, kami dari konsorsium akan tetap bersama-sama seluruh lapisan masyarakat untuk memberantas paham radikal dan intoleran,” ujar Saiman.

Di tempat yang sama, Ketua Poros Muda Sultra, Jeffry mengharapkan Sultra yang memiliki banyak etnis dan menjunjung tinggi keberagaman terus terjaga, di tengah banyaknya isu-isu dan tindakan yang mencoba menjatuhkan ideologi Pancasila.

“Pancasila itu digodok para petinggi-petinggi agama, sehingga keliru rasanya jika ada kelompok yang menginginkan terjadinya perubahan ideologi bangsa,” jelasnya.

“Kalau ada suatu organisasi dan paham yang menentang Pancasila, maka itu saja mereka telah melawan kita. Indonesia ini sudah cukup harmonis dan menjujung tinggi toleransi serta menghargai keberagaman, maka harus dijaga,” terangnya.

Terkait komitmen memerangi berkembangnya paham radikal tersebut, Poros Muda Sultra bersama Aliansi Masyarakat Sultra akan bersama-sama menggodok program-program dalam upaya memberantas berkembangnya paham radikal dan intoleran, dengan menggandeng Ormas dan kelompok masyarakat lainnya mensosialisasikan perlawanan terhadap radikalisme dan intoleran.

Irfan Jurnalis Citizen