Malam Yang Hening di Sendang Tirto Kamandanu Pamenang. Konon airnya bisa menyembuhkan Penyakit.

 

KEDIRI, MenaraMadina.com-Menjelang malam, biasanya tamu yang datang ke Sendang Tirto Kamandanu semakin banyak. Lebih-lebih di malam Jumat.

Sendang yang terletak di Dusun Menang RT 03 RW 03 Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tersebut banyak didatangi warga biasa sampai orang besar di Negeri ini. Bahkan sekelas Gus Dur pun pernah datang di tempat yg asri ini.

Sedang Tirto Kamandanu sendiri berada sekitar 200 meter ke arah utara dari lokasi petilasan atau tempat mokhsanya Raja Kediri Sri Aji Jayabaya yang dikenal dengan ramalan masa depan tentang Nusantara ini, Jongko Joyoboyo.

Mbah Tugino, salah satu dari dua juru kunci di Sendang Tirta Kamandanu, bercerita bahwa sebelum Prabu Jayabaya melakukan parama mokhsa (kembali menghadap Tuhan beserta raganya), sang Prabu datang ke sendang ini untuk ritual melukad (mandi dan bersuci).
“Sendang adalah kolam alami, sedangkan Tirta Kamandanu memiliki makna sumber mata air yang memberikan kehidupan,” kata Mbah Gino, pangilan akrab juru kunci yang mengaku pernah macung Kades, namun tidak jadi ini, Rabu malam (18/12/2019).

Jadi sesuai namanya, Sendang Tirta Kamandanu ini merupakan kolam alami yang berisi sumber mata air yang memberi kegunaan atau kehidupan bagi makhluk hidup.

Mbah Gino juga menjelaskan bahwa sendang ini sering dikunjungi oleh caleg atau calon-calon lain yang ingin maju ke laga pertempuran. “Biasanya beliau-beliau datang untuk memanjatkan doa dan mandi di sendang ini,” katanya.

Menurut Mbah Gino, disuatu malam dirinya pernah diminta mendampingi seorang wanita dan si wanita itu ternyata membawa tiga tongkat semacam tongkat komando untuk disucikan mengunakan air sendang. Bahkan tidak jarang para pembesar lain di negeri ini juga datang ke sendang, meski hanya untuk membasuh muka. “Beberapa pembesar negeri ini pernah datang ke Sendang dan kebetulan saya yang pas giliran jaga”tambah Mbah Gino yang tidak berkenan menyebut nama-nama pembesar tersebut.

Masih menurut Mbah Gino, dilokasi ini juga terdapat petilasan Eyang Srigati-Srigading. Mereka adalah pasangan suami-istiri abdi kinasih Prabu Sri Aji Jayabaya.
“Pada masa kecilnya, Prabu Jayabaya diasuh oleh mereka. Perumpamaannya seperti Pandawa dan Semar,” ujar Mbah Gino lagi.

Sendang Tirto Kamandanu ini, lanjut Mbah Gino, sebelum dibangun oleh Yayasan Hondodento, Jogjakarta, hanya berupa kolam yang disekitarnya tumbuh pohon besar, salah satunya pohon pule. Orang-orang menyakini, bila mandi di sendang bahkan ada yang meminum airnya, akan merasa awet muda dan bila orang tersebut sedang sakit akan sembuh. “Disini kan ada beberapa pohon pule besar dan pohon pule diyakini oleh orang Jawa sebagai jamu. Mungkin akar-akar pohon pule itulah yang membuat air sendang berkhasiat”duga Mbah Gino.

(Muji Harjita)

Jurnalis Citizen