Makassar,MenaraMadinah.ComDunia keormasan dan LSM ditanah air wajib kagum, trenyuh dan bangga oleh fenomena Keharmonisan Luar Biasa yang ditampilkan Gabungan Beberapa Organisasi Masyarakat ( Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM), yang ada di kota Makassar Sulawesi Selatan.
Jumat sore itu ( 13/12) menjadi saksi, betapa beberapa Ormas dan LSM bisa rukun bersatu padu, dalam langkah gerakan menegakkan hukum, memperjuangkan keadilan serta menolak Premanisme.
Mereka itu Adalah LSM GMBI ( Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia), bersinergi dengan FKPPI ( Forum Komunikasi Putra Polisi Indonesia), PP ( Pemuda PancaSila), APPI ( Asosiasi Pedagang Pengusaha Indonesia), IKAMI ( Ikatan Koalisi Aksi Mahasiswa Indonesia), LIPR (Lembaga Independen Pembela Rakyat), yang secara terkondisikan melakukan roadshow LONGMARCH dengan BerOrasi sepanjang jalan keliling kota dan berakhir menyatu di satu titik kumpul , di depan Maskas Polrestabes Makassar.
Yel yel perjuangan ormas berkumandang, tegakkan supremasi hukum, wujudkan persamaan perlakuan di depan hukum, tegakkan keadilan, serta ajakan melawan premanisme.
Koalisi lintas LSM dan Beberapa Ormas di Makassar ini, dipuji banyak kalangan. Mereka merasa bangga dan haru. Disaat di kota kota tertentu beberapa ormas saling benturan, rebutan lahan juang, nun di Makassar mereka harmonis bergandengan tangan.
Salah satu contoh adalah perjuangan Aksi Damai Jumat kemarin , yang mempertanyakan keseriusan penyidik di Polrestabes Makassar dalam menangani pengaduan tindak premanisme, berupa pengrusakan sebuah Warkop / Cafe RIANA di Jalan Skarda Makassar, sudah dilaporkan resmi namun belum ada kejelasannya.
Aliansi Seluruh Ormas an LSM tersebut menuntut agar Kapolrestabes Makassar mengganti peran Kanitreskrim Polsek Rappocini , segera menangani kasus ini, segera tangkap dan adili para pelakunya, jangan melihat sebelah mata kasus ini apalagi jika ada indikasi kasus ini DiBack up orang berMerk”, kata orator Aksi.
Jika tidak segera ditangani, khawatir akan terjadi serangan balasan dan terjadi peradilan rakyat, ini yang berbahaya. Makanya KaPolrestabes Makassar harus sigap dan tanggap menangani kasus premanisme ini.
Yang menyedihkan, orasi Aksi Damai simpatik tersebut ternodai oleh insiden yang dilakukan oknum polisi yang mendorong tubuh salah satu Ketua LSM di Makassar.
Ir Walinono Haddade, Ketua LSM GMBI Distrik Makassar dalam kerumunan diantara beberaoa oknum aparat, tiba tiba didorong mundur. ” Saya didorong, dan dijambak ( ditarik) rambutku dari belakang. Ini sampe robek Baju seragam LSM GMBI” , Kata Aktifis sejak di UGM 90an itu.
Ketua LSM GMBI Distrik Makassar, tidak terima diperlakukan arogan seoerti itu. Kami sudah resmi laporkan ke Propam Polda Sulawesi Selatan, tadi malam( 14/12).
Ir Walinono Haddade didampingi SekDisnya Abdul Azis Dg Situru SE bertekat akan terus mengawal kasus ini di Propam Polda SulSel, supaya perlakuan serupa tidak terulang, tidak menimpa siapapun termasuk kepada para Aktivis, Wartawan dan masyarakat bawah lainnya.
Yang menggembirakan, setelah Orasi Gabungan LSM dan Ormas, di depan pintu Mapolrestabes Makassar itu pihak Kapolrestabes segera merespon dan memanggil pelapor dan Delegasi Ormas di ruang Penanganan.
Kapolrestabes Makassar menerima segala keluhan korban ( sekaligus pelapor) dan berjanji akan segera memproses kasus tersebut.
Petinggi Polrestabes Makassar ini juga telah secara langsung meminta maaf atas insiden yang terjadi di area pelataran pintu masuk tersebut. Mereka berjanji akan memberikan tindakan secara internal kepada bawahan yang telah mengakibatkan ” robeknya” baju loreng seragam LSM GMBI tersebut .
Kasus ini menjadi serius, karena bagi LSM GMBI dianggap sebagai sebuah penghinaan, merendahkan Marwah lembaga, memandang sepele harga diri LSM GMBI yang nyata nyata selama ini harmonis bersinergi dengan pihak manapun ( termasuk Polri) turut Bela Negara, Bela PancaSila dan NKRI”, kata Ir Walinono.
Harmonisasi antar LSM dan Ormas Ormas di Makassar perlu disyukuri, mestinya siapapun itu sipil atau militer apalagi Polisi harus sama sama bergandeng tangan menegakkan keadilan, memperjuangkan persamaan perlakuan hukum, melawan premanisme”, kata salah satu Aktivis .
(Samsulhadi/MenaraMadinah.Com)