Madiun.menaramadinah.com,Di awal pekan ,Senin,18 November 2019,Bro J menghabiskan waktu Dhuha di Kompleks Makam Kyai Anom Besari ,Kuncen,Caruban,Madiun.
Kyai Anom Besari memiliki gelar Raden Nedo Kusumo dan Kyai Ageng Nggrabahan.Dijuluki Ki Ageng Nggrabahan karena beliau sering menyamar sebagai seorang penjual gerabah (barang-barang dari tanah liat) ketika berdakwah di masa penjajahan Belanda.Dilihat dari garis keturunan,Raden Nedo Kusumo merupakan keturunan dari Raden Wijaya,pendiri Kerajaan Majapahit yang terkenal.Dengan melakukan penyamaran,Kyai Anom Besari dapat melakukan syiar dakwah secara leluasa,tanpa adanya kecurigaan dari pihak-pihak yang tidak sejalan dengannya.
Raden Nedo Kusumo tersohor pula sebagai mubaligh yang linuwih .Di makamnya terbentuk pundung-pundung atau gundukan tanah yang terjadi secara alami .Pernah terjadi juga ada pohon besar tumbang yang seharusnya menimpa makamnya namun ada keanehan,makam tersebut terselamatkan.
Secara total,luas situs maqbaroh(pesarean) Kyai Anom Besari adalah 2,5 hektar.Didalamnya berdiri kokoh Masjid Kyai Anom Besari dengan ukuran 200 meter persegi.Untuk makam Kyai Anom Besari sendiri berukuran 11×11 m,dengan juru kunci Mbah Wiryo.
.Disana terdapat pula makam para leluhur pendiri Kabupaten Madiun antara lain:Raden Tumenggung Prawiro Sari,Tumenggung Dipuro,Djayengrono dan Raden Tumenggung Notosari.
Pesarean Kyai Ageng Nggrabahan selalu mendapat kunjungan dari para peziarah tiap hari namun yang paling ramai adalah dimalam Jum’at legi .Mereka ada yang datang sendiri dan ada yang bersama rombongan,baik dari Madiun ataupun luar Madiun dengan tujuan ngalab berkah sambil menambah wawasan sejarah.
Kontributor:Bro J,menaramadinah.com