Menziarahi Makam Ki Ageng Keniten ,Senopati Sakti dari Kerajaan Mataram

Nganjuk.menaramadinah.com,Di suatu senja yang cerah diselimuti awan biru ,Minggu 29 September 2019,Bro J ditemani seorang ustadz muda pegiat ziarah dan pecinta dunia spiritual,Ustadz T.Santoso Al-Farie ,melakukan perjalanan lahir dan batin ke maqbaroh/Makam Ki Ageng Keniten di Desa Karangsemi,Kecamatan,Gondang,Kabupaten Nganjuk.
Sesampainya dikawasan Makam Ki Ageng Keniten yang bersih,luas dan rindang,kami disambut Mbah Wagiran,sang juru kunci yang sabar,sopan dan ramah pada tiap peziarah.

Pada kami,Mbah Wagiran yang merupakan juru kunci ke-8 berkisah tentang siapa dan bagaimana sejarah Ki Ageng Keniten hingga bisa sampai di wilayah Nganjuk.Berikut ini kisahnya:

Ki Ageng Keniten adalah seorang senopati Mataram yang diutus raja untuk mengamankan wilayah timur kerajaan yang saat itu situasi kamtibmas disana tidaklah kondusif.Banyak terjadi aksi perampokan dan tindakan pelanggaran hukum lainnya yang dilakukan para begal serta menyebarnya wabah penyakit.
[30/9 16:26] Jarwoto: Namun beliau kecewa dengan para prajurit Mataram yang dalam operasinya suka main keroyok untuk menumpas penjahat ,tidak berani tarung satu lawan satu.Maka beliau memberi perintah anak buahnya agar tidak main keroyok lagi.
Sang senopati juga berpesan pada para pengikutnya,bila nanti dirinya wafat minta dikebumikan disebelah utara sungai.Sayangnya,di hari wafatnya waktu telah menunjukkan larut malam.Mereka merasa bingung tentang bagaimana cara membawa jenazahnya ke utara sungai.Maka mereka memutuskan untuk menguburkannya diselatan sungai dan akan menjaga makamnya secara bergantian disiang dan malam hari.
Usai pemakaman Senopati Keniten,terjadilah hujan lebat sehingga daerah selatan makam menjadi sungai dan posisi makamnya berubah diutara sungai,dekat sebuah batu karang dan dibawah pohon yang menjorok(mangklung) ke sungai.Hingga akhirnya makam Ki Ageng Keniten disebut juga makam Mbah Karang Mangklo.
[30/9 16:42] Jarwoto: Karena terjadinya peristiwa aneh itu,masyarakat Karangsemi meyakini bahwa Ki Ageng Keniten adalah sosok manusia linuwih,mumpuni jiwa dan raganya.
Sebagai penghormatan bagi Senopati Mataram yang semasa hidupnya gemar melatih ilmu kanuragan para pemuda desa,warga Karangsemi membawa tumpeng ke makamnya tiap malam Jum’at Pahing .Disamping itu,ada pula “Ritual Agung” yang digelar satu tahun sekali ,persisnya di bulan besar penanggalan Jawa di malam Jum’at Pahing dan dipagi harinya dilanjutkan dengan acara nyadran atau bersih desa.
Kegiatan nyadran tersebut telah menjadi local wisdom(kearifan lokal) dan tidak hanya dilaksanakan oleh masyarakat Desa Karangsemi tetapi juga oleh masyarakat Desa Mojoseto yang dihadiri para pejabat Pemda Nganjuk,Muspika Gondang,perangkat desa,tokoh agama dan tokoh publik dari kedua desa.
Bro J,menaramadinah.com