
Denpasar – Senin, 15 Desember 2025, Aula SMA Negeri 9 Denpasar menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Kegiatan ini menghadirkan Anggota MPR RI Provinsi Bali, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE, M(TRU), M.Si, bersama narasumber Dr. I Made Mulyawan Subawa, SH, MKn, dan I Gusti Ngurah Oka Arjawa. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Acara yang diikuti sekitar 150 peserta terdiri dari akademisi, praktisi, guru, dan siswa SMA Negeri 9 Denpasar, diselenggarakan dalam bentuk panel diskusi. Para pembicara memaparkan materi secara interaktif, membahas bagaimana nilai-nilai Empat Pilar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna menekankan pentingnya sosialisasi ini sebagai wujud tanggung jawab anggota MPR RI dalam membangun kesadaran masyarakat. “Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar teori, tetapi pedoman hidup yang harus diterapkan setiap warga negara,” ujarnya.
Salah satu sesi yang paling menarik adalah tanya jawab antara peserta dan narasumber. Para siswa aktif mengajukan pertanyaan tentang penerapan Pancasila di sekolah, peran siswa dalam menjaga keutuhan NKRI, hingga relevansi UUD 1945 di era digital. Narasumber memberikan jawaban yang jelas dan aplikatif. Misalnya, sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, dapat diterapkan melalui toleransi beragama dan menghormati teman yang berbeda keyakinan. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diwujudkan dengan sikap ramah, membantu teman kesulitan belajar, dan menolak perundungan. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, diterapkan melalui kegiatan gotong royong dan kerja sama tim di sekolah maupun lingkungan sekitar.
Selain itu, siswa diberikan pemahaman tentang sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, melalui partisipasi aktif dalam musyawarah kelas atau rapat RT di lingkungan sekitar. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dapat diterapkan dengan berbagi, menegakkan aturan secara adil, dan membantu warga kurang mampu. Dengan penerapan nilai-nilai Pancasila secara nyata, siswa dapat membangun karakter positif sekaligus menghargai negara.
Sosialisasi juga menekankan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Para narasumber menjelaskan bagaimana menghadapi perbedaan pendapat dengan santun, menghargai keberagaman suku, agama, dan budaya, serta menghindari tindakan kekerasan, sesuai Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. “Perbedaan pendapat adalah kesempatan untuk belajar dan memperkuat persatuan, bukan untuk memecah belah,” jelas Dr. I Made Mulyawan Subawa.
Sesi mengenai relevansi UUD 1945 di era digital juga menjadi sorotan. Narasumber menegaskan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, prinsip-prinsip dasar UUD 1945 tetap relevan sebagai pedoman tertinggi bagi penyelenggara negara dan warga negara. Misalnya, hak kebebasan berpendapat tetap dijamin, tetapi harus digunakan secara bertanggung jawab, termasuk di media sosial. Nilai persatuan dan kesatuan menjadi pedoman untuk mencegah penyebaran hoaks atau konten yang memecah belah masyarakat.
Peserta memberikan masukan agar materi disajikan dengan contoh nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, serta dilengkapi modul atau buku panduan ringkas tentang Empat Pilar MPR RI. Mereka juga berharap sosialisasi ini dapat dilakukan rutin minimal setahun sekali untuk menjaga pemahaman dan konsistensi penerapan nilai-nilai luhur bangsa.
Selain itu, siswa menyarankan keterlibatan lebih banyak pihak, termasuk organisasi kepemudaan dan masyarakat, agar perspektif yang diberikan lebih beragam dan relevan. Penggunaan media interaktif, seperti video edukatif, kuis online, maupun lomba debat atau diskusi tentang nilai-nilai Pancasila dan NKRI, juga dianggap dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa secara aktif.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk menginternalisasi nilai-nilai Empat Pilar MPR RI dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengamalkannya dalam membangun bangsa dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sosialisasi semacam ini diharapkan terus menjadi wadah edukasi penting bagi siswa dan masyarakat luas dalam menanamkan kesadaran nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
