
JAKARTA–Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak hanya menyisakan kerusakan material dan kemanusiaan, tetapi juga mengancam rencana ribuan calon jemaah haji di tiga provinsi tersebut untuk berangkat pada musim haji 2026. Tingkat pelunasan biaya yang rendah akibat kondisi darurat membuat mereka berisiko tertunda ke tahun depan.
Data terbaru menunjukkan sekitar 15 ribu calon jemaah haji dari Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terancam gagal berangkat pada musim haji 2026 akibat belum terpenuhinya tahapan administrasi dan pelunasan biaya. Bencana alam yang melanda wilayah tersebut membuat proses persiapan ibadah sulit dipercepat.
Kementerian Haji dan Umrah mencatat, hingga akhir Desember 2025, tingkat pelunasan biaya haji di wilayah terdampak masih jauh dari target. Aceh baru mencapai sekitar 50 persen, sementara Sumatera Barat dan Sumatera Utara berada di kisaran 60 persen. Menurut Kuota Haji reguler 2026, Sumatera Utara mendapatkan 5.913 kuota, Aceh 5.426 kuota, dan Sumatera Barat 3.928 kuota – total sekitar 15 ribu jemaah.
Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf mengakui situasi ini berpotensi menggeser jadwal keberangkatan. “Ada beberapa daerah yang kemungkinan akan tertunda atau bahkan tidak bisa terpenuhi jadwalnya karena bencana ini. Komisi VIII memberikan peluang untuk perubahan selama tidak keluar dari perundang-undangan,” kata Irfan usai rapat tertutup dengan Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2025).
Dalam kondisi darurat ini, Komisi VIII DPR RI memberi ruang bagi pemerintah untuk melakukan penyesuaian kebijakan, termasuk kemungkinan pengalihan kuota haji dari daerah terdampak ke provinsi lain agar tidak mengganggu kuota nasional. Saat ini, Kemenhaj masih memberi tambahan waktu bagi calon jemaah terdampak untuk melunasi biaya. Namun, jika hingga batas akhir kondisi belum memungkinkan, keberangkatan mereka berpeluang diundur ke 2027 dan akan dimasukkan ke daftar tunggu.
“Kalau toh nanti sampai pada hari tertentu pelunasan tetap belum bisa terlunasi, tentu ada kemungkinan kita oper ke provinsi lain. Dan mereka akan dipersiapkan untuk 2027,” ucap Irfan.
Ancaman penundaan ini muncul di tengah kondisi kemanusiaan yang masih berat. Data BNPB mencatat lebih dari 300 ribu warga masih mengungsi, dengan 158.096 rumah rusak akibat bencana banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut. Pemerintah saat ini memprioritaskan pemulihan infrastruktur dan fasilitas publik agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
Semoga Allah SWT memberikuatkan hati dan roh seluruh warga yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Beri kemudahan dalam proses pemulihan, agar mereka segera bisa kembali ke kehidupan normal dan melanjutkan persiapan ibadah haji yang diidam-idamkan. Semoga bencana segera berlalu, dan kebahagiaan serta ketenangan kembali menyelimuti tanah air kita. Amin.*Imam Kusnin Ahmad*
