
SURABAYA-Di lantai 2 Hotel JW Marriott Surabaya, Jumat sore (19/12/2025), Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur digelar dengan nuansa khidmat namun meriah. Hadir langsung Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin) yang tidak hanya menginstruksikan kader untuk fokus merebut kembali kejayaan partai, tapi juga memaparkan strategi total dan usulan reformasi sistem demokrasi yang menantang.
Seluruh pengurus DPW dan perwakilan DPC PKB se-Jawa Timur memeriahkan forum konsolidasi ini. Cak Imin, yang juga menjabat Menko Pemberdayaan Masyarakat, menekankan bahwa Jawa Timur pernah menjadi barometer dan basis terkuat PKB secara nasional sejak berdirinya partai tahun 1998 dan Pemilu 1999. Meskipun hasil Pemilu 2024 dinilai positif, ia menegaskan bahwa pencapaian tersebut belum menyamai masa keemasan silam.
“DPW dan DPC harus terus bekerja keras. Rebut kejayaan PKB di setiap pemilu,” tegas pria yang akrab disapa Cak Imin kepada wartawan. Ia menekankan bahwa kerja politik PKB harus selalu berpijak pada kepentingan rakyat – kader harus lebih dekat dengan masyarakat, menyelesaikan persoalan mereka, dan membentuk kebijakan yang benar-benar pro rakyat.
Untuk mencapai target tersebut, Cak Imin menjabarkan tiga strategi utama. Pertama, memunculkan kembali identitas Jawa Timur yang kental dengan ke-NU-an, kesantrian, fairness (keadilan), dan tanggung jawab.
“Kita kembalikan PKB sebagai partai yang fairness di tengah menurunnya kepercayaan publik akibat disrupsi pola pikir di semua sektor,” ujarnya.
Kedua, merebut kepercayaan publik dengan meminta anggota DPRD PKB melakukan evaluasi diri, mengingat mereka adalah “etalase terdepan” partai yang bersentuhan langsung dengan rakyat.
Ketiga, memperbaiki sistem berbangsa dan bernegara yang dirasakan masih banyak kekurangan. “Sebaik apapun orang yang masuk dalam sistem yang buruk, pasti akan menjadi buruk. Makanya harus dibenahi,” jelasnya.
Selain itu, Cak Imin menyoroti dua isu krusial yang harus diberi perhatian khusus: kemiskinan dan lingkungan hidup. Ia mendorong kader untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak karena “niat baik saja tidak cukup tanpa langkah nyata.” Ia mengajak semua pihak mulai dari hal kecil, seperti menghindari pemakaian plastik, hingga kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin.
Yang paling menarik adalah usulan reformasi sistem pemilu yang dia sampaikan. Cak Imin mengaku telah berkordinasi dan mengusulkan ke Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus Pilkada langsung (Pilgub, Pilbup, Pilwali) karena dinilai tidak produktif dan cenderung merusak sistem demokrasi.
“Kita harus jujur, banyak sistem pemilu langsung yang tidak produktif. PKB sepakat agar Gubernur ditunjuk langsung oleh Presiden karena biaya terlalu mahal, sedangkan Bupati dan Wali Kota cukup dipilih DPRD saja,” jelas mantan Menakertran ini.
Dalam acara tersebut, PKB juga menghadirkan simbol pohon yang dijelaskan Cak Imin sebagai lambang komitmen dan tanggung jawab bersama “dari hal kecil sampai terwujudnya keadilan sosial.” Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para ulama dan kiai atas bimbingan dan kritik yang diberikan, karena PKB tidak ingin gagal karena tidak diberitahu kelemahannya.
“Muswil kali ini harus benar-benar menjadi ajakan evaluasi total untuk mendetailkan problematika masyarakat dan mencarikan solusinya,” pungkas mantan Ketum PB PMII itu.
Muswil PKB Jawa Timur kali ini bukan hanya sekadar rapat konsolidasi, tapi juga ajang inovasi pemikiran politik yang berani menantang status quo.
Strategi tiga pilar dan usulan reformasi Pilkada adalah bukti bahwa PKB tidak takut berubah untuk lebih baik. Motivasi yang menggerakkan adalah keinginan untuk menjadikan partai sebagai jembatan nyata antara rakyat dan kekuasaan – tempat kebenaran dan keadilan diwujudkan melalui kebijakan yang tepat.
Semoga langkah-langkah yang dirancang ini dapat membawa PKB Jawa Timur kembali ke kejayaannya sebagai barometer partai di seluruh Indonesia. Dengan inovasi pemikiran, kerja keras kader, dan kolaborasi yang luas, PKB pasti dapat menjadi kekuatan positif yang membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berdaulat.*Imam Kusnin Ahmad*
