Jembatan Harapan di Atas Awan”. Cak Imin Resmikan Penerbangan Harian Kualanamu-Rembele, Pecah Kesepian Bener Meriah Pascabencana.

KUALANAMU–Pesawat Wings Air ATR-72 mendarat dengan lembut di Bandara Rembele, Bener Meriah. Di dalamnya, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar—yang akrab disapa Cak Imin—tidak hanya sebagai penumpang perdana, tetapi juga sebagai pembawa “jembatan harapan” bagi ribuan warga terdampak banjir dan longsor, Senin 15/12 2025.

Hanya dalam sehari, koordinasi langsungnya dengan pemilik Lion Air Group Rusdi Kirana berhasil mengubah rencana dari tiga kali seminggu, kini penerbangan beroperasi setiap hari untuk memecah keterasingan wilayah yang kesulitan dijangkau darat.

*Tanggapan Cepat, dari Telepon Langsung ke Penerbangan Perdana*

Kisah pembukaan rute ini dimulai dengan keprihatinan Cak Imin ketika mengetahui rute Kualanamu-Rembele belum kembali dibuka dan hanya direncanakan beroperasi tiga kali seminggu.

Tanpa ragu, dia langsung menelfon Rusdi Kirana dan menyampaikan urgensi: “Pak jangan tiga kali, ini kebutuhan mendesak kalau bisa satu hari minimal satu kali,” kontak Cak Imin.

Responsnya cepat—Rusdi langsung menjawab, “Siap laksanakan”—dan hari ini, impian warga untuk akses udara yang teratur menjadi kenyataan.

Di acara peresmian di Bandara Kualanamu, suasana dipenuhi semangat gotong royong. Cak Imin, yang mengenakan baju jaket hijau dengan celana cream bertopi hitam , menyampaikan pidato yang lugas namun penuh emosi. “Ini kebutuhan yang mendesak dimana pasca bencana yang begitu besar yang membawa duka kita sebagai sebuah bangsa, tentu kita menyaksikan bagaimana kebutuhan transportasi udara menjadi sangat vital,” ujarnya.

Nuansa kehadirannya tidak seperti pejabat yang hanya berbicara di panggung—dia berinteraksi langsung dengan petugas bandara, awak pesawat, dan beberapa warga yang akan menaiki penerbangan perdana, memberikan semangat dan doa.

*Logistik Bantuan Segera Tiba, Relawan Lebih Mudah Bergerak*

Setelah mendarat di Rembele, Cak Imin langsung menuju lokasi terdampak bencana di Kecamatan Permata dan Wih Pesam. Di sana, dia melihat langsung kondisi rumah yang rusak oleh longsor dan banjir, serta berbicara dengan warga yang masih dalam kesulitan.

“Dulu, bantuannya butuh seminggu untuk sampai karena harus melalui jalan berliku dan terhambat,” kata Siti, seorang warga di Gampong Seni Antara yang rumahnya terendam banjir.

“Sekarang, dengan penerbangan harian, insyaallah besok sudah ada beras, minyak, dan obat-obatan.”

Petugas BPBD Bener Meriah menyampaikan bahwa rute penerbangan ini akan mempercepat distribusi logistik dan mobilitas relawan.

“Kita sudah menyiapkan truk untuk mengangkut bantuannya dari bandara ke lokasi, jadi dalam beberapa jam saja bisa sampai ke warga,” ujar Kepala BPBD Bener Meriah, Safri Andi.

Selain itu, rute ini juga akan memudahkan warga yang perlu berobat ke rumah sakit di Medan atau Banda Aceh, yang sebelumnya sulit karena akses darat terbatas.

*Masyarakat Tetap Tegar, Harapan Terbang Tinggi*

Situasi dan kondisi masyarakat Bener Meriah saat ini masih membutuhkan perhatian besar. Banyak rumah belum selesai diperbaiki, lahan pertanian masih tergenang air, dan beberapa keluarga masih tinggal bersama kerabat atau di tempat pengungsian sementara.

Namun, dengan dibukanya rute penerbangan harian, semangat warga menjadi lebih tinggi. Mereka melihatnya sebagai tanda bahwa negara tidak melupakannya, dan proses pemulihan akan berjalan lebih cepat.

Cak Imin yang juga akan melanjutkan perjalanan ke Aceh Tamiang untuk menyalurkan bantuan, berharap rute Kualanamu-Rembele tidak hanya beroperasi sesaat, tetapi berkelanjutan.

“Semoga akses ini terus menguatkan pemulihan dan menggerakkan kehidupan masyarakat,” katanya, sebelum kembali menaiki pesawat ke Kualanamu.

Di langit Bener Meriah yang cerah, pesawat Wings Air terbang tinggi—membawa harapan baru bagi warga yang telah lama menunggu “jembatan” untuk keluar dari kesepian.*Imam Kusnin Ahmad*