
Sosok Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj mantan Ketum PBNU boleh dibilang ulama yang masih memegang etika keulamaannya. Beliau menolak rangkap jabatan Rois Aam dan Ketum Tanfiziah PBNU. Juga menyarankan Tambang untuk dikembalikan kepada pemerintah. Mengapa ?. Berikut ini laporan Husnu Mufid Pemred menaramadinah.com :

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj seorang ulama yang masih tetap mempertahankan ke ulamaannya. Meskipun. Sudah tidak jadi Ketua Umum Tanfiziah PBNU terus melakukan dakwah dengan santun dan ramah kepada Jamiyah NU.
Tetapi Beliaunya bisa berbicara keras saat melihat kemungkaran dan kezaliman. Dalam rangka amar makruf nahi mungkar. Hal ini beliau ucapkan ketika muncul polemik masalah tambang.
Pro. Dr. KH. Said Aqil Siraj menilai KH. Miftahul Akhyar sebagai Komisaris Utama dan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Direktur Utama Projec tambang. Ini tidak dibenarkan tidak benar itu. Melanggar hukum atau etika organisasi. Bikinlah Perusahaan dan PBNU tidak ikut campur. PBNU tinggal menerima setoran saja sebagai Owner.
“Saya selaku pribadi sebagai Muhtasyar. Tidak setuju. Kembalikan saja Tambang kepemerintah. Karena awalnya barokah Kemudian menjadi kutukan laknat. Seperti di Bolifia, Nigeria dan Venezvela terjadi perang antar suku. Politik dan bangsa gara gara persoalan Tambang, “tegasnya.,
Juga bertentangan dengan Bashul Masail Muktamar NU Lampung menyatakan, jika eksplorasi Tambang secara legal. Tapi membahayakan lingkungan. Maka hukumnya haram.
Demikian juga jika pemerintah memberikan ijin mengeksplorasi Tambang dan berdampak kepada kerusakan alam. Tidak bisa diperbaiki lagi. Maka hukumnya haram.
Dengan demikian, lanjut KH. Said Aqil Siraj mengatakan, Tambang yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo mengandung banyak mudhorotnya daripada maslahatnya bagi Nahdlatul Ulama.
Oleh karena itu, KH. Said Aqil Siraj menyarankan untuk mengembalikan saja Tambang itu kepada pemerintah. Karena tanpa ada Tambang keberadaan NU baik baik saja dan marwahnya tinggi.
Beliaunya kemudian mencontohkan terhadap dirinya selama menjadi Ketum Tanfiziah PBNU. Mampu mendirikan masjid di Brusel 6 Milyar, membeli tanah dibelakang Kantor PBNU 11 Milyar, bisa bantu TKW asal Majalengka yang akan dipancung 1.5 Milyar dan mendirikan perguruan tinggi diberbagai daerah. Tanpa ada Tambang bisa jalan.
Bahkan dirinya pernah dikasih Tambang Batubara oleh pengusaha dari Kalimantan. Tapi ditolak. Karena dianggap akan membawa kemudhorotan bagi Jamiyah NU.
