Selayang pandang Kyaiku Nasaruddin Umar

 

Penulis : Arif Sang Imam Jumbo Pojok Baca Nahdliyyin

Ada yang berkata bahwa Tindakan Bapak Menteri Agama Kita KH Nasaruddin Umar mencium Tangan Seorang Paus di Vatikan tak lebih dari sekedar Gimmick atau cara untuk menarik perhatian yang sifatnya sementara atau insidentil.

Jujur,Saya Mengenal Pak Menteri Kita ini cukup lama secara pribadi dan apa yang Saya nilai dari Beliau dalam kehidupan sehari-hari sangat jauh dari kesan dibuat buat atau hanya sekedar menarik simpati semata.Semua itu tak pernah Saya temukan selama Saya mengenal Beliau.

Pola Kehidupan sehari-hari Beliau sangat sederhana dan malah terkadang ( Dalam Penglihatan Saya ) terlalu sederhana.Sebelum Kumandang Adzan Subuh di Masjid dekat Rumah Kediaman Beliau,Pak Menteri Agama Kita ini sudah ada di Masjid bersiap untuk menjadi Imam Sholat Subuh.Lalu dilanjut Tausiyah Singkat Beliau membahas tentang Ilmu Agama khususnya Akhlak.Hal ini sudah Beliau lakukan bertahun tahun dan bukan dalam masa yang singkat.Pertanyaan Saya kemudian adalah,Apakah yang nyinyir atau bahkan mencaci maki Pak Menteri Agama Kita ini sudah melakukan hal serupa? Jangan Jangan malah yang mengkritisi Sholat Subuhnya sendiri malah kesiangan 😁

Yang Saya teliti Betul dari Perilaku Beliau adalah Sikap Tidak Tegaan atau mudah Iba.Siapapun Tamunya baik Kasta Elit atau Sudra ( 😁 ) Semua Tamunya Beliau persilahkan dengan baik dan Beliau Hormati betul Tamu yang datang di kediamannya.ada Satu kejadian dimana sebelum Beliau menjabat sebagai Menteri Agama,Pernah Saya mengantar Seorang Sahabat yang kebetulan Menulis Buku tentang Ilmu Wifq ( Anak Pesantren Asli pasti faham ilmu ini 😁 ) dan ingin Kata Pengantar dalam Bukunya ditulis oleh Imam Besar Masjid Istiqlal.Saya antar sendiri Sang Penulis menemui Beliau di Kediamannya.bersama beberapa kawan lain termasuk Salah Satu Dzurriyat Syaikh Mutamakkin Kajen Pati yang ada di Banyuwangi,Kami diterima dengan hangat dan ramah oleh Beliau.tak terasa obrolan kami dari selesai Sholat Isya hingga Jam 12 Malam.Itupun masih dilanjut Esok Paginya di Masjid Istiqlal sembari Beliau menyerahkan Salinan Tulisan kata Pengantar untuk Bukunya.Masya Allah…Sampai jam 12 malam kami diterima lalu kapan Beliau istirahat? Fikirku.

Sifat Tidak Tegaan Beliau,Mudah Menerima siapapun tak peduli apapun latar belakangnya dan selalu ramah inilah yang membuat Saya memahami pada saat Beliau diamanahi Jabatan sebagai Menteri Agama RI,langkah penting pertama yang Beliau lakukan adalah menciptakan sebuah Kurikulum Belajar berbasis Cinta pada Siswa Siswi yang belajar di Lembaga Pendidikan dibawah naungan Kementerian Agama.Bukankah Hal mendasar dari Cinta adalah Nafi’ pada Perbedaan dan Itsbat pada Rasa dan Titik yang Sama ? 😁

Satu lagi,Meski Beliau Orang Bugis tapi Sejauh yang Saya lihat, Beliau malah terkesan lebih Njawani ( Lebih Jawa ) daripada Mereka para Pengkritiknya.Selalu menunduk kalau berjalan,mudah tersenyum dan halus nada bicaranya.Style Beliau ini malah lebih mirip karakter Kyai Kyai Jawa daripada Orang Bugis yang terkadang Ceplas Ceplos apa adanya ( Bisa Kita bandingkan dengan Pak Jusuf Kalla atau Pak Andi Jamaro Dulung misalnya 😁 ).

Tulisan ini berasal dari Apa yang Saya lihat,Saya rasa dan Saya amati selama Saya mengenal Sosok KH Nasaruddin Umar 🙏