Atasi Krisis Cinta di Era AI, Integrasi Kurikulum Cinta dan Deep Learning Jadi Kunci Pendidikan Beradab.

SIDOARJO–Krisis cinta yang bertolak belakang dengan religiusitas mengingatkan perlunya integrasi Kurikulum Cinta dengan pembelajaran mendalam (deep learning) guna membangun generasi berakhlak mulia dan masyarakat beradab di tengah kemajuan artificial intelligence.
Seminar pendidikan di Sidoarjo menjadi momentum penting menegaskan hal ini.

Sidoarjo menjadi tempat digelarnya Seminar Pendidikan bertajuk “Integrasi Kurikulum Cinta dan Deep Learning dalam Meningkatkan Kesadaran Pendidikan di Era Artificial Intelligence” yang menghadirkan pemateri ahli, Prof Dr Masdar Hilmy, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dalam seminar yang juga didukung Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo ini, Prof Masdar menegaskan kebutuhan mengedepankan nilai welas asih dan kasih sayang yang bersifat rahmatan lil-alamin sebagai landasan pendidikan.

Prof Masdar menekankan pentingnya integrasi ajaran agama dengan realitas sosial yang ada. Berdasarkan riset, meskipun bangsa Indonesia terkenal religius dengan aktivitas ibadah yang tinggi, seperti antrean panjang dalam ibadah haji, muncul fakta adanya krisis cinta, yakni ketidaksesuaian antara nilai religiusitas dan sikap sosial yang penuh kasih sayang.

“Ini menjadi tantangan besar bagaimana pendidikan mampu menjembatani antara pengetahuan, nilai agama, dan kecerdasan emosional melalui kurikulum yang berintegrasi dengan teknologi pembelajaran modern,” jelas Prof Masdar.

Ketua ISNU Jawa Timur, Prof Dr HM Affif Hasbullah, dalam pengantarnya menyoroti pentingnya kualitas guru dalam mengimplementasikan kurikulum cinta. Bukan sekadar menjalankan kurikulum, melainkan menghadirkan transformasi karakter yang menghasilkan generasi berakhlak dan bermartabat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr Ng Tirto Adi MP MPd, turut mengingatkan bahwa integrasi deep learning dengan kurikulum cinta bukan hanya prosedur teknis, tetapi sebuah kesadaran penting membentuk generasi masa depan yang beradab, berakhlak mulia, serta memiliki adab di atas kecerdasan ilmu pengetahuan.

Seminar yang berlangsung di Hotel Fave Sidoarjo ini dihadiri pula oleh tokoh penting seperti Ketua PCNU Sidoarjo KH. M. Zainal Abidin M.Pd, serta dipandu moderator Prof Agus Zaenul Fitri dan narasumber Dr Netti Lastiningsih, membuktikan komitmen bersama dalam memperkuat kesadaran pendidikan berlandaskan cinta dan teknologi.

Melalui sinergi antara kurikulum cinta dan kecanggihan artificial intelligence, pendidikan di era modern ini diharapkan mampu melahirkan insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya akan nilai kemanusiaan dan kasih sayang.

Semangat kolaborasi para akademisi, praktisi pendidikan, dan tokoh masyarakat menjadi fondasi kuat bagi terciptanya generasi yang beradab, berakhlak mulia, dan siap menjawab tantangan zaman dengan integritas dan cinta kasih.*Imam Kusnin Ahmad*