Kajian Kiai Imadduddin Ustman Al Bantani sebagai Pencerah Umat

 

Oleh : Diar Mandala ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
Pandeglang,10 Juni 2025.

Saudaraku,
Saya sangat mengapresiasi rujukan yang disampaikan Kyai Imaduddin Utsman. Seorang kyai itu, tidak mungkin menyampaikan halal atau haram, tanpa ada dasar. Untuk menyampaikam haram atau halal ada tahapan fiqihnya, fiqih, usul fiqih, dan ada penunjangnya. Saya sangat percaya kepada Kyai Imaduddin, kitabnya ada, sejarah ilmiah juga sudah dibuktikan. Kita ini orang ilmiah jadi berprinsip akademis, tidak butuh cerita, atau dongeng. Yang harus disampaikan itu harus ilmiah. Dari dulu saya sudah tidak percaya pada habib sebagai dzuriyyat Rasulullah, ditambah ada kitabnya dan segala sesuatu ada rujukannya.

Kalau oknum habib marah seperti kebakaran jenggot disebut bukan cucu Nabi, berarti belum mencapai ilmunya. Mereka tidak usah marah2, sebaiknya istisyarah, kalau tidak yakin istikharoh. Tidak usah marah atau ribut2 apalagi ngajak perang bawa-bawa umat dan muhibin, yg diajak perangnya umat Islam, dan bangsa kita sendiri. Saya yakin bila terjadi perangpun habib rizik gk berani berdiri di depan, atau para habib yg lainnya tidak akan di depan jadi komando, paling para muhibinnya yg dungu dijadikan umpan. Oleh karena itu kita jangan sampai mau dibodohi dan diprovokasi. Kita ini negara damai, tidak boleh siapapun mengeluarkan maklumat perang, kecuali PRESIDEN. Kalau mau Pemerintah bisa saja memangkap Habib rizik, karena sudah termasuk delik pidana, mengeluarkan maklumat perang dan membahayakan terjadi perpecahan umat, suku, agama, ras, dan adat.

Saudaraku, dalam hal yang terjadi ini padahal lakukan saja Seperti Kyai Imaduddin. Lakukan tes DNA, meneliti melalui kajian2 ilmiah. Bila ternyata bukan cucu Nabi ya sudah taslim, SELESAI.

Menurut saya akhirnya, yaa sudahlah lakukan saja debat kajian ilmiah head to head. Saya ingin tahu kempuan Habi rizik dan Kyai Imaduddin, dan harus ada keputusan, apakah habib baalwi itu cucu Nabi atau bukan. Bila ternyata bukan cucu Nabi, harus diumumkan oleh pemerintah keseluruh Nusantara, dan yg ngotot cucu Nabi [ ternyata bohong ] hrs di penjara, dan dicambuk, atau sesuai dengan hukum yg berlaku di negara kita.
Pemerintah sebaiknya memfasilitasi debat face to face tersebut, dan Pemerintah harus bisa menentukan hasil debat ilmiah tersebut agar jelas masyarakat Indonesia bisa mengetahui. Selama ini yg dihembuskan oleh oknum habib dan para muhibin di setiap medsos adalah Kyai Imad adalah pembegal nasab, ini provokatif. Agar kita ketahui bahwa sebenarnya Kyai Imaduddin meluruskan, benarkah baalwi ini nasabnya sampai ke Rasulullah, ini kan sedang diluruskan oleh Kyai Imad, bukan membegal nasab, apalagi mereka sering mengatakan pemecah belah umat, SALAH BESAR.

Kyai Imaduddin itu adalah PENCERAH UMAT, artinya masyarakat yg tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tdk faham menjadi mengerti, itulah sebenarnya tugas Kyai sebetulnya.
Seharusnya budaya Ulama2 kita jaman dahulu seperti halnya para WALISONGO, selalu musyawarah, berdebat untuk kepentingan umat. Mereka lakukan dengan kaidah berdebat atau diskusi, seandainya ada yg kalah debat mereka mengakui, bukannya ngengkeng jere wong serang meh [ bukannya ngotot / ngeyel kata orang serang ].

Semua orang boleh atau bisa saja mengaku-ngaku turunan siapapun, tetapi pada saat perilaku, ucapannya, dan tindakannya aneh, atau tidak sesuai pastinya banyak orang yang bertanya, apakah benar mereka itu turunannya, APALAGI INI MENGAKU TURUNAN RASULULLAH.
Walisongo sudah jalas turunannya bersambung kepada Rasulullah tidak koar2, tetapi ini tiba2 datang dari Yaman ngaku turunan Rasulullah, perlu kita pertanyakan.

Semoga Pemerintah segera bisa menyelesaikan dan menetapkan konflik nasab ini. Untuk menjaga terjadi pecah belah umat, dan menjaga kedaulatan NKRI mari kita hormati serta serahkan kepada Pemerintah. Bekerjasama dengan Polri, TNI, dan aparat terkait, jaga kedamaian, stabilitas Nasional, dan kedaulatan NKRI.

sdm ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ