
.
✍️ Penulis: *Hengky Sendyanto*
*_Tim Divisi Media dan Informasi PP PWI-LS_*
Rabu, 15 Oktober 2025
.
Ada yang ganjil dalam wajah hukum negeri ini. Ketika rakyat kecil bersuara, hukum seolah gagah berani. Namun saat yang dihadapi adalah mereka yang bermantel *“nama besar”*, tiba-tiba hukum menjadi tuli, lumpuh, bahkan bisu.
Kasus penistaan terhadap situs makam leluhur Nusantara lenyap tanpa jejak, tapi ketika satu peristiwa menyentuh kepentingan kaum tertentu, hukum melesat secepat kilat. Pertanyaannya: *keadilan ini milik siapa sebenarnya*⁉️
Dalam senyap ketidakadilan itu, *PWI-LS berdiri — bukan untuk mengeluh, tapi untuk melawan*. Demi marwah pribumi, demi warisan para leluhur, dan demi tegaknya kebenaran di bumi Nusantara.
⚡ Ada fakta-fakta yang tak bisa diabaikan, dan semuanya akan membuka mata siapa yang selama ini *“bermain di balik layar.
Salah satu contoh ditangkapnya Gus Tom dan Gus GP dengan dalih perusakan makam Winongan. Tapi sebenarnya meluruskan sejarah dari makam makam palsu.
Karena selama ini Klan Baalawi memalsukan makan dimana mana. Bahkan merusak situs asli makam diganti dengan bangunan makam baru. Tidak ada kekunoannya. Memang sungguh miris sekali.
Perusakan makam dari bentuk aslinya menjadi bentuk baru tidak boleh dibiarkan. Karena itu menghilangkan bukti arkeologi yang ada. Tapi faktanya orang yang berjuang mempertahankan bukti autentik makam malahan ditangkap. Ini tidak bisa dibenarkan. Seharusnya didukung. Jangan biarkan Klan Baalawi melakukan pengrusakan makam dan membuat makam palsu di makam makam kuno.
