
Surabaya , Tidak semua pelajaran penting datang dari buku tebal. Kadang, pesan paling berharga justru hadir lewat sabun, air mengalir, dan tawa anak-anak. Suasana inilah yang tampak dalam kegiatan “Tangan Bersih, Anak Sehat”, sebuah program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh mahasiswa Program Doktor Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR). Kegiatan ini berlangsung meriah di TK Al-Muslim Wadungasri, Jawa Timur, melibatkan ratusan siswa, guru, dan tenaga pendidik.
Program ini memiliki tujuan sederhana namun sangat penting, yaitu mengajarkan anak-anak pentingnya mencuci tangan pakai sabun dengan cara yang benar. Kebiasaan kecil yang sering dianggap sepele ini terbukti efektif menurunkan risiko penyakit menular seperti diare, cacingan, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yang masih menjadi masalah kesehatan utama pada anak-anak usia dini di Indonesia.
Menurut tim pengabdian masyarakat UNAIR yang diketuai oleh dr. Fara Disa Durry, M.Kes., M.Biomed., M.MB., Sp.KKLP, kebiasaan mencuci tangan yang benar belum sepenuhnya menjadi budaya di kalangan anak-anak. Masih banyak anak hanya membasahi tangan dengan air tanpa sabun, bahkan belum memahami kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Padahal tangan merupakan media utama penularan berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan. dr. Fara Disa Durry menegaskan bahwa kesadaran mencuci tangan harus ditanamkan sejak dini agar menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
“Kesadaran mencuci tangan sering dianggap hal sepele, padahal efeknya luar biasa untuk mencegah penyakit. Jika dibiasakan sejak kecil, maka perilaku sehat ini akan terbawa hingga dewasa,” ujarnya.
Metode edukasi yang digunakan oleh tim pengabdian dikemas dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak diajak belajar sambil bermain melalui lagu interaktif dan permainan edukatif. Mereka tidak hanya mendengarkan ceramah, tetapi juga langsung mempraktikkan enam langkah mencuci tangan sesuai standar WHO, mulai dari menggosok telapak tangan, punggung tangan, sela jari, jalin-jalin jemari, ibu jari, hingga area kuku. Saat lagu cuci tangan berkumandang, anak-anak bernyanyi gembira sambil menirukan gerakan dengan penuh antusias.
Selain penyuluhan dan praktik langsung, tim UNAIR juga menempelkan poster edukatif di berbagai sudut sekolah agar pesan cuci tangan selalu diingat setiap hari. Setiap kelas diberikan sabun cair dan alat kebersihan sebagai sarana berkelanjutan. Salah satu guru TK Al-Muslim mengaku terinspirasi dengan metode pembelajaran yang digunakan.
“Anak-anak jadi semangat karena pembelajarannya dikemas seperti bermain. Mereka senang bernyanyi sambil belajar, jadi pesan kesehatannya lebih mudah diingat,” ujarnya.
Hasil evaluasi menunjukkan dampak positif yang signifikan. Lebih dari 90 persen siswa mampu mempraktikkan teknik mencuci tangan dengan benar serta memahami waktu penting untuk mencuci tangan, yaitu sebelum & sesudah makan, setelah ke toilet, setelah menyentuh benda yang sering dipegang orang, setelah menyentuh sampah, dan setelah bermain. Dengan hasil tersebut, TK Al-Muslim berkomitmen menjadikan kegiatan cuci tangan pakai sabun sebagai rutinitas harian di sekolah. Kepala Sekolah Ibu Siti Aminah, M.Pd. menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengingatkan anak-anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain.
“Kebiasaan kecil seperti ini merupakan bagian dari pembentukan karakter sehat sejak usia dini,” ujarnya.
Kepala Sekolah TK Al-Muslim juga menyambut baik kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Mahasiswa Program Doktor Kesehatan Masyarakat By Research Universitas Airlangga. Ia menilai kegiatan edukasi cuci tangan yang dikemas dengan menarik dan menyenangkan ini sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kegiatan ini. Anak-anak terlihat antusias dan mudah memahami pesan kesehatan yang disampaikan dengan cara bermain dan bernyanyi. Harapan kami, kerja sama dengan tim UNAIR ini bisa terus berlanjut untuk kegiatan edukasi kesehatan lainnya di masa depan,” ujar Kepala Sekolah.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa Universitas Airlangga tidak hanya unggul dalam bidang akademik tetapi juga berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian seperti ini, UNAIR menunjukkan komitmen untuk memperkuat peran sebagai universitas yang membawa perubahan sosial melalui ilmu pengetahuan dan aksi nyata. Ketua tim pengabdian, dr. Fara Disa Durry, M.Kes., M.Biomed., M.MB., Sp.KKLP, menyampaikan bahwa edukasi kebersihan tangan bukan sekadar upaya medis, melainkan juga bagian dari ajaran moral dan spiritual.
“Memberikan edukasi kepada siswa KB dan TK tentang gerakan cuci tangan yang benar bukan hanya mencegah penyakit, tetapi juga menanamkan nilai agama bahwa kebersihan sebagian dari iman,” ujarnya.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. dr. Lakhsmie H. Yuwantina, M.Kes., FISQua, selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa UNAIR. Ia menegaskan pentingnya edukasi kesehatan sejak dini untuk memutus rantai penyebaran penyakit di lingkungan sekolah.
“Gerakan sederhana seperti ini memiliki dampak besar bagi masyarakat. Anak-anak yang terbiasa menjaga kebersihan akan tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr)., GCAS., PhD., dosen pembimbing dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, memberikan apresiasi tinggi terhadap semangat para mahasiswa. Menurutnya, pengabdian yang berbasis edukasi dan partisipasi anak-anak merupakan pendekatan efektif dalam promosi kesehatan.
“Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membentuk perilaku sehat yang berkelanjutan. Inilah wujud nyata kontribusi akademisi dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan berdaya,” ungkapnya.
Tahun ini kegiatan pengabdian masyarakat juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, yang menjadi agenda rutin tahunan CHeNECE bekerja sama dengan Yayasan Al-Muslim Jawa Timur. Kegiatan tahun 2025 diselenggarakan untuk jenjang KB dan TK dengan tema “Tangan Bersih, Badan Sehat, Anak Hebat”. Rangkaian kegiatan terdiri dari penyuluhan kesehatan, eksperimen cuci tangan, serta praktik cuci tangan yang baik dan benar. Di akhir acara setiap siswa memberikan cap tangan berwarna sebagai simbol komitmen untuk selalu menjaga kebersihan diri.
Melalui tawa anak-anak yang riang saat mencuci tangan, tersirat pesan mendalam bahwa kebersihan adalah fondasi dari kesehatan. Gerakan “Tangan Bersih, Anak Sehat” menjadi pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil dari sabun, air, dan tangan-tangan mungil yang bersih. Dari tangan-tangan kecil inilah masa depan bangsa dibentuk, karena anak-anak sehat hari ini adalah generasi tangguh di masa depan.
(SDS)
