
By : Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.
Filsafat ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat keberadaan, realitas, dan eksistensi (Kamus Filsafat karya Dagobert D. Runes, dan Ensiklopedia Filsafat karya Edward Craig).
Filsafat Ontologi ilmu ini dalam Al-Qur’an digambarkan langsung ciptaan Allah SWT berupa langit dan bumi. Hal tersebut tertera langsung dslam QS Al-Baqarah ayat 117, yakni:
بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
“Allah pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.” ¹
Lebih gamblang lagi dalam ayat yang lain, yakni QS Al-An’am ayat 73 sebagai berikut:
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُن فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ ٱلْحَقُّ ۚ وَلَهُ ٱلْمُلْكُ يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ ۚ عَالِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَادَةِ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ
“Dan Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak. Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia berfirman, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Perkataan-Nya adalah benar, dan milik-Nya-lah segala kerajaan pada hari (ketika) sangkakala ditiup. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
Dalam konteks filsafat ilmu, ontologi membahas tentang hakikat keberadaan dan realitas. Beberapa konsep ontologi dalam Islam meliputi; TAUHID yakni mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta, dan REALITAS ILMIAH, yakni memahami bahwa alam semesta ini adalah sebagai ciptaan Allah yang memiliki keteraturan dan hukum-hukum tertentu. Perlu diketahui, bahwa ONTOLOGI dalam perspektif Islam juga membahas tentang; hubungan antara Allah sebagai pencipta dan makhluk-Nya, serta konsep tentang eksistensi dan esensi (Meta AI, 2025).
Lebih lanjut bahwa cabang ontologi yang relevan didetailkan dalam artikel ini adalah Ontologi Ilmiah. Hal ini berfokus pada sifat-sifat ontologis dari realitas dalam konteks ilmu pengetahuan dan penemuan ilmiah.
Suatu gagasan yang langsung adalah bahwa entitas eksistensi sebagai objek ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diteliti adalah hanya ada dua yakni MATERI dan ENERGI. Kedua entitas ini diwadahi dalam dimensi/alam ruang dan dimensi/alam waktu. Ketika kedua dimensi ini bersinergi atau bekerja bareng, maka ada dua karakter atau status keberadaan materi yakni statis (diam) atau dinamis (bergerak). Adapun untuk energi berbeda, ketika masih diam disebut potensi-energi ketika sudah bergerak baru disebut energi.
Untuk memperjelas keberadaan kedua entitas energi dan materi ini mari kita tela’ah secara hati-hati. Materi yang bergerak yakni memiliki karakter dinamik disebut ARUS. Contoh arus sungai, arus lalu-lintas, arus laut, sampai dengan arus demonstran dst. Jelas bahwa yang bergerak adalah material, yang umumnya kasat mata yakni bisa dilihat.
Sedangkan kasus energi sedikit berbeda. Potensi-energi adalah kondisi masih diam dengan berbagai macam bentuknya seperti potensial gravitasi, potensial magnet, potensial nuklir dst. Ketika potensial-energi dilepas maka baru bergerak dan menjadi energi yang bersifat dinamis. Nah, energi yang bergerak atau berjalan ini namanya GELOMBANG. Bila bergerak di medium gas disebut SUARA, di medium padat disebut SEISMIK, di medium cair disebut TSUNAMI.
Sementara ini tela’ah kita terkait dengan filsafat ontologi ilmu. Yakni satu bidang filsafat yang membahas tentang keberadaan obyek ilmu berupa materi/benda dan energi. Hal in jelas berbeda dengan epistimologi ilmu, yakni filsafat yang memahami bagaimana ilmu itu didapat. Sangat mepet benang merahnya yakni bagaimana memperoleh ilmu, epistimologi. Sedangkan ontologi adalah objek ilmu yang dipelajari atau diteliti.
Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya,
21 Robiul Akhir 1447
atau
14 Oktober 2025
m.mustain
