بسم الله *Hikmah Kesandung di Pondok Pesantren Al-Khozini*

 

Prof Mustain Mustain, Guru Besar Teknik Kelsutan ITS.

Kegagalan struktur Masjid Pesantren Al-Khozini di Sidoarjo disebabkan oleh beberapa faktor utama (Meta AI, 2025):

*Faktor Teknis*
– *Kegagalan Struktur Temporer*: Perancah dan bekisting tidak mampu menahan beban beton segar saat pengecoran, memicu keruntuhan progresif yang berujung pada runtuh total bangunan.
– *Beban Berlebihan*: Beban mati (berat beton basah), beban hidup (pekerja dan material), dan beban dinamis (getaran mesin pemadat) tidak diperhitungkan dengan baik.
– *Desain Struktur Permanen*: Pelat lantai bawah mungkin tidak didesain untuk menahan beban konsentrasi dari perancah saat pengecoran.

*Faktor Non-Teknis*
– *Pengawasan Lemah*: Tidak ada inspeksi menyeluruh terhadap kondisi perancah, dan tidak ada pengawasan teknis yang memadai.
– *Ketidakpatuhan Regulasi*: Pelaksanaan proyek diduga tidak patuh terhadap Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tidak melalui proses perizinan resmi seperti Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
– *Manajemen Risiko*: Tidak ada analisis formal terhadap risiko keruntuhan perancah dan jatuhnya material, serta tidak ada zona larangan di bawah lokasi pengecoran.

*Rekomendasi*
– *Desain yang Patuh Standar*: Desain struktur permanen dan temporer harus mengacu pada standar terbaru, seperti SNI 2847:2019 dan SNI 1729:2020.
– *Pengawasan yang Ketat*: Pengawas konstruksi harus diberi otoritas penuh untuk menghentikan pekerjaan yang tidak aman.
– *Manajemen Keselamatan Konstruksi*: Setiap proyek konstruksi wajib memiliki Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang mencakup identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko.

Pelajaran besar bagi kita sebagai pemerhati dan sama-sama penanggung jawab atas berdirinya struktur untuk kepentingan umum. Kita sadari atau tidak, banyak struktur yang berdiri tanpa mengikuti regulasi yang harus dipatuhi. Bahkan gambar perencanaan-pun sering tidak ada, hanya mengandalkan tukang yang hanya berdasarkan pengalaman bekerja. Apabila sudah ada kejadian seperti di pondok Al-Khozini ini, mestinya kita anggap kesandung kasus kegagalan struktur.

Hikmah pelajaran sangat besar sekali, tetapi jarang disadari oleh kebanyakan orang adalah pelajaran bagi kita semua terutama yang memiliki tanggung jawab atas berdirinya struktur. Hal ini jelas supaya segera mengevaluasi dan lebih waspada atas struktur yang dimiliki masing-masing. Sungguh kita sebagai penanggung jawab struktur masing-masing yang kita miliki, harus bersimpati dan berterima kasih kepada pondok pesantren Al-khozini.

Kita bersimpati karena ada banyak korban, dan berterima kasih karena menjadi objek pembelajaran bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam membuat bangunan serta merawatnya. Saya sangat yakin bahwa, hikmah akan sangat besar dan bisa melebihi kuantitas dan kualitas pengorbanan lantaran insyaAllah apabila kita semua bisa sabar menghadapi ujian ini.

Point yang tidak kalah pentingnya adalah mari kita tahan diri tidak mudah menyalahkan pihak pondok pesantren Al-khozini. Memang sebuah kelemahan, tetapi kita harus bisa menyadari bahwa tidak ada yang mau menerima musibah. Jangan sampai sudah susah terus ketambahan susah lagi lantaran ada yang menyalahkan. Semoga tidak demikian aamiin.

Semoga manfaat barokah slamet dunia sampai akhirat aamiin.

Surabaya, 9 Robiul Akhir 1447
atau
1 Oktober 2025
m.mustain