Membumikan Agama Dalam Kehidupan

Oleh: Nabila Salwa Ainiyah dkk.

Judul di atas diambil dari buku berjudul : “Psikologi Agama” Implementasi Psikologi Untuk Memahami Perilaku Beragama
Karya: Ahmad Saifuddin
Penerbit: Prenadamedia Group
Tahun: 2019
Jumlah Halaman: 296 Halaman
Ini adalah tugas resensi buku mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh:
Bapak Yahya Aziz Dosen PIAUD FTK UINSA

Para penulis kelompok 6:
Laitatun Nazila (06020925038)
Maryam (06020925041)
Nabiilah Salwa Ainiyah (06020925044)
Nadia Aryanti (06020925045)
Najwa Sany Chamidah (06020925052)

Sekilas tentang psikologi (Bab 1)
Berdasarkan pembahasan pertama pada buku ini dijelaskan bahwa psikologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses dan dinamika kejiwaan individu melalui perilaku yang merupakan wujud dari proses dan dinamika kejiwaan tersebut dengan menggunakan pendekatan dan metode ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Penulis menjelaskan mengenai psikologi agama dan psikologi secara umum. Secara umum objek kajian psikologi adalah perilaku manusia sebagai wujud dan cerminan dari kondisi kejiwaan dan fungsi mental individu misalnya,kaitan antara kerja otak dan dinamika kejiwaan,perkembangan kehidupan manusia,sensasi dan persepsi,tingkat-tingkat kesadaran manusia dan pengaruhnya dalam kehidupan,prose belajar manusia,ingatan,proses berfikir dan kapasitan intelektual dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Psikologi sebagai ilmu sudah berdiri puluhan tahun yang lalu sehingga berdinamika dan memunculkan berbagai madhzab.

Pengantar psikologi agama (Bab 2)
Penulis menyinggung tentang psikologi agama dengan definisi ruang lingkup,manfaat,serta pendekatan dan metode penelitian psikologi agama. Bab ini bertujuan untuk memahami dasar-dasar psikologi agama. Psikologi agama Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segenap dinamika kejiwaaan dan fungsi mental makhluk hidup melalui perilaku. Nasution (1979) merumuskan ada 4 komponen yang terdapat dalam agama yaitu kekuatan gaib yang diyakini memiliki kemampuan diatas kemampuan manusia dapat mengambil bentuk benda yang dianggap memiliki kekuatan misterius, keyakinan terhadap kekuatan gaib sebagai penentu Nasib baik dan buruk manusia, respots yang bersifat emosional dari manusia bisa berbentuk perasaan takut dan perasaan cinta yang mendorong untuk beragama lebih jauh dengan melakukan ritual keagamaan,paham akan adanya yang kudus (scared) dan suci berupa kekuatan gaib ,kitab yang dianggap suci berisi ajaran tertentu maupun tempat yang dianggap sakral.

Perkembangan psikologi agama dari masa ke masa (Bab 3)
Bab ini membahas mengenai Sejarah perkembangan psikologi agama dari waktu ke waktu dalam berbagai konteks.

Religiositas dan kematangan agama (Bab 4)
Penulis mengupas mengenai religiositas yang menjadi tema sentral dalam psikologi agama yang diakhiri dengan kematangan beragama.

Perkembangan Religiositas sepanjang fase kehidupan (Bab 5)
Bab ini mengkaji mengenai sumber religiositas dan perkembangan religiositas pada setiap fase perkembangan psikologi manusia (anak-anak,remaja,dewasa,dan lanjut usia).

Mistisme dalam agama (Bab 6)
Penulis membahas mengenai mistisme, karakteristiknya, dan macamnya termasuk ilmu gaib ,magis, kebatinan dan paraspsikologi. Mistisme adalah kepercayaan atau pengalaman tentang kemistikaan. Dalam konteks agama mistisme juga dapat berarti bahwa pengetahuan tentang Tuhan dan kebenaran hakiki hanya mungkin didapatkan melalui perilaku meditatif atau perenungan spiritual tidak melalui pikiran dan tanggapan pancaindra. Para tokoh agama sepakat bahwa pengalaman batiniah yang kemudian memunculkan pengalaman dengan tingkat lebih tinggi lagi (mistis) sangat berpengaruh pada perkembangan religiositas seseorang dan merupakan realitas meskipun para tokoh berbeda pendapat secara verbal dalam mengemukakan pengalaman mistis dan batiniah tersebut. Dalam arti sempit mistisme selalu berkaitan dengan pengalaman batiniah dan rohaniah seseorang sebagai dampak dari laku spiritualnya namun dalam arti luas mistisme tidak selalu terkait dengan agama setiap hal yang berkaitan dengan hal ke kaki pantan mengandung kemisterius-an bisa termasuk dalam mistisme misalkan ilmu gaib santet dan magis.

Kepribadian dan jiwa keagamaan (Bab 7)
Kepribadian merupakan kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari akan tetapi tidak banyak yang memahami makna sesungguhnya dari kepribadian kepribadian adalah salah satu objek kajian dalam psikologi sehingga hampir setiap ilmuwan psikologi membangun definisi tentang kepribadian dan memiliki teori tentang kepribadian manusia definisi kepribadian menurut beberapa ilmuwan antara lainnya kepribadian adalah kualitas psikologi yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan individu pola khusus dari perasaan pola pikir dan perilaku, kepribadian berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang berarti topeng, kepribadian adalah perorganisasian dinamis dalam diri individu di mana sistem psiko fisiknya menentukan penyesuaian unik terhadap llingkungannya.

Abnormalitas dalam
psikologi agama (Bab 8)
Normalitas kepribadian memiliki dua ciri utama yaitu perilaku itu dapat mengganggu realisasi dan aktualisasi diri individu disebabkan adanya sistem-sistem patologis seperti kecemasan kegelisahan keresahan kebimbangan.

Psikoterapi dalam psikologi agama (Bab 9)
Psikoterapi memiliki definisi penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental dan kejiwaan atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari.

Membumikan agama dalam kehidupan (Bab 10)
Diciptakan dengan tujuan utama menciptakan keseimbangan di dalam kehidupan keseimbangan ini bisa bermacam-macam wujudnya keseimbangan dapat terbentuk salah satunya dengan memberikan batasan pada perilaku manusia baik perilaku manusia kepada dirinya sendiri kepada sesama manusia kepada sesama makhluk hidup maupun kepada alam semesta. Dan agama merupakan dua hal yang saling terkait agama memiliki peran penting dalam kehidupan individu di sisi lain individu membutuhkan agama dalam kehidupannya terdapat banyak jenis individu menemukan agamanya. Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang berada di bawah tekanan karena memiliki serangkaian kebutuhan hidup dan juga berada di bawah pengaruh seperangkat kepercayaan ideal dan tujuan tersatukan dan terleburkan dalam rangkaian kesatuan kehidupan bersama. Fungsi agama dalam masyarakat antara lain fungsi pendidikan atau edukatif fungsi penyelamat fungsi pendamai perasaan fungsi kendali sosial fungsi solidaritas fungsi perubahan dan pemberdayaan fungsi kreatif fungsi totalitas fungsi perdamaian.