Pembekalan Merdeka Belajar Guru SMP PGRI 1 Buduran

SIDOARJO – menaramadinah.com-SMP PGRI 1 Buduran menyelenggarakan Sosialisasi Kebijakan Pendidikan dan Pemahaman Konsep Merdeka Belajar. Kegiatan ini mendatangkan narasumber pengawas SMP dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Abdullah, S.Pd, M.Pd. Bertempat di Aula Pandanwangi SMP PGRI 1 Buduran, Selasa (20/10/2020).
Sebanyak 50 orang guru (pendidik) menjadi peserta kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari guru berbagai mata pelajaran yang ada. “Melalui kegiatan ini, kami berharap para guru di SMP PGRI 1 Buduran lebih memahami konsep dan implementasi Merdeka Belajar. Ke depannya, mereka diharapkan bukan hanya mengerti teorinya, namun juga supaya bisa mempraktikkannya,”kata Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd saat membuka acara tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Abdullah, S.Pd, M.Pd yang bertugas sebagai pengawas pembina SMP PGRI 1 Buduran, menyajikan 2 materi: AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) dan PBKN (Pembelajaran Kehidupan Nyata).
“AKM dan PBKN ini berdasarkan kebutuhan tantangan Revolusi Industri 4.0, di antaranya terjadi disrupsi pekerjaan. Hasil PISA Indonesia juga masih kurang memadai, khususnya membaca dan numerasi,”katanya.
Menurutnya, AKM yang direncanakan sebagai pengganti Ujian Nasional itu akan diberlakukan untuk peserta didik kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas XI SMA. AKM SMP akan dilaksanakan pada bulan Maret minggu ke-3 tahun 2021. Hasilnya tidak untuk mengukur prestasi atau tingkat keberhasilan atau mutu. Namun sebagai feed back pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, tidak memerlukan persiapan khusus.
Abdullah menjelaskan bahwa AKM mencakup literasi dan nummerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Yang mendapatkan AKM bukan hanya peserta didik, tapi juga guru dan kepala sekolah. “Peserta didik hanya sebagian saja dengan random sampling (acak perwakilan). Kalau guru, semuanya mengerjakan survei lingkungan belajar,”ujarnya.


AKM peserta didik SMP dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama: tes literasi 90 menit, dan survei karakter 30 menit. Hari kedua: tes numerasi 90 menit, dan survei lingkungan belajar 30 menit. Adapun pendataan dilakukan mulai awal bulan November. Menurut rencana, ada AKM Nasional (kelas 5 SD, 8 SMP, dan XI SMA) dan AKM Kelas (kelas 2 SD sampai dengan kelas XII SMA, yang dilakukan oleh guru).
Selajutnya, sosialisasi diisi dengan mengenal, mengamati, menganalisa soal-soal AKM, yang berisi: literasi, numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Bahkan, para guru diajak untuk berlatih mengerjakan soal-soal AKM.

 

Uuntuk kedua: PBKN (Pembelajaran Berbasis Kehidupan Nyata), dipaparkan tentang bagaimana belajar dari, melalui, dadn untuk kehidupan sehari-hari. Yang juga mempertimbangkan keragaman sosial budaya, sumber daya alam, industri kecil, industri besar, dan UMKM, serta kearifan lokal.
Langkah-langkahnya, di antaranya: menentukan topik kewirausahaan, analisis KD (Kompetasni Dasar) semua mata pelajaran, kolaborasi mata pelajaran, panduan sesuai dengan topik kewirausahaan yang dipilih. Jika disusun sistematikanya: latar belakang, tujuan, harapan, hasil, sasaran, jadwal kegiatan, materi dan pemetaan KD, pelaksanaan dan monitoring. Produknya bisa barang atau jasa.
(Koesmoko, Humas SMP PGRI 1 Buduran)